![]() |
| Megawati Hangestri Pertiwi dan Tran Thi Thanh Thuy saat pertandingan Pul B SEA Games 2025 antara Indonesia vs Vietnam di Bangkok (12/12)./Instagram @indonesian_volleyball |
BANGKOK | JATIMSATUNEWS.COM - Timnas Voli Putri Indonesia yang diperkuat Megawati Hangestri Pertiwi akan melawan tuan rumah Thailand di semifinal SEA Games 2025.
Pertandingan Thailand vs Indonesia akan berlangsung pada Minggu (14/12) sore pukul 15.00 WIB di Stadion Indoor Huamark, Bangkok.
Pertemuan ini disebabkan oleh posisi kedua tim di fase grup. Thailand finis sebagai juara Grup A, sedangkan Indonesia finis kedua di Grup B.
Posisi ini didapat Indonesia karena kalah 0-3 langsung dari Vietnam yang dikapteni Tran Thi Thanh Thuy.
Hasil ini membuat Indonesia harus menghadapi Thailand, tim terkuat di Asia Tenggara sekaligus juara bertahan SEA Games sejak 1995.
Terakhir kali Thailand gagal meraih medali emas pada 1993 di Singapura karena kalah dari Filipina.
Hingga saat ini, Thailand telah mengoleksi 16 emas, 2 perak, dan 3 perunggu.
Torehan emasnya jauh meninggalkan tim-tim lain termasuk yang sedang naik daun yakni Vietnam. Vietnam bahkan belum pernah meraih medali emas SEA Games ketika mulai menjadi kekuatan baru pada 2001 (finalis).
Walau demikian, Vietnam menjadi pesaing paling sulit bagi Thailand dalam perebutan emas SEA Games sejak 24 tahun lalu. Praktis, dari 12 final medali emas yang digelar, hanya ada tiga tim yang bisa lolos ke partai puncak. Yaitu Thailand (12), Vietnam (11), dan Indonesia (1).
Melihat situasi saat ini, peluang Thailand vs Vietnam di final SEA Games edisi ke-33 juga kembali terbuka.
Vietnam baru saja mengalahkan Filipina 3-0 di semifinal hari ini (14/14) dengan skor per set 25–17, 25–14, dan 25–17.
Total skor pertandingannya (75-48) bahkan lebih telak dibanding saat Vietnam mengalahkan Indonesia di Grup B (75-54).
Filipina pun lolos ke semifinal sebagai peringkat kedua Grup A. Mereka kalah 0-3 dari Thailand dengan skor per set 25–11, 25–17, dan 25–16 (75–44).
Artinya, secara matematis kekuatan Thailand dan Vietnam cukup setara. Ini membuat final Thailand vs Vietnam lebih terbuka dibanding Vietnam vs Indonesia.
Sebab, terakhir kali Indonesia bisa mengalahkan Thailand di SEA Games pada 1983 di fase grup (3-0) ketika mereka kemudian meraih emas--menang 3-2 atas Filipina di final.
Sejak itu, persaingan Indonesia paling dekat adalah Vietnam untuk menjadi tim terbaik kedua setelah Thailand. Bahkan, ini terjadi tak hanya di SEA Games melainkan juga ajang lain seperti SEA V League.
Hanya saja, perubahan peta kekuatan terjadi lagi dengan kembali kuatnya Filipina pada cabor bola voli putri.
Sebelum Filipina dikenal penggemar voli Indonesia masa kini sebagai tim peringkat keempat di SEA Games selama edisi 2017-2023, Filipina adalah salah satu kekuatan voli putri Asia Tenggara.
Terbukti dengan raihan enam medali emas SEA Games, yang merupakan jumlah terbanyak kedua setelah Thailand. Jumlah emas Filipina lebih banyak dari Indonesia (1) dan Vietnam (0).
Pada masa jayanya mulai 1977, Filipina bersaing ketat dengan Indonesia sebanyak lima kali di final pada edisi 1977 (Kuala Lumpur), 1979 (Jakarta), 1981 (Manila), 1983 (Singapura), dan 1987 (Jakarta). Hasilnya, Filipina unggul empat kali dan Indonesia sekali.
Terakhir kali Filipina tampil di final SEA Games pada 1993 di Singapura dan unggul atas Thailand. Sedangkan, Indonesia terakhir kali menjejak panggung final pada 2017 di Kuala Lumpur.
Kini, ketika Thailand dan Vietnam rutin bersaing untuk memperebutkan medali emas dalam tiga edisi terakhir, Indonesia dan Filipina bersaing sengit untuk medali perunggu.
Dalam tiga pertemuan terakhir pada laga perebutan medali perunggu, Indonesia mampu menundukkan Filipina.
Bahkan, Indonesia mampu mengamankan medali SEA Games secara beruntun sejak 2007. Dan terakhir kali gagal membawa medali pada 2005 di Filipina.
Lantas, akankah rekor Indonesia selalu meraih medali SEA Games cabor bola voli putri bertahan pada 2025?
Berdasarkan riwayat pertemuan terakhir melawan Filipina, Indonesia selalu kalah. Tren kekalahan ini dimulai pada SEA V League 2024--berpatokan pada skuat Indonesia terbaik yang dikirim PBVSI--yang menjadi awal mula jatuhnya dominasi timnas voli putri atas Filipina.
Secara mengejutkan, Megawati Hangestri dkk tumbang 1-3 dan 2-3 dari Alyssa Solomon cs.
Kekalahan berlanjut pada SEA V League 2025, yakni 1-3 pada leg 1 dan 0-3 pada leg 2. Hasil ini dan ditambah dengan kekalahan dari Thailand serta Vietnam, membuat Indonesia pertama kali tanpa poin di SEA V League.
Pertemuan lainnya pada 2025 adalah AVC Nations Cup yang berlangsung di Vietnam. Hasilnya, Indonesia kalah 1-3 dari Alas Pilipinas--julukan timnas voli putri Filipina--di fase grup.
Dengan tiga pertemuan terakhir tersebut, maka ada alarm peringatan bagi Mega dan kolega terhadap potensi buruk jaminan medali SEA Games terlepas dari genggaman.
Kecuali, jika Indonesia mampu mengalahkan Thailand di semifinal maka sudah pasti mendapat medali, baik emas atau pun perak.
Opsi lainnya tentu adalah mengalahkan Filipina untuk pertama kali sejak masa kelam 2024. Dengan demikian, Indonesia akan memperpanjang rekor selalu membawa pulang medali SEA Games dari cabor voli putri indoor dalam 10 edisi beruntun sejak 2007. ***
Penulis: YAN
Baca juga: Peta Kekuatan Semifinalis Sepak Bola Putri, Indonesia di Tengah Kepungan Jebolan Piala Dunia



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?