![]() |
Ilustrasi foto |
Oleh: Siti Zainab Yusuf
ARTIKEL|JATIMSATUNEWS.COM - Waktu berjalan begitu cepat, mengalir, mengikuti takdir yang Maha Kuasa. Pasrah dan tunduk pada seluruh ketetapanNya. Hari berlalu begitu saja, suka duka datang silih berganti penuh arti dan misteri. Mengisi lembaran hidup dengan penuh makna dan bersahaja. Walau terkadang lelah melanda, tapi kekuatan doa mampu menguatkan asa. Tiada terasa saat ini kita berada di akhir tahun 1446 H dan siap menyambut tahun 1447 H dengan penuh harapan. Berbagai harapan tersimpulkan dalam ruang resolusi diri.
Resolusi tahun baru hijriah secara universal merupakan komitmen yang dibuat oleh umat Muslim untuk melakukan perubahan positif dalam hidup, terutama yang berkaitan dengan peningkatan keimanan dan ketaqwaan, serta perbaikan diri secara keseluruhan. Ini adalah waktu yang tepat untuk menetapkan tujuan baru, dan berupaya menjadi pribadi yang lebih baik. Resolusi diri tentunya harus diimbangi dengan refleksi diri. Tahun baru Islam, atau tahun baru Hijriah, adalah momen penting bagi umat Muslim untuk melakukan refleksi diri dan introspeksi atas perjalanan hidup yang telah dilalui. Ini adalah waktu untuk merenungkan amal perbuatan, mengevaluasi kekurangan, dan menetapkan niat serta resolusi baru untuk menjadi pribadi yang lebih baik di tahun yang akan datang.
Bulan Muharram menandai awal tahun dalam kalender Hijriah, yang merupakan sistem penanggalan dalam Islam. Muharram termasuk salah satu dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam, selain Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Sebagaimana firman Allah dalam QS.At-Taubah ayat 36: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir dijelaskan sebagai berikut: “Allah SWT mengkhususkan empat bulan haram dari 12 bulan yang ada, bahkan menjadikannya mulia dan istimewa, juga melipatgandakan perbuatan dosa disamping melipatgandakan pahala perbuatan baik.”
Keistimewaan bulan Muharram dari sisi historis adalah mengenang peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah. Sebuah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang sarat dengan nilai-nilai perjuangan, keberanian, dan pengorbanan. Beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Muharram, seperti diselamatkannya Nabi Musa dan kaumnya dari Fir'aun, serta kapal Nabi Nuh yang berlabuh dengan selamat. Di bulan Muharram, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak melaksanakan puasa Sunnah. Puasa pada tanggal 9 Muharram (Tasu’ah) dan 10 Muharram (Asyura) yang memiliki keutamaan besar, yaitu dapat menghapus dosa setahun yang lalu.
Mengetahui beberapa keistimewaan bulan Muharram, bisa menjadikan motivasi bagi umat Islam untuk mengawali realisasi dari resolusinya. Selama ini, kebanyakan orang sering memosting harapan-harapan atau resolusi mereka di moment merayakan tahun baru. Sibuk menyiapkan quotes yang dipampang dalam social medianya. Dipasang foto-foto moment yang unik serta dibubuhi berbagai captions yang menarik. Berbagai aktifitas persiapan menyambut tahun baru diusahakan sedemikian rupa. Mulai dari kembang api, petasan , aneka menu makanan disiapkan untuk begadang menunggu datangnya tahun baru hijriah. Moment tersebut diabadikan dengan video maupun foto-foto yang cute, kemudian diposting di social medianya dibubuhi berbagai harapan mereka di tahun baru. Mereka hanya disibukkan memosting berbagai harapan atau resolusinya, tetapi masih bingung bagaimana merealisasikannya dan mulai kapan berusaha merealisasikannya.
Seiring waktu dan kesadaran mereka, sebagian orang mulai mengisi social media dengan ucapan selamat tahun baru hijriah. Memosting kegiatan keagamaan di daerah masing-masing hingga mencari aktivitas yang lainnya. Memosting doa akhir tahun dan awal tahun. Meskipun hanya mengkopas informasinya dari status whatsap milik teman. Atau hasil share di wa grup. Tidak hanya doa akhir dan awal tahun aja, di situ juga terpampang berbagai amalan yang bisa dilakukan umat Islam. Asal posting saja terkadang sumbernya tidak jelas. Ada juga yang memosting keutamaan puasa Sunnah di bulan Muharram. Mulai dari keutamaan puasa 10 hari awal Muharram hingga keutamaannya. Bahkan niat puasanya juga dicantumkan. Sebenarnya hal tersebut bisa langsung dipraktekkan, seperti melafalkan doa khusus di akhir tahun dan di awal tahun. Melaksanakan puasa Sunnah di bulan Muharram, bersedekah, bersilaturrahmi dan lain sebagainya karena hal tersebut bisa berdampak positif bagi peningkatan ibadah dan pribadi mereka.
Pergantian tahun seharusnya kita disibukkan dengan kegiatan refleksi diri dan resolusi diri. Refleksi diri merupakan proses introspeksi atau perenungan diri, di mana seseorang meninjau kembali pengalaman, tindakan, dan keputusan yang telah diambil untuk memahami diri sendiri lebih baik. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memperbanyak syukur, istighfar, ikhlas terhadap apapun yang telah menimpa diri, baik suka maupun duka, dan mengharap ridho Allah atas semua amal perbuatan yang telah kita lakukan selama setahun yang lalu.
Tahun baru Islam merupakan waktu yang tepat untuk menetapkan niat baru, membuat resolusi untuk meningkatkan ibadah, memperbaiki akhlak, dan berkontribusi lebih positif bagi masyarakat. Apapun bentuk resolusinya, intinya, resolusi diri itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup yang berorientasi untuk bekal di akhirat kelak, yang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Seperti memperbaiki kualitas sholat fardhu, memperbanyak sholat sunnah, membaca dan memahami Al-Quran lebih dalam, serta meningkatkan kualitas ibadah lainnya. Berusaha untuk lebih sabar, ikhlas, jujur, dan menjauhi sifat-sifat tercela. Memperbaiki circle pertemanan. Mengikuti kajian, seminar, atau membaca buku-buku Islami untuk menambah pengetahuan agama. Mengatur Keuangan dengan prinsip Syariah, menghindari riba. Menjaga pola makan sehat, berolahraga, dan menghindari kebiasaan buruk. Memperbanyak sedekah, bersilaturrahmi, dan istiqamah dalam kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?