Proyek penelitian yang dipimpin oleh Prof. Dr. Isnandar, M.T., ini mengacu pada teori Resource-Based View (RBV) dan menekankan pentingnya peran Teaching Factory (TEFA) dalam pembentukan ketahanan karir siswa. Penelitian ini juga melibatkan kolaborasi dengan Universiti Selangor dan Dinas Pendidikan Jawa Timur.
“Teaching Factory bukan hanya ruang praktik, tapi jembatan penting yang menghubungkan teori pembelajaran dengan dunia industri. Melalui pengalaman langsung di TEFA, siswa tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga lebih tangguh dalam menghadapi tantangan karir,” jelas Prof. Isnandar saat ditemui di kampus UM.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS) untuk menganalisis keterkaitan antara agilitas karir, peran TEFA, dan resiliensi karir siswa. Data dikumpulkan dari siswa kelas akhir SMK yang terlibat dalam program TEFA di berbagai sekolah kejuruan.
“Model ini kami harapkan dapat menjadi rujukan strategis bagi sekolah-sekolah kejuruan dalam membentuk lulusan yang adaptif, relevan, dan siap bersaing di pasar kerja global,” tambah Prof. Isnandar.
Sementara itu, Dr. Widiyanti, M.Pd., salah satu anggota peneliti, menegaskan bahwa hasil riset ini memiliki potensi kontribusi langsung terhadap kebijakan pendidikan vokasi. “Kami ingin SMK benar-benar menjadi ekosistem pendidikan yang melahirkan lulusan siap kerja, bukan sekadar tempat pelatihan teknis semata,” ujarnya.
Penelitian ini didukung oleh skema Dana Internal Universitas Negeri Malang (UM) tahun 2025, dan dilaksanakan di berbagai SMK dengan program keahlian Konstruksi Bangunan dan bidang sejenis di wilayah Jawa Timur. Selain menghasilkan luaran akademik, tim peneliti juga menargetkan publikasi di jurnal ilmiah terakreditasi, pengajuan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), serta diseminasi hasil melalui forum-forum ilmiah nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?