FEATURE | JATIMSATUNEWS.COM - Aula Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya siang itu tampak ramai.
Pada 15 Oktober 2022, kegiatan Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Tingkat
Dasar (LKMM-TD) memasuki sesi pengumuman hasil penilaian proposal program
kerja. Setelah rangkaian pemaparan dan seleksi, panitia mengangkat sebuah papan
bertuliskan “Penulis Proposal Terbaik LKMM-TD JBSI 2022”. Di bawah spanduk biru
yang terpampang di depan ruangan, saya berdiri bersama empat rekan kelompok
saya. Aulia, Nurul, Amara, dan Dian memegang papan penghargaan tersebut dengan
perasaan campur aduk. Proposal kami yang berjudul “Webinar Kepenulisan Novel
bersama Rena Kharisma” dinyatakan sebagai proposal terbaik dari seluruh peserta
angkatan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Ide awal
pembuatan proposal ini muncul dari pengamatan mendalam terhadap minat mahasiswa
dalam hal penulisan kreatif yang relatif tinggi. Di jurusan
kami, aktivitas menulis cerita seperti novel tentu bukan hal yang asing.
Mengetahui hal itu, terlintas dalam pikiran saya seorang lulusan Universitas
Negeri Surabaya bernama Rena Kharisma. Rena Kharisma merupakan seorang penulis
dan juga guru di SMA Hang Tuah 5 Sidoarjo. Karyanya banyak diminati pembaca khususnya
anak muda karena gaya penulisannya yang cukup kekinian. Selain itu,
kedekatannya dengan lingkungan akademik membuat wawasannya terasa dekat dengan
pengalaman mahasiswa. Karena itu, menghadirkan penulis muda yang dekat dengan
dunia mahasiswa terasa sangat relevan.
Proses
penyusunan proposal kami lakukan selama beberapa hari dengan melalui diskusi
langsung maupun daring. Setiap anggota memiliki peran masing-masing: Aulia
mengerjakan latar belakang, Nurul mengatur konsep alur kegiatan, Amara bertugas
menyusun publikasi, Dian mengelola anggaran, dan saya menyelaraskan struktur
keseluruhan. Ruang baca jurusan, lorong kampus, hingga grup pesan menjadi
tempat kami merundingkan isi proposal. Ketika panitia mengumumkan bahwa
kelompok kami terpilih sebagai pemenang, kami sempat saling menatap tidak
percaya. Setelah sesi foto, Aulia berkata pelan sambil tertawa kecil, “Kita
benar-benar menang? Padahal tadi pagi aku masih revisi timeline.” Ucapan itu
memecah ketegangan dan membuat kami semakin menyadari bahwa kerja keras selama
proses penyusunan memang tidak sia-sia.
Namun,
masih terlalu dini untuk melakukan sebuah selebrasi. Penghargaan tersebut
datang bersama amana baru. Panitia LKMM-TD menugaskan kelompok pemenang untuk
merealisasikan program yang tertulis dalam proposal. Dengan begitu, pekerjaan
kami yang sebenarnya baru saja dimulai. Kami harus menghubungi narasumber,
menyesuaikan jadwal, menyusun publikasi, mempersiapkan kebutuhan teknis
webinar, serta memastikan bahwa kegiatan yang kami buat berjalan sesuai konsep
yang telah kami rancang di atas kertas. Pada periode Oktober hingga awal 2023,
komunikasi intens dilakukan melalui pertemuan langsung di kampus maupun rapat
kecil di grup pesan. Menentukan tanggal kegiatan menjadi tantangan tersendiri
karena harus disesuaikan dengan jadwal narasumber dan kalender akademik.
Hubungan
dengan Rena Kharisma terbangun melalui komunikasi bertahap. Setelah membaca
proposal kami, ia menyatakan kesediaannya untuk berkolaborasi. Ia memberi
beberapa masukan terkait fokus materi agar lebih aplikatif bagi peserta.
