![]() |
Malang, JATIMSATUNEWS.COM — Desa Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, bukan hanya kaya akan potensi wisata alam, tetapi juga menyimpan kisah perjuangan bersejarah. Di sinilah pahlawan Hamid Rusdi gugur ditembak penjajah Belanda sebelum akhirnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Kini, lokasi itu menjadi saksi semangat baru perjuangan — bukan lewat senjata, melainkan lewat penanaman 1.000 pohon durian.
Kegiatan yang digelar bertepatan dengan Hari Pahlawan dan Dies Natalis Fakultas Pertanian UB ke-65 ini diinisiasi oleh Malang Peduli Demokrasi (MPD) bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UB dan Pemerintah Kota Malang. Pemilik lahan, Suhar, turut memberikan izin penuh untuk lokasi pelaksanaan penanaman tersebut.
Koordinator MPD, Imam Muslich, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penanaman ini adalah simbol lanjutan perjuangan pahlawan dalam bentuk kepedulian lingkungan.
“Di tanah inilah Hamid Rusdi gugur. Tiga hari kemudian baru dimakamkan di makam pahlawan. Kami ingin perjuangan itu dikenang lewat tindakan nyata — menanam pohon untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Imam juga berharap Pemerintah Kota Malang dapat mendukung pembangunan akses jalan dan jembatan menuju kawasan Desa Wonokoyo, inisiasi yang diharapkannya supaya warga desa Wonokoyo mampu mendapat akses ke fasilitas publik dengan mudah.
“Tanah untuk jalan sudah kami siapkan dan kami hibahkan gratis. Kami mohon dukungan agar akses ke wilayah ini lebih mudah,” tambahnya.
Dalam penutup acara, Wali Kota Malang Sutiaji menegaskan bahwa perjuangan pahlawan harus diisi dengan karya nyata yang sesuai zaman.
“Kemerdekaan harus kita isi dengan tindakan yang memberi manfaat. Menanam pohon adalah perjuangan ekologis yang dampaknya akan dirasakan anak cucu kita,” ucapnya.
Dengan dukungan masyarakat, pemerintah, dan akademisi, kegiatan ini tidak hanya memperingati sejarah perjuangan, tetapi juga menjadi langkah konkret menjadikan Wonokoyo sebagai pusat wisata hijau dan sejarah perjuangan Kota Malang.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?