Banner Iklan

Aksi Kamisan: Wujud Bela Negara yang Dipandang Sebelah Mata

Admin JSN
09 Desember 2025 | 06.38 WIB Last Updated 2025-12-09T06:16:10Z

Aksi Kamisan: Wujud Bela Negara yang dipandang sebelah mata

Aksi Kamisan di Depan Gedung Grahadi pada tanggal 13 November 2025 (Sumber:@aksikamisansurabaya )

SURABAYA | JATIMSATUNEWS.COM: Kegiatan kamisan yang diadakan setiap hari kamis oleh komunitas "Aksi Kamisan Surabaya" telah menjadi rutinitas sebagai bentuk protes terhadap isu HAM yang diawali dari Tragedi 1998 dan mengangkat tema yang bervariasi mengikuti Isu HAM dan politik yang sedang hangat dibicarakan saat itu

Sejarahnya,Aksi Kamisan pertama digelar pada Kamis 18 Januari 2007 dengan nama awal “Aksi Diam”. Gerakan ini dipelopori oleh keluarga korban pelanggaran HAM berat, termasuk Maria Catarina Sumarsih (ibu korban Tragedi Semanggi I 1998), Suciwati (istri aktivis HAM korban pembunuhan 2004) serta aktivis dan korban lain lewat wadah Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK).

Aksi Kamisan bertujuan menuntut penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia seperti peristiwa 1965, penembakan massal, pembunuhan aktivis, kasus 1998, dan lainnya. Peserta menuntut keadilan dan pengakuan atas korban demi menolak impunitas.

Per tanggal 13 November 2025,aksi kamisan telah terlaksana untuk ke-886 kali nya. dengan mengusung tema #menolakgelarpahlawansoeharto puluhan pemuda berkumpul di depan gedung Grahadi Surabaya turut menuntaskan ibadah setiap kamis itu.

Payung hitam dan outfit hitam sebagai tanda duka, perlawanan dan keteguhan korban serta keluarga korban dalam menuntut keadilan atas pelanggaran HAM yang belum terselesaikan.sekaligus sebagai tanda bahwa korban dan keluarga korban hidup di bawah bayang pelanggaran HAM yang belum selesai.

Sekitar jam 5 Sore,Hadirlah Awan hitam tepat diatas kepala para peserta Aksi Kamisan. Hujan menyusul dengan deras seolah olah ingin menjadi bagian dari bentuk Protes. "langitpun ikut bersedih ketika Soeharto mendapat gelar pahlawan ahahaha" Canda sang penulis kepada para peserta kamisan dengan nada sok akrab.

“13 mahasiswa yang gugur dalam rangkaian Tragedi Trisakti serta Semanggi,Pembantaian Santa crus,pembantaian orang orang yang dianggap sebagai dukun santet di banyuwangi,terbunuhnya marsinah,hilangnya Widji thukul,Kasus pembunuhan Munir yang terjadi di zaman kekuasaan Soeharto.Pantaskah Orang mengambil nyawa demi langgengnya kekuasaan pantas disebut Pahlawan" tanya seorang pemimpin Aksi tersebut.

Semua Peserta tertegun diam menahan amarah di bawah rintik hujan yang membasahi kepala. "Masa masa kelam yang telah usah kembali yang harus terus diingat, Karena yang namanya sejarah pasti berputar, Sejarah itu sangat tidak boleh untuk dilupakan karena itu adalah hak kita,hak yang harus kita perjuangan. dengan begitu kita akan menumbuhkan critical thingking dan waspada terhadap isu yang terjadi dimanapun dan kapanpun kita berada " Ujar seorang peserta dengan nada menasehati

Di sini sang penulis ingin menekankan Bahwa untuk mengimplementasikan Nilai ke dua Bela Negara yaitu "Kesadaran berbangsa dan bernegara" bisa didapatkan dengan Aksi Kamisan ini. Bagaimana bisa menjadi seorang yang mengaku memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara tapi tak pernah sadar atas Masalah HAM yang dibuat oleh negara nya sendiri? Sudah waktunya kita membuka mata dan pikiran dan jangan sampai kita sibuk memandang semut di ujung sungai tapi lupa dengan gajah di pelupuk mata.


Penulis: Primo De lakone


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Aksi Kamisan: Wujud Bela Negara yang Dipandang Sebelah Mata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now