Banner Iklan

KH Marzuki Mustamar Jelaskan Gerakan Istighosah: Bukan Kepentingan Kelompok, Tapi Perintah Ulama Sepuh

Muh. Rahmani Hafidzi
03 Desember 2025 | 07.19 WIB Last Updated 2025-12-03T00:19:06Z

Gerakan Istigotsah Mujahadah bersama KH Marzuki Mustamar

MALANG,  JATIMSATUNEWS.COM — Gerakan istighosah mujahadah yang kini marak di berbagai daerah kembali mendapat penegasan dari KH Marzuki Mustamar. Mantan Ketua PWNU Jawa Timur ini memastikan bahwa gelombang istighosah yang dilakukan warga NU bukanlah gerakan spontan, bukan pula kepentingan kelompok tertentu, melainkan murni bentuk kepatuhan terhadap dawuh masyayikh. Pernyataan itu disampaikan dalam wawancara khusus pada Selasa (2/12/2025), di kediaman Gus Hilal Fahmi, Jalan Ronggolawe 36, Pagentan, Singosari, Malang, usai melaksanakan mujahadah bersama jamaah.

“Saya santri. Diperintah budal, yo budal. Latar belakangnya apa, saya hanya menjalankan perintah masyayikh,” tegas KH Marzuki. Ia menuturkan bahwa arahan yang sama datang dari berbagai ulama sepuh sehingga gerakan istighosah ini menjadi bentuk keseragaman dan kepatuhan warga NU pada otoritas spiritual tertinggi.

“Ini bukan inisiatif kami. Ketika dawuh sudah mutawatir, berarti valid, layak dilaksanakan,” lanjutnya.

Ketika ditanya apakah gerakan istighosah ini berkaitan dengan kondisi internal NU yang belakangan dinilai memanas, KH Marzuki dengan tegas menepis anggapan tersebut. Baginya, urusan prihatin atau tidaknya atas kondisi organisasi berada sepenuhnya di tangan para masyayikh.

“Prihatin apa tidak, masyayikh yang tahu. Kami ini cuma menjalankan perintah,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa warga NU akar rumput tidak memiliki kapasitas untuk mengusulkan sesuatu terkait dinamika organisasi.

“Usul opo? Yang bisa usul itu orang yang ikut muktamar. Kami hanya bisa berdoa,” katanya.

Di tengah dinamika yang terjadi, KH Marzuki mengaku memiliki harapan sederhana namun fundamental: NU yang adem, solid, dan dipimpin oleh orang-orang yang tulus berkhidmat.

“Saya itu hanya berangan-angan, pengurus NU di semua tingkatan itu tulus kepada Allah. Ikhlas, tidak punya niat macam-macam,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa pemimpin NU idealnya adalah sosok yang berpengalaman dan memiliki rekam jejak jelas. Ia menyinggung fenomena munculnya tokoh yang tiba-tiba menduduki posisi strategis tanpa proses panjang.

“Kalau belum punya pengalaman, jangan langsung jadi top leader. Moro-moro naturalisasi, langsung jadi bendahara umum, ya kacau,” selorohnya.

Istighosah sebagai Ikhtiar Spiritual di Tengah Banyak Musibah.

Menanggapi kondisi Indonesia yang tengah dilanda bencana alam mulai dari wilayah barat hingga timur Nusantara, KH Marzuki menilai bahwa istighosah adalah bagian dari tanggung jawab spiritual warga NU.

Baginya, doa bukan hanya tradisi, melainkan ikhtiar moral di tengah situasi nasional yang tidak baik-baik saja.

Meski enggan mengomentari friksi yang terjadi di tingkat pusat, ia menegaskan bahwa NU tetap memiliki panggilan kemanusiaan yang harus dijalankan.

Dalam wawancara tersebut, KH Marzuki juga mengingatkan bahwa NU memiliki peran strategis dalam memberi rekomendasi kebijakan kepada pemerintah, terutama terkait isu kebencanaan. Namun ia menegaskan bahwa proses tersebut harus berbasis profesionalitas.

“Harus ada orang-orang yang qualified. Profesor kelautan, ilmuwan, ahli kebencanaan, semua dilibatkan. Biar keputusan tepat sasaran,” tuturnya.

KH Marzuki menutup wawancara dengan penegasan bahwa ketaatan terhadap masyayikh serta ketulusan dalam berkhidmat menjadi fondasi penting bagi NU dalam menghadapi dinamika internal maupun persoalan bangsa.

Gerakan istighosah mujahadah, menurutnya, adalah wujud nyata bagaimana tradisi spiritual tetap menjadi pegangan utama warga NU di tengah berbagai persoalan yang terus berkembang.

“Yang penting manut dawuh masyayikh. Iki pegangan kita,” tegasnya.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • KH Marzuki Mustamar Jelaskan Gerakan Istighosah: Bukan Kepentingan Kelompok, Tapi Perintah Ulama Sepuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now