![]() |
Dua bek Timnas Putri Indonesia, Emily Nahon dan Remini Rumbewas saat latihan jelang Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026./Instagram @timnasindonesia |
TANGERANG | JATIMSATUNEWS.COM - Prediksi susunan pemain Timnas Putri Indonesia di Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026.
Timnas Putri Indonesia yang dilatih Satoru Mochizuki akan bertanding di Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026 mulai Minggu (29/6) di Stadion Indomilk Arena, Tangerang.
Pelatih Satoru Mochizuki juga telah memilih 23 pemain untuk berlaga di Grup D melawan Kirgistan, Pakistan, dan China Taipei.
Di antara 23 nama yang terpilih, masih ada sembilan pemain dari Piala Asia 2022 di India.
Mereka adalah Safira Ika, Vivi Oktavia, Helsya Maeisyaroh, Remini Rumbewas, Rosdillah Nurrohmah, Viny Silfianus, Reva Octaviani, Marsela Awi, dan Zahra Muzdalifah.
Safira Ika pernah menjadi bek sayap kanan. Vivi Oktavia pernah menjadi gelandang. Reva Octaviani juga pernah menjadi bek sayap, dan Zahra menjadi penyerang.
Kini Safira menjadi bek tengah kanan, Vivi menjadi bek tengah kiri, Reva menjadi penyerang sayap, dan Zahra yang mulai menjadi pemain di mana pun dibutuhkan pelatih termasuk sebagai bek sayap kiri.
Selain mereka yang mulai bertransformasi, kini Garuda Pertiwi juga mendapat tambahan amunisi.
Empat pemain keturunan Indonesia-Belanda telah dinaturalisasi jelang kualifikasi ini, yakni kiper Iris de Rouw, bek tengah Emily Nahon, gelandang serang Felicia de Zeeuw, dan penyerang Isa Warps.
Mereka menjadi rombongan naturalisasi kedua setelah generasi pertama dijalani Noa Leatomu dan Estella Loupatty pada 2024.
Selain mereka, ada pemain muda berbakat yang di usianya masih 16 tahun sudah menjadi top skor sepanjang masa Timnas Putri Indonesia, yaitu Claudia Scheunemann.
Claudia mencetak 6 gol dalam 15 pertandingan bersama timnas putri senior sejak 2023.
Pemain keturunan Indonesia-Jerman yang lahir di Tangerang ini kemudian kedatangan Sydney Sari Hopper. Anak dari diaspora Indonesia di Amerika Serikat yang pulang membela negara asal ibunya.
Berbeda dengan Noa dan Estella yang punya ayah 100% Maluku tetapi harus menggunakan jalur naturalisasi. Sydney Hopper masih punya paspor Indonesia selain AS.
Sebab, ia merupakan anak berkewarganegaraan ganda (ABG) terbatas karena salah satu atau kedua orang tuanya di luar negeri masih memegang paspor Indonesia.
Sydney seperti Elkan Baggott dan Mathew Baker yang tak perlu naturalisasi untuk bisa membela Timnas Indonesia.
Selain Sydney, ada Katarina Stalin dan Kayla Ristianto yang pernah memperkuat Timnas Putri Indonesia.
Hanya saja, keduanya tidak bisa tampil di Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026 karena bertepatan dengan agenda penting di kompetisi pelajar di AS.
Di AS sepak bola wanita dibangun terstruktur dari lingkup pelajar sekolah untuk menuju level universitas, yang kemudian bermuara ke liga profesional wanita.
Pola ini diterapkan tidak hanya di sepak bola--termasuk kategori pria, melainkan pada semua cabang olahraga di AS.
Salah satu pemain yang tampak dibutuhkan timnas putri saat ini adalah Katarina Stalin. Sebab, dirinya mampu memerankan tugasnya sebagai gelandang bertahan yang presisi dalam memberi tekanan kepada lawan dan melindungi para bek agar tidak langsung terbuka untuk diserang lawan.
Sedangkan, pemain tengah lain saat ini bertipe gelandang tengah, termasuk Helsya Maeisyaroh dan Viny Silfianus.
Bahkan, Helsya cenderung lebih ofensif karena visi memberi umpan-umpan di sepertiga akhir lebih dibutuhkan dibanding tugas membersih serangan lawan.
Ditambah pula secara tinggi badan, Katarina tampak sangat ideal sebagai gelandang bertahan karena juga mampu berduel bola atas ketika terjadi tendangan gawang langsung maupun umpan panjang transisi dari lawan.
Aspek ini yang kurang dimiliki Helsya dan Viny, sehingga yang bakal maju untuk berduel udara justru bek tengah Vivi Oktavia yang memang punya postur 170 cm.
Di sepak bola wanita terutama di Asia, tinggi badan Vivi tergolong tinggi dan cocok sebagai pemain bertahan. Namun, tugas Vivi acapkali menumpuk.
Selain berusaha ikut maju ke lini tengah untuk memenangkan duel udara, Vivi juga harus menjadi pemain terakhir untuk menyapu bola bawah akibat pemain lawan lolos dari kawalan bek lain, atau juga lolos dari perangkap offside.
Inilah yang membuat keberadaan Katarina dibutuhkan meski usianya juga sangat muda. Bahkan, ia masih 16 tahun seperti Claudia.
Namun, kali ini Mochizuki berpotensi menyiasati kelemahan Indonesia dalam memenangkan pertarungan di lini tengah, baik duel atas maupun bawah dengan formasi berbeda.
