Banner Iklan

Michael Susanto di Pembukaan MMD UB 2025, Kepemimpinan Dimulai dari Diri Sendiri, Bukan Sekadar Jabatan

Anis Hidayatie
26 Juni 2025 | 19.37 WIB Last Updated 2025-06-26T16:14:40Z


Michael Susanto di Pembukaan MMD UB 2025, Kepemimpinan Dimulai dari Diri Sendiri Bukan Sekadar Jabatan

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Semangat kepemimpinan dan kontribusi nyata untuk masyarakat menjadi pembahasan utama  pembukaan Pembekalan Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya (UB) 2025, Rabu (26/6). Berlangsung di Gedung Sasana Krida,  Michael Susanto, tokoh muda yang juga perwakilan dari Tanoto Foundation, tampil memberi motivasi, membangkitkan kesadaran mahasiswa akan makna kepemimpinan sejati dan urgensi kontribusi sosial.

Dalam paparannya, Michael menekankan pentingnya mengenali dan memimpin diri sendiri sebagai langkah awal menuju kepemimpinan yang berdampak.

 “Kepemimpinan bukan soal jabatan, bukan soal posisi. Kepemimpinan adalah aksi. Dan semua itu dimulai dari diri sendiri,” tegasnya di hadapan 1000 peserta.

Tanoto Foundation, lembaga filantropi independen di bidang pendidikan dan kesehatan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, melalui program-programnya berkomitmen meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Indonesia. Salah satu program unggulannya adalah TELADAN yang bertujuan mencetak pemimpin masa depan yang tidak hanya piawai secara akademis, tapi juga mampu berkontribusi nyata di tengah masyarakat.

“Kalau kita mau berkontribusi kepada masyarakat, tidak bisa tidak — kita harus memulai dari diri sendiri. Orang muda adalah mereka yang kuat karena mereka mau mengambil tanggung jawab, bukan sekadar menjadi dampak, tapi justru menjadi solusi,” ujar Michael, yang menyampaikan materi dengan penuh semangat dan interaktif.

Ia mencontohkan isu perubahan iklim dan krisis sampah di Indonesia, serta tantangan stunting yang masih membayangi anak-anak negeri. “Satu dari lima anak di Indonesia berisiko stunting. Jika ini tidak kita atasi bersama, maka masa depan akan kehilangan potensi luar biasa,” tandasnya.

Kepada mahasiswa peserta MMD, Michael berpesan agar jangan menjadikan program ini sekadar rutinitas atau “liburan sosial”.

 “Pastikan ada dampaknya dan gunakan data dalam menciptakannya. Pastikan ada buktinya. Berkolaborasilah dengan pemdes, karang taruna, PKK, dan unsur masyarakat lainnya. Harus berdampak, berkelanjutan, dan inovatif.”


Dalam sesi tanya jawab, mahasiswa bernama Fauzan dari kelompok desa Ngadireso menanyakan bagaimana menjaga kesinambungan program setelah mahasiswa kembali dari desa. 

Michael menjawab lugas, “Pemimpin tidak bisa bekerja sendiri. Libatkan masyarakat sejak awal. Desa punya potensi luar biasa, kita hanya hadir untuk mempercepat dan mendukung apa yang sudah ada.”

Menutup pembekalan, Michael menyampaikan kutipan bijak Lao Tzu yang menjadi pegangan banyak pemimpin besar.

 “Pemimpin terbaik adalah yang setelah ia selesai bekerja, orang-orang tidak sadar bahwa ia pernah ada. Mereka merasa bahwa keberhasilan itu adalah hasil kerja keras mereka sendiri. Seorang pemimpin yang baik mampu memberdayakan timnya sehingga mereka merasa memiliki pencapaian tersebut.”

“Bukan mereka yang butuh kita, tapi kitalah yang butuh mereka. Karena desa memberi kita hati yang penuh sukacita. Maka hargailah,” tutup Michael, disambut tepuk tangan panjang dari peserta.

Program MMD UB 2025 sendiri melibatkan 70 kelompok mahasiswa yang akan terjun langsung ke desa-desa di berbagai wilayah, membawa misi memberdayakan masyarakat melalui pendekatan kolaboratif dan berkelanjutan.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Michael Susanto di Pembukaan MMD UB 2025, Kepemimpinan Dimulai dari Diri Sendiri, Bukan Sekadar Jabatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now