Banner Iklan

KH Marzuki Mustamar Serukan Keteduhan Umat NU di Tengah Krisis: “Rukun Mendatangkan Rahmat, Keributan Mengundang Bencana”

Muh. Rahmani Hafidzi
02 Desember 2025 | 22.50 WIB Last Updated 2025-12-02T15:50:39Z

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM — Di tengah dinamika organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan situasi kebangsaan yang tak menentu, KH Marzuki Mustamar kembali mengingatkan pentingnya ketenangan dan kerukunan sebagai pijakan umat. Pesan tersebut ia sampaikan seusai kegiatan rutin istighosah, kajian, dan pembacaan Hizb Nashor di Masjid Sabilillah, Selasa malam (2/12/2025).

Mantan Ketua PWNU Jawa Timur itu menegaskan bahwa warga NU hendaknya tetap bersandar kepada dawuh para masayikh, terutama ketika menghadapi situasi kompleks yang melibatkan para tokoh besar dan pengurus pusat.

Menurut KH Marzuki, apa pun dinamika yang terjadi di tingkat elite organisasi, jamaah di akar rumput cukup menjalankan apa yang diperintahkan oleh kiai sepuh.

Ia menilai, instruksi istighosah yang digaungkan para masayikh menjadi sinyal bahwa ada situasi batin yang perlu dijaga melalui munajat.

“Kalau para masayikh memerintah istighosah, berarti menurut pandangan batin mereka, keadaan ini memang perlu diistighosahi,” ujarnya.

KH Marzuki meminta warga NU tidak ikut terseret dalam perdebatan soal dualisme kepemimpinan PBNU dan polemik pencopotan Ketua Umum.

Ia memilih memposisikan umat sebagai jamaah yang berpegang pada adab, bukan pelaku konflik.

“Yang di atas biar diselesaikan yang di atas. Kita di bawah cukup diam, tenang, dan manut,” tuturnya, mengutip kaidah ulama klasik tentang perang Shiffin: bimâ jarâ bainal ashâbi naskut — terhadap perselisihan para tokoh, umat cukup mengambil sikap diam.

Selain menyinggung dinamika organisasi, KH Marzuki juga mengulas kondisi bangsa yang dirundung berbagai musibah dari Sumatra hingga Semeru. Menurutnya, ketaatan umat dan kekompakan sosial dapat menjadi penolak bala.

Ia berharap lembaga resmi NU seperti LAZISNU kembali menggerakkan penggalangan dana nasional agar bantuan tersalurkan secara terstruktur dan tidak menimbulkan fitnah.

“Jamaah dulu bisa mengumpulkan miliaran. Tapi ini butuh komando. Mestinya ada penggalangan dana, tapi menunggu perintah,” katanya.

Dalam konteks kebangsaan, KH Marzuki menyampaikan apresiasi atas kebijakan Presiden yang memperketat anggaran negara. Ia mendorong seluruh pejabat negara meniru langkah penghematan tersebut.

“Presiden saja mengencangkan ikat pinggang. Maka eksekutif, yudikatif, legislatif juga harus begitu. Jangan jor-joran anggaran, jangan beli mobil baru kalau yang lama masih layak.”

Ia menegaskan, efisiensi nasional yang dilakukan secara serentak akan memberikan ruang fiskal lebih besar untuk membantu para korban bencana.

Dengan gaya khasnya yang menenangkan, KH Marzuki kembali menekankan ajaran dasar Ahlussunnah wal Jamaah: kekuatan umat ada pada kerukunan dan kesamaan langkah.

“Al-jama’atu rahmah, wal-furqatu ‘adzab. Kerukunan itu mendatangkan rahmat. Perpecahan justru mengundang bencana.”

Takmir Masjid Sabilillah, H. Musiran, menyebut pesan KH Marzuki sebagai panduan penting bagi jamaah dan pengurus, terutama karena beliau adalah anggota Dewan Pembina yang membidangi peribadatan.

“Apa yang didawuhkan beliau tentu menjadi pegangan. Keputusan ibadah akan dibahas melalui rapat Dewan Pembina dan disesuaikan dengan kondisi,” ujarnya.

Melalui seruan kerukunan, istighosah, dan disiplin sosial, KH Marzuki menegaskan bahwa merawat ketenangan umat adalah kunci menjaga keselamatan bangsa.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • KH Marzuki Mustamar Serukan Keteduhan Umat NU di Tengah Krisis: “Rukun Mendatangkan Rahmat, Keributan Mengundang Bencana”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now