Jika sebelumnya Indonesia putri identik dengan formasi 4-3-3, 4-4-2, atau 4-2-3-1, kini bisa saja Mochizuki akan menggunakan formasi 3-4-2-1 yang contoh terbaiknya diterapkan timnas Jepang putra senior di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sebagai pelatih asal Jepang, kemungkinan besar ia juga mengamati pola bermain Jepang putra yang diasuh Hajime Moriyasu.
Tim Samurai Biru hanya sekali kalah sejak menggunakan formasi 3 bek mulai kualifikasi putaran kedua hingga ketiga.
Bahkan, Jepang menjadi tim pertama yang lolos ke Piala Dunia 2026 di grup yang paling ketat di putaran ketiga yakni Grup C.
Disebut demikian, karena butuh laga kesembilan untuk memastikan 4 tim yang bertahan di kualifikasi dan laga ke-10 untuk menentukan tim kedua yang lolos langsung dari Grup C setelah Jepang.
Aspek penting yang ditawarkan dari formasi 3-4-2-1 adalah keseimbangan. Baik untuk bertahan maupun menyerang.
Selain itu, formasi ini dapat menyiasati kelemahan duel bola atas di lini tengah. Sebab, dengan adanya 1 bek tengah tambahan, bek tersebut yang punya atribut duel atas yang lebih baik dapat maju ke depan membantu gelandang bertahan untuk berduel dengan lawan.
Ketika bek tersebut maju, tidak akan mengurangi jumlah bek tengah secara signifikan, karena masih ada dua orang berjaga di garis tengah-akhir.
Pada skenario di timnas putri, Mochizuki dapat memainkan tiga bek tengah yang ditugaskan kepada Safira Ika, Vivi Oktavia, dan Emily Nahon.
Vivi dan Emily memiliki tinggi badan yang ideal sebagai bek tengah. Mereka pun bisa bergantian menjadi penghalau bola atas yang dikirim lawan, termasuk ketika bola masih di lini tengah.
Saat salah satu dari mereka maju, maka masih ada Safira dan satu bek tengah lagi yang berjaga di kedalaman.
Pola bertahan ini akan cukup efektif jika menghadapi tim yang berpotensi paling sulit dihadapi, yakni China Taipei.
China Taipei sudah berpengalaman menghadapi lawan tak hanya di tingkat Asia, namun juga lintas benua.
Mereka pernah beruji coba dengan Kenya dan Haiti pada Oktober 2024 di Turki. Tim berjuluk Mulan ini juga pernah ikut Piala Pinatar 2025 yang terdapat China, Kanada, dan Meksiko sebagai pesertanya.
Tim peringkat 42 dunia ini pun telah mencicipi kualitas tuan rumah Piala Asia 2026 yakni Australia.
Ditambah pula dengan fakta lain bahwa China Taipei merupakan tim perempat final Piala Asia Wanita 2022 ketika pada waktu sama Indonesia masih hanya bisa menjadi tim juru kunci.
Uji coba terjauh Indonesia yakni lintas benua pada periode terbaru ini juga baru sekali, yakni melawan tuan rumah Belanda.
Melihat perbedaan pengalaman kedua tim inilah, formasi 4-2-3-1 apalagi 4-3-3, akan cenderung berisiko untuk mudah dieksploitasi oleh China Taipei. Terutama melalui serangan balik.
Selevel Australia pun sempat merasakan gol semata wayang China Taipei dalam dua pertandingan uji coba melalui skema serangan balik kilat.
Demikian pula dengan Filipina yang tumbang dua kali dengan skor identik 0-1, yang salah satu golnya dengan skema serangan balik.
Padahal, Filipina adalah tim yang menyingkirkan China Taipei di perempat final Piala Asia 2022 meski melalui adu penalti (4-3), sekaligus pengubur mimpi Taipei untuk tampil kedua kali di Piala Dunia.
Lantas bagaimana prediksi susunan pemain Timnas Putri Indonesia untuk menghadapi China Taipei?
Berikut ini adalah dua prediksi susunan pemain dengan formasi berbeda untuk melawan China Taipei dan dua tim lain, yakni Kirgistan serta Pakistan.
Formasi 4-2-3-1 untuk melawan Kirgistan dan Pakistan
Iris de Rouw (PG); Remini Rumbewas, Emily Nahon, Vivi Oktavia, Gea Yumanda; Helsya Maeisyaroh, Sydney Hopper; Reva Octaviani, Felicia de Zeeuw, Isa Warps; Claudia Scheunemann
Formasi 3-4-2-1 untuk melawan China Taipei
Iris de Rouw (PG); Safira Ika, Emily Nahon, Vivi Oktavia; Gea Yumanda, Helsya Maeisyaroh, Felicia de Zeeuw, Zahra Muzdalifah; Reva Octaviani, Isa Warps; Claudia Scheunemann.
Tentu saja, kedua formasi tersebut merupakan prediksi termasuk susunan pemainnya. Semua keputusan ada di tangan Satoru Mochizuki selaku pelatih kepala dan lebih memahami kondisi pemain ketika menjalani latihan selama TC.
Menarik dinantikan bagaimana performa Timnas Putri Indonesia selama Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026 di Stadion Indomilk Arena, Tangerang.
Suporter Garuda dapat menyaksikan langsung perjuangan Timnas Putri Indonesia dengan memborong tiketnya yang tersedia dengan harga terjangkau.
Adapun perjuangan Indonesia untuk meraih satu-satunya tiket lolos ke Piala Asia Wanita 2026 akan berlangsung pada 29 Juni hingga 5 Juli 2025 mendatang. ***
Penulis: YAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?