![]() |
Shalika Aurelia ikut TC Timnas Putri Indonesia jelang Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026./YouTube @timnasindonesia |
JAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM - Pemandangan menarik ada di pemusatan latihan (TC) Timnas Putri Indonesia di kawasan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta.
Melalui tayangan video di kanal YouTube Timnas Indonesia, diketahui adanya pemain yang dipanggil Satoru Mochizuki meski tak tercantum dalam rilis PSSI 12 Juni lalu.
Pemain tersebut adalah Shalika Aurelia Viandrisa, bek tengah 21 tahun dan bertinggi badan 175 cm.
Ia turut berlatih bareng deretan pemain lain seperti Zahra Muzdalifah, Noa Leatomu, Iris de Rouw, Isa Warps, hingga Estella Loupatty.
Shalika yang kini menjadi bek tengah andalan klub Filipina, Makati FC, juga mengikuti simulasi permainan yang dipimpin langsung Pelatih Satoru Mochizuki.
Kehadiran Shalika menambah jumlah bek Timnas Putri Indonesia dengan tinggi badan yang cukup tinggi untuk ukuran pesepak bola wanita.
Empat bek tersebut yakni Vivi Oktavia Riski (28 tahun/170 cm), Emily Nahon (18 tahun/174 cm), Noa Leatomu (21 tahun/167 cm), dan Shalika Aurelia (21 tahun/175 cm).
![]() |
Emily Nahon dan Shalika Aurelia melakukan simulasi permainan dalam latihan Timnas Putri Indonesia di kompleks JIS./YouTube @timnasindonesia |
![]() |
Noa Leatomu (ketiga dari kanan) menjadi salah satu bek Timnas Putri Indonesia dengan tinggi badan yang cukup tinggi./YouTube @timnasindonesia |
![]() |
Vivi Oktavia memiliki tinggi badan yang bagus sebagai bek tengah andalan Timnas Putri Indonesia./Instagram @_viorisky_ |
Tinggi badan yang ideal di lini belakang ini dapat menjadi kekuatan bagi Indonesia jika harus menghadapi permainan vertikal dari lawan.
Selain itu, bek tinggi juga dapat menyulitkan pemain lawan yang hendak memanfaatkan tembakan dari luar kotak penalti.
Memiliki pemain yang tinggi di sektor pertahanan juga dapat untuk mengeliminasi serangan awal dari lawan melalui skema tendangan gawang langsung ke tengah lapangan. Termasuk jika lawan melakukan serangan balik dengan umpan panjang.
Faktor postur ini juga sempat disinggung pelatih Vietnam U-19 di Piala AFF Putri U-19 2025, yakni Masahiko Okiyama ketika menghadapi Indonesia di semifinal.
Meski timnya menang 4-0, Masahiko Okiyama menyebut Indonesia diuntungkan dengan keunggulan tinggi badan, sehingga cukup menyulitkan permainan Vietnam.
Pada skuat U-19, Indonesia memang terdapat beberapa pemain dengan tinggi badan sekitar 170 cm. Seperti Sydney Hopper serta kembar Jazlyn dan Jezlyn Kayla.
Bahkan, salah satu gol penting Indonesia yang mengantarkan tim asuhan Akira Higashiyama ke semifinal adalah sundulan dari Jazlyn Kayla ke gawang Kamboja.
Saat itu, di dalam kotak penalti terdapat Sydney, Jezlyn, Jazlyn, dan termasuk Nabila Divany yang punya postur cukup tinggi. Mereka pun mengungguli duel udara dengan lawan saat terjadi sepak pojok dan menjadi gol penyama kedudukan (1-1).
Artinya, skema serupa bisa pula diterapkan di timnas senior ketika Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026 mendatang.
Apabila merujuk permainan Timnas Putri Indonesia dalam dua laga internasional terakhir, terutama pada saat imbang 0-0 dengan Bangladesh, satu aspek yang belum dimaksimalkan adalah skema bola mati.
Pada ajang internasional seperti kualifikasi ini, skema bola mati juga dapat menjadi penentu kemenangan ketika skema permainan bola terbuka mengalami kebuntuan.
Salah satu calon lawan Indonesia di kualifikasi Grup D, China Taipei juga beberapa kali memanfaatkan permainan bola-bola atas untuk mengeliminasi tekanan dari lawan.
Ini terlihat pada laga uji coba FIFA Matchday dengan Filipina di Manila (3/6) yang berlangsung terbuka--dapat disaksikan suporter kala itu.
Tim berjuluk Mulan ini beberapa kali melakukan umpan-umpan panjang dan umpan silang lambung ke dalam kotak penalti lawan.
Mereka melakukannya untuk mencari bola liar di sekitar kotak penalti lawan jika gagal dihalau dengan sempurna.
Skema tersebut juga digunakan untuk mengeliminasi tekanan tinggi secara man to man dari lawan.
Sehingga, jika tidak ada pemain yang mampu menghalau bola atas tersebut, maka bola juga dapat berpotensi dijangkau pemain Taiwan yang lincah dan cepat dalam berakselerasi.
China Taipei pun merupakan calon lawan terberat Indonesia dalam perebutan satu-satunya tiket menuju Piala Asia Wanita 2026.
Artinya, selain mengantisipasi permainan cepat khas sepak bola Asia, Indonesia juga perlu mengantisipasi permainan oportunis dan spekulatif dari lawan-lawannya di Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026.
Salah satu caranya adalah mempunyai bek-bek yang bertinggi badan mumpuni untuk menghalau bola atas sebelum masuk sempurna ke dalam kotak penalti Garuda Pertiwi.
Menarik dinantikan, apakah Satoru Mochizuki akan membawa keempat bek tinggi tersebut ke dalam skuat final Timnas Putri Indonesia untuk kualifikasi mendatang, atau justru ada yang dicoret.
Selain itu, juga menarik untuk dinantikan siapakah bek tengah andalan Indonesia selama kualifikasi nanti.
Sebab, sejak Piala AFF Wanita 2024 hingga FIFA Matchday kontra Yordania dan Bangladesh, Mochizuki sangat bergantung pada duet Safira Ika (163 cm) dan Vivi Oktavia di bek tengah dalam formasi 4 bek.
Kini, dengan kedatangan Emily Nahon dan kembali dipanggilnya Shalika Aurelia--yang punya 14 caps timnas sejak 2019, maka menarik ditunggu apakah mereka dapat menjadi pilihan lain bagi Mochizuki.
Adapun jadwal Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026 akan berlangsung pada 29 Juni-5 Juli 2025 mendatang. Khusus Grup D akan dihelat seluruhnya di Stadion Indomilk Arena, Tangerang. ***
Penulis: YAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?