PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM: Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam mendongkrak perekonomian lokal menjadi sebuah diskusi menarik. Sarasehan bertajuk "Peran Strategis BUMD dalam Mendorong Ekonomi Daerah" digelar. Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Naufal Alghifary, hadir didampingi oleh Ketua MWCNU Kecamatan Grati, Ahmad Bayhaqi Kadmi atau akrab disapa Gus Bay, sebagai narasumber utama.
Acara yang digelar di Hotel Royal Sinyur, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, ini dihadiri oleh tokoh masyarakat, pengusaha lokal, kader muda NU, Ansor, Muslimat dan Fatayat.
Dalam pemaparannya, Gus Bay menyampaikan pesan moral dan spiritual yang mendalam terkait kepemimpinan dan tanggung jawab sosial. Ia mengutip Imam Al-Ghazali dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib sebagai pijakan filosofis bahwa keaslian sifat seseorang akan terlihat saat mereka diberi kekuasaan.
"Saya tidak suka memuji, karena memuji orang itu ibarat melemparkan debu ke matanya. Tapi saya percaya apa yang dikatakan Imam Ghazali: sifat asli manusia akan tampak saat ia berkuasa," ujar Gus Bay, menyinggung pentingnya amanah dalam jabatan publik.
Ia mengapresiasi kehadiran Naufal Alghifary sebagai sosok muda yang dinilai tetap rendah hati dan dekat dengan masyarakat meskipun telah menduduki jabatan legislatif provinsi. Dengan usia 34 tahun, Naufal disebut sebagai representasi generasi baru yang membawa harapan akan perubahan yang konkret dan inklusif.
Gus Bay kemudian menyinggung filosofi dasar kehadiran BUMD dalam konteks sejarah Islam, khususnya pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab.
"Khalifah Umar adalah pelopor kebijakan sosial dan ekonomi. Ia menciptakan Baitul Mal, sistem pos menggunakan burung merpati, pengelolaan air bersama, semua demi kepentingan rakyat, bukan monopoli kelompok tertentu," jelasnya.
Selanjutnya Gus Bay juga memaparkan makna surat Yasin ayat 33 bahwa di bumi Allah, segala yang ada di dalamnya, baik biji-bijian yang tumbuh, atau mineral dan kekayaan di dalamnya, boleh diambil dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia. Namun tidak boleh serakah dan merugikan alam dan habitat mahluk lain," ucapnya.
Dalam konteks Pasuruan, Gus Bay menilai bahwa keberadaan BUMD harus dimaksimalkan, bukan hanya sebagai pelengkap kebijakan, tetapi sebagai motor penggerak ekonomi daerah—khususnya di sektor air bersih, pangan, hingga energi alternatif.
Sesi wawancara Naufal Alghifary menyampaikan bahwa BUMD harus kembali pada khitah-nya sebagai alat negara untuk menyejahterakan rakyat. Ia menyoroti pentingnya evaluasi manajemen dan transparansi dalam operasionalisasi BUMD di Kabupaten Pasuruan.
"BUMD harus hadir di tengah masyarakat, bukan justru menjadi beban APBD. Evaluasi menyeluruh diperlukan agar kita tahu mana yang layak diperkuat, mana yang harus direformasi," tegas Naufal.
Ia berjanji akan terus mengawal isu BUMD di tingkat provinsi, terutama dalam hal penyertaan modal, profesionalitas manajemen, dan pengawasan regulatif yang ketat.
Sarasehan menjadi momentum penting membangun kesadaran publik bahwa BUMD bukan sekadar lembaga pelengkap, melainkan pilar strategis yang dapat membangun kemandirian ekonomi daerah.
Dengan kombinasi antara etos kerja islami, pendekatan sosial-kerakyatan, dan penguatan kelembagaan, BUMD di Pasuruan diharapkan mampu menjadi solusi atas berbagai persoalan ekonomi masyarakat, terutama di tengah tantangan global dan ketimpangan pembangunan daerah. ANS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?