ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM: Berita atau konten adalah informasi yang perlu disampaikan kepada publik. Tidak perlu menjadi wartawan untuk membuat berita. Siapapun anda asal ada yang ingin disampaikan maka anda bisa membuat berita. Hanya bedanya pada platform saja. Era digital saat ini membuat semua orang bisa menjadi "Wartawan" atau jurnalis dengan potensi ketersampaian sangat maksimal.
Wartawan menulis dengan legalitas, bisa dipertanggungjawabkan karyanya, demikian juga platform atau tempat unggahnya. Media mainstream, yang terdaftar resmi laiknya media media massa.
Sedangkan masyarakat umum atau sekarang ada profesi konten kreator juga tidak memerlukan syarat administrasi apapun untuk menjadi "jurnalis" dia bisa melakukan bermodal akun dan platform.
Jadi, ilmu menulis berita perlu dipelajari siapapun anda terutama jika ingin menyampaikan berita. Apakah setiap orang bisa? Sangat.
Punya pengalaman ghibah? Ya seperti itulah contoh paling mudah. Jadi wartawan hanya perlu ketrampilan diantaranya seperti orang bergunjing, hanya alihkan lebih terstruktur, lebih punya tujuan. Bukan sekedar rasan-rasan bikin dosa. Hehe
Mau pilih mana? Wartawan profesional atau wartawan amatiran (untuk konsumsi terbatas) atau konten kreator? Pilihan di tangan pengguna. Tidak ada yang salah dalam hal ini. Salahnya hanya pada ketika unggahan berpotensi melanggar undang undang.
Baiklah, sekarang jika semua baik baik saja, bagaimana harusnya menulis berita? Karena ini kan yang akan kita sampaikan. BERITA. Bahan menyampaikan adalah berita sehingga informasi tersampaikan maksimal. Potensial dibaca atau dilihat dan mendapatkan respon.
Menulis berita dan konten adalah keterampilan yang memadukan ketepatan informasi, gaya bahasa yang menarik, dan struktur yang rapi. Baik untuk media massa, blog, maupun media sosial, teknik menulis yang baik akan membuat pesan tersampaikan dengan jelas dan memikat pembaca.
1. Pahami Tujuan dan Audiens
Sebelum menulis, tentukan:
Tujuan: Apakah berita untuk informasi faktual, promosi, edukasi, atau hiburan?
Audiens: Siapa pembaca utama? kawan, siswa, guru, orang tua, masyarakat umum, profesional, atau kalangan khusus? Mengetahui target akan memengaruhi pilihan kata, gaya bahasa, dan sudut pandang berita.
2. Gunakan Rumus 5W+1H
Teknik dasar menulis berita adalah menjawab 5W+1H:
What (Apa): Peristiwa atau informasi utama.
Who (Siapa): Pelaku, narasumber, atau pihak yang terlibat.
When (Kapan): Waktu kejadian atau rencana kegiatan.
Where (Di mana): Lokasi kejadian.
Why (Mengapa): Alasan atau latar belakang.
How (Bagaimana): Kronologi, proses, atau cara terjadinya.
Contoh:
“SMAN 1 Turen (Who) Gelar Library Spark (What) pada Selasa 23 September 2025 (When) di Graha Srikandi (Where) sebagai upaya melatih civitas memiliki kemampuan literasi (Why) dengan menghadirkan narasumber jurnalis profesional Anis Hidayatie (How).”
3. Terapkan Struktur Piramida Terbalik
Dalam dunia jurnalistik, berita ditulis dengan format piramida terbalik:
Lead (Paragraf Pembuka): Menyampaikan inti berita paling penting (5W+1H).
Body (Isi): Penjelasan lebih rinci: latar belakang, kutipan narasumber (kalimat langsung) buat saya wajib ada, data pendukung.
Tail (Penutup): Informasi tambahan atau konteks yang kurang penting.
