![]() |
| Hubungan Media Sosial dan Pengaruh Bullying terhadap Remaja, Sumber Foto: Narasi TV |
ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM -
Pendahuluan
Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam kehidupan remaja, khususnya melalui kehadiran media sosial. Platform seperti Instagram, TikTok, dan X (Twitter) menjadi ruang utama bagi remaja untuk berinteraksi, mengekspresikan diri, dan membangun identitas sosial. Namun, di balik manfaat tersebut, media sosial juga menghadirkan sisi gelap berupa bullying digital (cyberbullying) yang berdampak serius pada kondisi psikologis remaja.
Fenomena bullying di media sosial semakin marak dan sering kali terjadi tanpa disadari oleh pelaku maupun korban. Hal ini menjadikan isu ini penting untuk dikaji, terutama dari sudut pandang psikologi.
Isi
Bullying di media sosial adalah tindakan agresif yang dilakukan secara berulang melalui platform digital, seperti ejekan, penghinaan, ancaman, penyebaran foto atau video tanpa izin, hingga komentar negatif yang merendahkan.
Remaja menjadi kelompok paling rentan karena berada pada fase pencarian jati diri dan kebutuhan akan pengakuan sosial.
Apa (What) yang terjadi adalah meningkatnya kasus perundungan secara verbal dan nonverbal di media sosial. Siapa (Who) yang terlibat adalah remaja sebagai korban maupun pelaku. Di mana (Where) peristiwa ini terjadi di ruang digital, terutama media sosial. Kapan (When) dapat terjadi kapan saja tanpa batas waktu. Mengapa (Why) bullying mudah terjadi karena anonimitas, kurangnya kontrol, dan rendahnya empati pelaku. Bagaimana (How) dampaknya muncul melalui tekanan psikologis, seperti stres, kecemasan, depresi, bahkan keinginan untuk menarik diri dari lingkungan sosial.
Dari sudut pandang psikologi, bullying di media sosial dapat memengaruhi harga diri (self-esteem) remaja. Komentar negatif yang terus-menerus diterima dapat membuat remaja merasa tidak berharga, malu, dan kehilangan kepercayaan diri.
Dalam jangka panjang, kondisi ini berpotensi memicu gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Selain itu, media sosial juga mempercepat penyebaran bullying. Satu unggahan atau komentar negatif dapat dilihat oleh banyak orang dalam waktu singkat, sehingga rasa malu dan tekanan yang dirasakan korban menjadi berlipat ganda dibandingkan bullying secara langsung
Penutup
Media sosial memiliki peran besar dalam kehidupan remaja, namun penggunaannya yang tidak bijak dapat menimbulkan dampak negatif berupa bullying digital. Oleh karena itu, diperlukan peran bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk memberikan edukasi literasi digital, menanamkan empati, serta menciptakan lingkungan media sosial yang lebih aman dan sehat bagi remaja.
Dengan pemahaman psikologis yang baik, diharapkan remaja mampu menggunakan media sosial secara lebih bijak dan terhindar dari perilaku bullying, baik sebagai korban maupun pelaku.
Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas dari Drs.Widiyatmo Ekoputro, M.A. Dosen pengampu mata kuliah pengantar pisikologi.
Penulis :
NAMA :Edwintus Wanu
NIM :1152500130
MATA KULIAH :Pengantar Pisikologi
KELAS :C



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?