Banner Iklan

Mewujudkan Kata Menjadi Karya: Cerita di Balik Penghargaan Proposal Terbaik

Admin JSN
01 Desember 2025 | 09.48 WIB Last Updated 2025-12-01T02:48:33Z

 

FEATURE | JATIMSATUNEWS.COM - Aula Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya siang itu tampak ramai. Pada 15 Oktober 2022, kegiatan Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM-TD) memasuki sesi pengumuman hasil penilaian proposal program kerja. Setelah rangkaian pemaparan dan seleksi, panitia mengangkat sebuah papan bertuliskan “Penulis Proposal Terbaik LKMM-TD JBSI 2022”. Di bawah spanduk biru yang terpampang di depan ruangan, saya berdiri bersama empat rekan kelompok saya. Aulia, Nurul, Amara, dan Dian memegang papan penghargaan tersebut dengan perasaan campur aduk. Proposal kami yang berjudul “Webinar Kepenulisan Novel bersama Rena Kharisma” dinyatakan sebagai proposal terbaik dari seluruh peserta angkatan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Ide awal pembuatan proposal ini muncul dari pengamatan mendalam terhadap minat mahasiswa dalam hal penulisan kreatif yang relatif tinggi. Di jurusan kami, aktivitas menulis cerita seperti novel tentu bukan hal yang asing. Mengetahui hal itu, terlintas dalam pikiran saya seorang lulusan Universitas Negeri Surabaya bernama Rena Kharisma. Rena Kharisma merupakan seorang penulis dan juga guru di SMA Hang Tuah 5 Sidoarjo. Karyanya banyak diminati pembaca khususnya anak muda karena gaya penulisannya yang cukup kekinian. Selain itu, kedekatannya dengan lingkungan akademik membuat wawasannya terasa dekat dengan pengalaman mahasiswa. Karena itu, menghadirkan penulis muda yang dekat dengan dunia mahasiswa terasa sangat relevan.

Proses penyusunan proposal kami lakukan selama beberapa hari dengan melalui diskusi langsung maupun daring. Setiap anggota memiliki peran masing-masing: Aulia mengerjakan latar belakang, Nurul mengatur konsep alur kegiatan, Amara bertugas menyusun publikasi, Dian mengelola anggaran, dan saya menyelaraskan struktur keseluruhan. Ruang baca jurusan, lorong kampus, hingga grup pesan menjadi tempat kami merundingkan isi proposal. Ketika panitia mengumumkan bahwa kelompok kami terpilih sebagai pemenang, kami sempat saling menatap tidak percaya. Setelah sesi foto, Aulia berkata pelan sambil tertawa kecil, “Kita benar-benar menang? Padahal tadi pagi aku masih revisi timeline.” Ucapan itu memecah ketegangan dan membuat kami semakin menyadari bahwa kerja keras selama proses penyusunan memang tidak sia-sia.

Namun, masih terlalu dini untuk melakukan sebuah selebrasi. Penghargaan tersebut datang bersama amana baru. Panitia LKMM-TD menugaskan kelompok pemenang untuk merealisasikan program yang tertulis dalam proposal. Dengan begitu, pekerjaan kami yang sebenarnya baru saja dimulai. Kami harus menghubungi narasumber, menyesuaikan jadwal, menyusun publikasi, mempersiapkan kebutuhan teknis webinar, serta memastikan bahwa kegiatan yang kami buat berjalan sesuai konsep yang telah kami rancang di atas kertas. Pada periode Oktober hingga awal 2023, komunikasi intens dilakukan melalui pertemuan langsung di kampus maupun rapat kecil di grup pesan. Menentukan tanggal kegiatan menjadi tantangan tersendiri karena harus disesuaikan dengan jadwal narasumber dan kalender akademik.