Sikapnya yang kooperatif membuat proses koordinasi berjalan lancar. Pada salah
satu pertemuan, setelah jadwal disepakati, Nurul berkata dengan semangat,
“Kalau begitu, 12 Maret 2023 kita jalan. Kita pastikan semuanya siap sebelum
hari H.” Ucapan itu menjadi titik penanda bahwa ide dalam proposal sebentar
lagi berubah menjadi kegiatan nyata.
Menuju
hari pelaksanaan, intensitas kerja meningkat. Kami menyiapkan poster publikasi,
formulir pendaftaran, agenda rundown, hingga uji teknis untuk platform Zoom
Meeting. Proses publikasi berjalan cukup baik karena banyak mahasiswa tertarik
untuk mengikuti webinar bertema kepenulisan novel. Kehadiran Rena Kharisma
sebagai pembicara menambah daya tarik tersendiri, terlebih karena ia merupakan
alumni kampus yang sama. Satu hari sebelum acara, kami melakukan gladi teknis
untuk memastikan suara, tampilan layar, serta peran setiap anggota berjalan
dengan baik. Meski sempat ada kendala koneksi, semuanya bisa diatasi setelah
beberapa penyesuaian.
Pada 12 Maret
2023, webinar “Kepenulisan Novel bersama Rena Kharisma” resmi diselenggarakan.
Latar ungu pada tampilan Zoom yang kami desain tampak menonjol di layar para
peserta. Rena Kharisma muncul sebagai sorotan utama dan membuka sesi dengan
pembahasan mengenai proses kreatif menulis novel. Ia menjelaskan cara
mengembangkan karakter, memilih sudut pandang, hingga menjaga konsistensi alur
cerita. Penyampaiannya tenang dan interaktif, disertai contoh pengalaman
pribadi sebagai penulis. Suasana webinar terasa hangat, terutama ketika peserta
aktif menanyakan langkah-langkah awal untuk memulai penulisan novel.
Sebagai
penyelenggara, kami bergantian memantau jalannya kegiatan. Ketika sesi tanya
jawab berlangsung, saya merasakan pengalaman yang berbeda dibanding saat
menyusun proposal beberapa bulan sebelumnya. Jika dulu kami hanya membayangkan
bagaimana kegiatan ini akan berlangsung, kini kami melihatnya terwujud di
hadapan kami. Setelah webinar selesai, kami mengadakan pertemuan
singkat di ruang Zoom internal. Amara berkata dengan nada lega, “Akhirnya
selesai juga. Rasanya campur aduk, tapi aku bangga kita bisa wujudkan apa yang
kita tulis waktu LKMM-TD.” Kami yang lain mengiyakan. Ada rasa puas sekaligus
syukur karena acara berjalan lancar.
Pengalaman
ini memberi pemahaman baru mengenai perbedaan antara menuliskan ide dan
mewujudkan ide. Penyusunan proposal menuntut kemampuan merancang struktur dan
konsep yang rapi, tetapi pelaksanaan kegiatan menuntut koordinasi, ketahanan,
serta kemampuan mengatasi kendala teknis. Kami belajar bahwa tanggung jawab
setelah menerima penghargaan justru lebih besar, sebab kepercayaan yang
diberikan harus dibuktikan melalui pelaksanaan yang baik. Kolaborasi dengan
narasumber profesional juga mengajarkan pentingnya komunikasi yang baik dan
terstruktur agar hubungan kerja berjalan lancar.
Dari
keseluruhan proses ini, kami mendapatkan satu pesan penting: sebuah pencapaian
yang lebih besar. Bagi pembaca yang sedang mengembangkan ide, menyusun
proposal, atau mengelola program, pengalaman ini mengingatkan bahwa kerja tim,
komunikasi, dan kedisiplinan adalah fondasi yang harus dijaga. Ketika proses
dijalani dengan sungguh-sungguh dan penuh komitmen, hasil yang baik juga akan
mengikuti.
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?