.png)
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Sedikit mendung di Jalan Bandung Kota Malang, cuaca sejuk mewarnai ruang kerja nan nyaman di MAN 2 Kota Malang, H. Samsuddin menguarkan senyum hangat, ramah tak terbantah, 2 Desember 2025.
Baru sehari dari tanggal 1 Desember 2025, waktu dirinya dinobatkan menjadi Kepala Madrasah Inspiratif Terbaik Provinsi Jawa Timur. Penghargaan yang masih gress, mestinya euforia luar biasa, namun bagi sosok rendah hati ini, prestasi tersebut bukanlah ujung perjalanan—melainkan penanda bahwa kerja kolektif sebuah madrasah dapat berbuah manis ketika dikelola dengan hati.
“Alhamdulillah, ini penghargaan yang sangat berharga bagi kami keluarga besar MAN 2 Kota Malang,” ungkapnya membuka cerita.
Penghargaan dari Kanwil Kemenag Jawa Timur tersebut merupakan pengakuan atas deretan inovasi, keberhasilan, dan dedikasi yang telah membangun madrasah ini selama bertahun-tahun, terutama dua tahun terakhir yang memenuhi lompatan prestasi.
Penghargaan ini tidak diraih melalui penilaian tatap muka, melainkan melalui seleksi berbasis dokumen yang ketat. Seluruh peserta dari berbagai daerah mengunggah bukti kinerja, mulai dari inovasi, karya, capaian siswa, program unggulan, hingga rekam jejak pengabdian.
H. Samsuddin, M.Pd mengakui bahwa tantangan terbesar bukanlah pesaing, melainkan memastikan setiap program benar-benar terdokumentasi dengan lengkap dan dapat dibuktikan.
“Kami menyiapkan link video, tag, dan berbagai dokumen yang menggambarkan perjalanan madrasah. Semuanya harus cepat dan mudah diakses,” tuturnya.
Tidak berlebihan bila MAN 2 Kota Malang kini dikenal sebagai madrasah “hujan prestasi”. OSN yang tiga kali berturut-turut menjadi juara umum, keberhasilan OMI, serta torehan prestasi akademik maupun non-akademik lainnya menjadi fondasi kuat nilai inspiratif yang dinilai tim juri.
Bagi H. Samsuddin, menjadi kepala madrasah bukan perkara jabatan, melainkan panggilan yang ia jalani dengan penuh seni. Sudah 11 tahun ia mengabdi di Jalan Bandung, baik ketika madrasah masih berstatus MTs sebelum menjadi MAN 2 Kota Malang seperti sekarang.
"Memimpin madrasah itu proses yang berjalan seiring waktu. Ada seninya. Ada keterampilan, kesabaran, dan kebersamaan yang harus terus dirawat," jelasnya.
Ia percaya bahwa setiap madrasah mempunyai karakter, dan tugas pemimpin adalah merawat potensi itu melalui inovasi yang tidak pernah berhenti.
Tak seperti lembaga yang menutup diri saat sudah unggul, MAN 2 Kota Malang justru menjadi tujuan studi tiru dari berbagai daerah—bahkan hingga mancanegara. “Banyak dari Malaysia, Taiwan, Korea, datang ke sini untuk berbagi,” katanya.
MAN 2 Kota Malang juga aktif hadir di berbagai madrasah lain untuk berbagi pengalaman, terutama dalam pengembangan Zona Integritas, mengingat madrasah ini telah meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada 4 Desember 2024.
Bagi H. Samsuddin, berbagi bukan hanya bentuk kontribusi, tetapi juga cara menjaga konsistensi diri.
“Dengan berbagi, apa yang kita miliki akan terus berkembang,” tegasnya.
Ia tidak pelit ilmu. Kepada para kepala madrasah atau pihak mana pun yang ingin belajar, ia membuka pintu selebar-lebarnya. Hanya satu syarat: komunikasi yang baik agar kunjungan bisa dijadwalkan dan pembagian materi dapat disiapkan secara optimal.
“Silakan datang ke MAN 2 Kota Malang. Kita siap sharing apa pun—pengembangan olimpiade, prestasi, manajemen madrasah, zona integritas, semuanya,” ajaknya dengan penuh ketulusan.
Keberhasilan MAN 2 Kota Malang di bawah kepemimpinan H. Samsuddin bukanlah hasil kerja tunggal. Ia selalu menekankan pentingnya kolaborasi: guru, tenaga kependidikan, pengawas, hingga dukungan penuh dari Kepala Kantor Kemenag. Ia lebih memilih menjadi pemimpin yang menggerakkan daripada memerintah.
Dan kini, setelah diumumkan sebagai Kepala Madrasah Inspiratif Terbaik Provinsi Jawa Timur, ia tidak ingin berpuas diri. Perjalanan masih panjang. Inovasi harus terus berkembang.
“InsyaAllah, ini bukan akhir. Ini awal untuk bergerak lebih baik lagi,” urainya.
Sosok H. Samsuddin adalah cermin bahwa kepemimpinan yang sabar, tekun, dan penuh seni mampu menjadikan madrasah bukan hanya tempat belajar—tetapi pusat inspirasi bagi Indonesia. Ans
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?