![]() |
| Pasokan sapi potong hidup ke Kota Malang kian sulit diperoleh |
KOTA MALANG | JATIMSATUNEWS.COM – Langkanya pasokan sapi potong di Kota Malang dalam beberapa pekan terakhir menuai keluhan serius dari para jagal. Keluhan itu disampaikan langsung kepada Anggota Komisi B DPRD Kota Malang sekaligus Wakil Ketua Fraksi PKS, Dr. H. Indra Permana, SE, MM, yang menilai kondisi tersebut sudah berdampak nyata pada kenaikan harga dan keberlangsungan usaha masyarakat.
Kepada JatimSatuNews Selasa (9/12/2025), Dr. H. Indra mengungkapkan, pasokan sapi potong hidup ke Kota Malang kian sulit diperoleh. Akibatnya, harga daging sapi segar di pasar mengalami kenaikan rata-rata sekitar Rp10.000 per kilogram dalam satu bulan terakhir, hingga menyentuh angka Rp140.000 per kilogram. Kenaikan ini tidak hanya membebani konsumen, tetapi juga menekan pelaku usaha pemotongan hewan.
Kaji Indra
“Kelangkaan ini sudah sangat dirasakan. Harga naik, suplai terbatas, dan jagal berada di posisi paling terjepit karena margin usaha mereka semakin menipis,” ucap Kaji Indra.
Kaji Indra menyampaikan keluhan disampaikan H. Edy Abdurahman, Ketua HPMI Seksi Jagal Kota Malang yang bertemu dirinya pada Senin 8/12/2025. Menyebut bahwa harga sapi hidup mengalami kenaikan sekitar 10 hingga 15 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi itu membuat banyak jagal mengaku merugi dan kesulitan memenuhi kebutuhan pasar.
“Dengan harga sapi hidup yang terus naik dan pasokan yang langka, banyak jagal terpaksa menanggung risiko kerugian. Ini kondisi yang tidak sehat jika terus dibiarkan,” tutur Kaji Indra menirukan H. Penyampaian H Edy.
Lebih lanjut, Dr. H. Indra menegaskan bahwa persoalan ini memiliki dampak strategis bagi perekonomian Kota Malang. Sebagai kota bakso terbesar di Indonesia, Malang menjadi rumah bagi ribuan pelaku usaha bakso, mulai dari skala rumahan hingga industri besar. Seluruh sektor tersebut sangat bergantung pada ketersediaan daging sapi segar sebagai bahan baku utama.
“Jika pasokan terganggu dan harga daging tidak terkendali, kita harus mewaspadai potensi PHK besar-besaran di sektor industri bakso. Ini menyangkut ribuan tenaga kerja non-formal dan denyut ekonomi rakyat,” jelasnya.
Menanggapi kondisi tersebut, Dr. H. Indra mendorong Pemerintah Kota Malang untuk segera mengambil langkah konkret. Ia mengusulkan percepatan koordinasi dengan daerah penghasil sapi guna memastikan kelancaran suplai, menggerakkan BUMD Tugu Aneka Usaha untuk melakukan intervensi harga dan menjaga stabilitas pasokan, serta memperketat pengawasan distribusi agar tidak terjadi penimbunan maupun permainan harga.
Selain itu, Kaji Indra juga meminta dibukanya forum dialog rutin antara Pemkot, DPRD, jagal, dan pelaku industri bakso agar persoalan bisa diselesaikan secara cepat dan tepat. Untuk jangka panjang, ia menekankan pentingnya pengembangan sentra peternakan lokal agar Kota Malang tidak sepenuhnya bergantung pada pasokan dari luar daerah.
“Pemerintah harus hadir, bukan sekadar mengawasi, tetapi benar-benar melakukan langkah nyata menjaga stabilitas harga pangan. Saya siap menjadi jembatan dialog antara semua pihak agar solusi dapat ditemukan secara bersama,” ucapnya.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?