Hubungan dengan Rena Kharisma terbangun melalui komunikasi bertahap. Setelah membaca proposal kami, ia menyatakan kesediaannya untuk berkolaborasi. Ia memberi beberapa masukan terkait fokus materi agar lebih aplikatif bagi peserta. Sikapnya yang kooperatif membuat proses koordinasi berjalan lancar. Pada salah satu pertemuan, setelah jadwal disepakati, Nurul berkata dengan semangat, “Kalau begitu, 12 Maret 2023 kita jalan. Kita pastikan semuanya siap sebelum hari H.” Ucapan itu menjadi titik penanda bahwa ide dalam proposal sebentar lagi berubah menjadi kegiatan nyata.

Menuju hari pelaksanaan, intensitas kerja meningkat. Kami menyiapkan poster publikasi, formulir pendaftaran, agenda rundown, hingga uji teknis untuk platform Zoom Meeting. Proses publikasi berjalan cukup baik karena banyak mahasiswa tertarik untuk mengikuti webinar bertema kepenulisan novel. Kehadiran Rena Kharisma sebagai pembicara menambah daya tarik tersendiri, terlebih karena ia merupakan alumni kampus yang sama. Satu hari sebelum acara, kami melakukan gladi teknis untuk memastikan suara, tampilan layar, serta peran setiap anggota berjalan dengan baik. Meski sempat ada kendala koneksi, semuanya bisa diatasi setelah beberapa penyesuaian.

Pada 12 Maret 2023, webinar “Kepenulisan Novel bersama Rena Kharisma” resmi diselenggarakan. Latar ungu pada tampilan Zoom yang kami desain tampak menonjol di layar para peserta. Rena Kharisma muncul sebagai sorotan utama dan membuka sesi dengan pembahasan mengenai proses kreatif menulis novel. Ia menjelaskan cara mengembangkan karakter, memilih sudut pandang, hingga menjaga konsistensi alur cerita. Penyampaiannya tenang dan interaktif, disertai contoh pengalaman pribadi sebagai penulis. Suasana webinar terasa hangat, terutama ketika peserta aktif menanyakan langkah-langkah awal untuk memulai penulisan novel.

Sebagai penyelenggara, kami bergantian memantau jalannya kegiatan. Ketika sesi tanya jawab berlangsung, saya merasakan pengalaman yang berbeda dibanding saat menyusun proposal beberapa bulan sebelumnya. Jika dulu kami hanya membayangkan bagaimana kegiatan ini akan berlangsung, kini kami melihatnya terwujud di hadapan kami. Setelah webinar selesai, kami mengadakan pertemuan singkat di ruang Zoom internal. Amara berkata dengan nada lega, “Akhirnya selesai juga. Rasanya campur aduk, tapi aku bangga kita bisa wujudkan apa yang kita tulis waktu LKMM-TD.” Kami yang lain mengiyakan. Ada rasa puas sekaligus syukur karena acara berjalan lancar.

Pengalaman ini memberi pemahaman baru mengenai perbedaan antara menuliskan ide dan mewujudkan ide. Penyusunan proposal menuntut kemampuan merancang struktur dan konsep yang rapi, tetapi pelaksanaan kegiatan menuntut koordinasi, ketahanan, serta kemampuan mengatasi kendala teknis. Kami belajar bahwa tanggung jawab setelah menerima penghargaan justru lebih besar, sebab kepercayaan yang diberikan harus dibuktikan melalui pelaksanaan yang baik. Kolaborasi dengan narasumber profesional juga mengajarkan pentingnya komunikasi yang baik dan terstruktur agar hubungan kerja berjalan lancar.

Dari keseluruhan proses ini, kami mendapatkan satu pesan penting: sebuah pencapaian yang lebih besar. Bagi pembaca yang sedang mengembangkan ide, menyusun proposal, atau mengelola program, pengalaman ini mengingatkan bahwa kerja tim, komunikasi, dan kedisiplinan adalah fondasi yang harus dijaga. Ketika proses dijalani dengan sungguh-sungguh dan penuh komitmen, hasil yang baik juga akan mengikuti.

---

Dafin Firly
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mewujudkan Kata Menjadi Karya: Cerita di Balik Penghargaan Proposal Terbaik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now