Contoh lead:
“Kepala SMAN 1 Turen Agus Haryanto mengapresiasi kegiatan Library Spark yang menghadirkan jurnalis profesional memberikan materi teknik menulis berita. Hal ini disampaikan dalam embukaan Library Spark Selasa (23/9/2025).”
4. Gunakan Judul yang Menarik dan Informatif
Judul adalah “pintu masuk” pembaca. Teknik membuat judul:
Singkat, padat, jelas (5–12 kata).
Mengandung kata kunci utama.
Bisa memancing rasa ingin tahu. Contoh:
“Library Spark Latih Siswa SMAN 1 Turen Kuasai Teknik Menulis Berita."
“Jalan Berlubang Arah Balekambang Rawan Kecelakaan, DPRD Desak Perbaikan Cepat”
5. Sisipkan Kutipan dan Data
Kutipan narasumber memberi kekuatan faktual dan kesan langsung.
“Siswa berprestasi harus dihargai," tegas Agus Haryanto
Data/fakta memperkuat berita: angka peserta, hasil penelitian, statistik.
6. Bahasa yang Jelas, Ringkas, dan Netral
Gunakan kalimat aktif agar tulisan hidup: “Siswa SMAN 1 Turen mengikuti…” (bukan “....Telah diikuti oleh diikuti”).
Hindari kata berbelit-belit atau jargon yang tidak perlu.
Tetap objektif—laporkan fakta, bukan opini pribadi, bukan pendatatmu yang ditulis. Misal ketua OSIS Cantik terpilih aklamasi. Kata cantik itu opini. Harus ada parameter menjelaskan kata itu. Apakah dia pernah terpilih sebagai putri kecantikan atau semacamnya.
7. Tambahkan Unsur Kreatif untuk Konten Digital
Untuk berita di media online, blog, atau media sosial, pertimbangkan:
Subjudul/Heading agar mudah dipindai.
Foto, infografik, atau video untuk memperkuat pesan.
Call to Action (CTA) bila tujuan konten adalah promosi.
8. Cek dan Edit Sebelum Publikasi
Tahap akhir sangat penting:
Periksa fakta (tanggal, nama, lokasi, angka).
Cek tata bahasa dan ejaan.
Pastikan tidak ada kesalahan informasi atau typo.
Contoh Ringkas Penulisan Berita
Judul: Tingkatan Iklim literasi, SMAN 1 Turen Gelar Library Spark
Lead:
“SMAN 1 Turen menggelar kegiatan Library Spark untuk meningkatkan iklim literasi diantara civitas sekolah, Selasa 23/9/2025 ”.
Isi: Kegiatan ini menghadirkan jurnalis profesional Anis Hidayatie yang memaparkan Teknik menulis berita.
"Untuk menulis berita tetap gunakan rumus 5 W + 1 H dengan struktur piramida terbalik," ujar Anis.
Kepala SMAN 1 Turen Agus Haryanto menyebut acara ini sebagai langkah meningkatkan iklim literasi di SMAN 1 Turen.
"Selama ini kegiatan literasi di SMAN 1 Turen sudah bagus. Ada Perpustakaan yang telah menjadi tempat tujuan siswa mencari referensi, ada guru guru yang memberikan waktu membaca buku dahulu sebelum siswa mengikuti pelajaran, juga ada kegiatan ekstra kurikuler jurnalistik. Nah untuk semakin membudayakan kegiatan literasi baca dan tulis kita ingin meningkatkan iklim literasi di SMAN 1 Turen semakin hangat. Maka Library Spark kita adakan," ujar Kepala Sekolah.
Penutup:
Acara library Spark dihadiri oleh ratusan peserta. Foto bersama menjadi agenda menarik sebelum acara ditutup.
Kesimpulan
Teknik menulis berita/konten yang baik memadukan struktur jurnalistik, gaya yang menarik, dan fakta yang akurat. Dengan memahami audiens, menguasai 5W+1H, serta memanfaatkan piramida terbalik, tulisan akan menjadi informatif, rapi, dan memikat pembaca.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?