Banner Iklan

Kisah Dana, Dokter Muda FK UMM yang Terjun dalam Layanan Psikososial Pascabencana di Sumbar

Muh. Rahmani Hafidzi
23 Desember 2025 | 15.33 WIB Last Updated 2025-12-23T08:33:24Z

Dana, Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMM

Malang, JATIMSATUNEWS.COM — Berhadapan langsung dengan penyintas yang kehilangan rumah dan anggota keluarga menjadi pengalaman paling mengguncang bagi Muhammad Hafidz Putra Perdana. Dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK UMM) yang akrab disapa Dana ini terjun langsung dalam layanan psikososial pascabencana banjir bandang di Sumatera Barat.

Dana merupakan mahasiswa profesi dokter FK UMM asal Banjarmasin yang tergabung dalam program tanggap bencana UMM bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (KemendiktiSaintek). Program ini berfokus pada pelayanan medis dan pendampingan psikososial bagi masyarakat terdampak banjir bandang, dengan penugasan relawan sepanjang Desember 2025.

Dalam tim tersebut, Dana dipercaya bergabung sebagai anggota layanan psikososial yang mendampingi penyintas dengan gangguan mental akibat trauma bencana. “Saya langsung turun ke masyarakat untuk melakukan asesmen dan menggali gejala gangguan mental yang muncul pascabencana,” ujarnya.

Hari pertama bertugas di Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, menjadi titik awal Dana bersentuhan langsung dengan realitas pahit bencana. Ia mengunjungi tiga rumah singgah yang menampung penyintas dari Kecamatan Palembayan, salah satu wilayah zona merah dengan tingkat kerusakan parah.

“Mereka bercerita rumahnya rata dengan tanah, bahkan banyak yang kehilangan anggota keluarga,” ungkap Dana.

Menurutnya, mayoritas penyintas mengalami kecemasan berat, gangguan panik, serta tekanan emosional akibat kehilangan orang terdekat. Pendampingan dilakukan melalui asesmen psikologis, konseling, teknik relaksasi, serta pemberian obat-obatan yang dipantau secara berkala selama dua pekan.

“Sebagian besar pasien adalah mereka yang kehilangan keluarga, tetapi semangat mereka untuk bertahan hidup tetap luar biasa,” katanya.

Pengalaman paling membekas bagi Dana terjadi saat bertugas di salah satu rumah singgah di Lubuk Basung yang menampung penyintas dari Palembayan. Ia mendengar kisah seorang ayah yang berjuang keras menyelamatkan keluarganya di tengah bencana. “Cerita mereka sangat mengguncang saya secara personal dan menjadi pengingat kuat tentang arti kemanusiaan,” tuturnya.

Meski telah menjalani stase kejiwaan selama masa koas, Dana mengaku pengalaman lapangan ini memberikan pelajaran yang jauh lebih mendalam. “Ini pengalaman yang tidak tergantikan bagi saya sebagai calon dokter,” ujarnya.

Dana berharap kehadiran program tanggap bencana UMM bersama KemendiktiSaintek, khususnya pada layanan medis dan psikososial, dapat membantu mempercepat pemulihan mental dan sosial para penyintas pascabencana.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kisah Dana, Dokter Muda FK UMM yang Terjun dalam Layanan Psikososial Pascabencana di Sumbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now