Banner Iklan

UM Kembangkan Terapi Seni Anak untuk Pendidikan Berkualitas dan Berkelanjutan di Pacitan

Eko Rudianto
22 September 2025 | 17.23 WIB Last Updated 2025-09-22T10:35:01Z


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Universitas Negeri Malang (UM) terus menguatkan peran keilmuannya dalam pemberdayaan masyarakat melalui program pengabdian yang berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan, pengurangan kesenjangan, serta pembangunan yang berkelanjutan pada Senin, (18/8/25)

Sebagai tahap implementasi pertama, UM melaksanakan program bertajuk “Terapi Seni Anak untuk Penguatan Identitas Budaya Anak Usia Sekolah Dasar di Pelosok Kabupaten Pacitan, melalui Praktik Muatan Edusosiopreneurship sebagai Wujud Dukungan terhadap Asta Cita, Menuju Indonesia Berkepribadian dalam Kebudayaan.” 

Inisiatif ini mendukung tiga agenda utama Sustainable Development Goals (SDGs), yakni poin 4 tentang Pendidikan Berkualitas, poin 10 tentang Berkurangnya Kesenjangan, dan poin 11 tentang Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan.

Kegiatan dipusatkan di MI Guppi Widoro, Kabupaten Pacitan, dengan melibatkan Komunitas Pacitan Cerdas sebagai mitra strategis. Program ini diketuai oleh Dr. Ike Ratnawati, S.Pd., M.Pd., yang berkolaborasi dengan dosen dan mahasiswa lintas disiplin di UM. Sasaran utama adalah anak-anak usia sekolah dasar di wilayah pelosok, dengan fokus pada penguatan identitas budaya melalui terapi seni yang dirancang sebagai pengalaman belajar yang inklusif, kreatif, dan bermakna.

"Terapi seni dalam program ini mengintegrasikan pendekatan edusosiopreneurship, sebuah skema pembelajaran yang menggabungkan dimensi pendidikan, sosial, dan kewirausahaan berbasis budaya lokal. Anak-anak kami ajak untuk mengeksplorasi seni rupa tradisional, seperti penggambaran motif-motif lokal, pembuatan kerajinan sederhana, hingga presentasi hasil karya. Proses kreatif tersebut tidak hanya berfungsi sebagai media ekspresi dan pemulihan psikososial, tetapi juga membuka pandangan tentang nilai ekonomi dari karya budaya, sehingga menumbuhkan benih kewirausahaan sejak dini tanpa melepas akar identitas," terang Dr. Ike

Dari sisi pendidikan, program ini memperkaya pengalaman belajar dengan menempatkan budaya lokal sebagai sumber belajar utama. Anak-anak memperoleh kesempatan untuk mengaitkan pengetahuan baru dengan realitas sosialnya, yang pada gilirannya memperkuat literasi budaya, rasa percaya diri, serta motivasi untuk terus belajar. Pendekatan ini sejalan dengan SDGs 4 karena, menekankan pembelajaran berkualitas yang relevan dengan konteks lokal dan mendorong partisipasi aktif peserta didik.

Program ini juga menargetkan pengurangan kesenjangan yang berkaitan dengan SDGs poin 10, dengan memperluas akses terhadap layanan pendidikan bermutu ke wilayah yang selama ini terbatas fasilitasnya. Melalui kemitraan dengan komunitas, guru, dan orang tua, kegiatan dirancang adaptif terhadap kebutuhan setempat, memastikan keberterimaan, dan memperbesar peluang keberlanjutan. Dari perspektif SDGs 11, kegiatan ini menghidupkan kembali ruang-ruang sosial sebagai arena pembelajaran dan produksi budaya, yang pada akhirnya mendukung ekosistem permukiman yang inklusif, aman, dan berketahanan.

"Dampak jangka panjang, kami berharap terbentuknya ekosistem seni budaya berbasis komunitas yang mampu menjadi pusat aktivitas kreatif di Pacitan. Anak-anak tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga agen perubahan yang memelihara, memodernkan, dan mempromosikan nilai budaya ke ranah yang lebih luas. Dengan penguatan kapasitas lokal, program ini diharapkan melahirkan inisiatif turunan seperti lokakarya rutin, pameran karya, hingga pengembangan produk kreatif yang dapat berkontribusi pada perekonomian keluarga dan komunitas," imbuhnya.

Pelaksanaan kegiatan ini terselenggara berkat dukungan pendanaan dari “Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat” tahun 2025. Tim pelaksana menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kepercayaan serta dukungan tersebut, yang memungkinkan rangkaian program berjalan efektif dan memberikan dampak nyata bagi peserta dan komunitas mitra.

Ke depan, UM berkomitmen untuk mereplikasi model terapi seni berbasis edusosiopreneurship ini di satuan pendidikan lain, memperluas jejaring kemitraan, serta memperdalam riset tindak lanjut guna memetakan pengaruh program terhadap peningkatan identitas budaya, keterampilan kreatif, dan kesiapan kewirausahaan anak. Dengan sinergi antara pendidikan, sosial, dan budaya lokal, UM berupaya menghadirkan kontribusi berkelanjutan bagi terwujudnya masyarakat yang cerdas, berdaya, dan berkepribadian dalam kebudayaan sesuai semangat SDGs 4, 10, dan 11.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM**


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • UM Kembangkan Terapi Seni Anak untuk Pendidikan Berkualitas dan Berkelanjutan di Pacitan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now