![]() |
| Tim Airborn UMM berhasil meraih Juara 3 dalam ajang Kompetisi Inovasi Drone Nasional (KIDN) 2025 |
Malang, JATIMSATUNEWS.COM – Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (FT UMM) kembali mencatat prestasi di tingkat nasional. Tim Airborn UMM berhasil meraih Juara 3 dalam ajang Kompetisi Inovasi Drone Nasional (KIDN) 2025 kategori drone tetap sasaran yang digelar di Lapangan Aldiron, Jakarta Selatan, pada 18 Desember 2025.
Prestasi tersebut diraih melalui pengembangan drone berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang mampu mendeteksi dan melacak target secara real time serta menjalankan misi secara mandiri dengan tingkat akurasi tinggi.
Salah satu anggota Tim Airborn UMM, M. Darma Putra Ramadhan, menjelaskan bahwa sistem drone dirancang dengan mengintegrasikan teknologi AI dan navigasi presisi. Drone memanfaatkan algoritma deep learning YOLOv5 yang dikonversi ke TensorRT untuk dioptimalkan pada perangkat Jetson Nano.
“Konversi ke TensorRT menjadi kunci agar sistem tetap cepat dan stabil saat digunakan di kondisi lapangan lomba,” ujar Darma.
Teknologi tersebut kemudian dipadukan dengan sistem navigasi berbasis Global Navigation Satellite System (GNSS) dan GPS lock. Dengan integrasi ini, drone tidak hanya mampu mengenali objek sasaran, tetapi juga bergerak secara presisi menuju target berdasarkan koordinat yang telah ditentukan.
Drone yang dikembangkan Tim Airborn UMM memiliki kapasitas angkut maksimal hingga tiga kilogram. Namun, khusus pada KIDN 2025, tim menyesuaikan bobot payload menjadi 750 gram dengan baterai seberat satu kilogram guna menjaga stabilitas dan daya tahan terbang.
Selain kemampuan navigasi otomatis, drone juga dilengkapi fitur target lock. Melalui antarmuka sederhana, operator dapat memilih sasaran menggunakan sistem click and drag. Setelah target terkunci, drone akan mengeksekusi misi secara otomatis, termasuk skenario khusus yang mengharuskan drone menabrakkan diri ke target.
Pada kategori drone tetap sasaran, aspek penilaian meliputi desain, konsep pengembangan, teknologi, presentasi, daya tahan, serta kecepatan drone. Berdasarkan hasil pengujian internal dan pelaksanaan lomba, sistem drone Airborn UMM mencatat tingkat keberhasilan hingga 95 persen.
Meski meraih podium nasional, tim mengaku menghadapi sejumlah tantangan, terutama keterbatasan waktu latihan dan kondisi cuaca yang kurang mendukung. Untuk menyiasatinya, para mahasiswa bahkan memanfaatkan latihan malam hari di lapangan sepak bola UMM.
Ke depan, Tim Airborn UMM berencana mengembangkan sistem drone berbasis cloud dan Internet of Things (IoT) agar mampu menjalankan misi jarak menengah hingga jauh secara terintegrasi. Capaian ini sekaligus menjadi pijakan FT UMM dalam memperkuat riset dan inovasi drone berbasis AI yang adaptif dan berdaya saing nasional. (raf)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?