Banner Iklan

Kisah Inspiratif Fiva Tri Wahyuni di SMANERE

Muh. Rahmani Hafidzi
28 November 2025 | 06.13 WIB Last Updated 2025-11-27T23:13:57Z



TUREN, JATIMSATUNEWS.COM — Jalan hidup seringkali membawa kita pada takdir yang tak terduga. Hal inilah yang dialami oleh Fiva Tri Wahyuni, S.Pd., seorang Guru Mata Pelajaran Kimia di SMAN 1 TUREN. Ibu Fiva, yang berdomisili di Druju, awalnya tidak pernah menjadikan guru sebagai cita-cita, namun kini ia menemukan kebahagiaan sejati dalam profesi pendidik.


Bu Fiva mengakui, impian masa kecilnya jauh berbeda; ia bercita-cita menjadi seorang dokter. Namun, atas dorongan dan restu dari kedua orang tuanya, khususnya sang Ibunda, ia memutuskan untuk mengikuti kehendak mereka dan berkarir di bidang pendidikan.


Setelah melalui proses tersebut, Ibu Fiva kini menyadari bahwa menjadi guru adalah panggilan hatinya.

“Setelah saya menjalaninya, saya dapat merasakan bagaimana menjadi guru. Ternyata, berbuat baik itu bukan untuk mendapatkan imbalan, melainkan untuk kebaikan diri sendiri. Prinsip inilah yang selalu saya bawa ke dalam kelas,” tuturnya.


Pengalaman paling berkesan Ibu Fiva selama mengajar berpusat pada kisah sukses para murid yang berhasil keluar dari kesulitan dan stigma negatif. Ia menyebutkan dua kisah yang paling membanggakan:

1. Siswa STAN dari Keluarga Kurang Mampu: Ibu Fiva terharu melihat salah satu siswa yang dulunya dikenal nakal dan berasal dari keluarga kurang mampu, kini berhasil menembus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan fokus di bidang perpajakan.

2. Wahyu, Ketua Kelas yang Kini Dokter: Kisah lain datang dari Wahyu, yang kini telah menjadi seorang dokter. Wahyu dikenal sebagai sosok yang sangat proaktif—sebelum Ibu Fiva datang, ia sudah sigap menyiapkan buku-buku kimia di meja teman-temannya. Keberhasilan mereka menjadi bukti nyata bagi Ibu Fiva bahwa setiap murid memiliki potensi untuk meraih puncak prestasi.


Menghadapi tantangan era digital, Ibu Fiva menyampaikan pesan mendalam kepada seluruh siswa SMANERE. Ia mengingatkan bahwa teknologi saat ini ibarat pisau bermata dua.


“Saat ini, HP (ponsel) itu seperti pisau bermata dua. Ia memilki sisi positif dan sisi negatif. Oleh karena itu, kalian harus bisa membentengi diri dari hal yang negatif,” tegasnya.


Ibu Fiva menekankan pentingnya memiliki visi yang jelas. Ia berharap para siswa SMANERE tidak hanya berjuang, tetapi juga memiliki target yang terukur serta rencana strategis untuk memaksimalkan capaian cita-cita mereka.


Kisah Ibu Fiva Tri Wahyuni menjadi pengingat bahwa dedikasi dan keikhlasan seorang guru adalah kunci utama dalam membentuk karakter dan mengantarkan siswa menuju masa depan yang cerah.



Nama : Yudhita Agustin Sofiana XI-B


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kisah Inspiratif Fiva Tri Wahyuni di SMANERE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now