Banner Iklan

MPI UIN Malang Gelar Seminar Nasional dan Penutupan Festival Bulan Pendidikan 2025

M. Kholilur Rohman
03 Oktober 2025 | 06.57 WIB Last Updated 2025-10-03T07:35:14Z

 

Foto: Jajaran dosen dan seluruh peserta seminar Nasional

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Sebagai wujud kepedulian terhadap sektor pendidikan, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Manajemen Pendidikan Islam (MPI) UIN Malang gelar Festival Bulan Pendidikan. Kegiatan itu merupakan agenda rutin tahunan yang berisi beragam lomba tingkat Nasional untuk mengasah bakat dan kreativitas sesuai bidang masing-masing. 

Untuk tahun ini, lomba yang diselenggarakan terdiri dari menulis esai, pidato, dan desain poster. Kegiatan itu dimulai sejak Jum'at (26) September dan berakhir pada Kamis (02) Oktober kemarin. Sementara pertandingan finalis dari masing-masing lomba dilaksanakan pada Selasa (30) September kemarin. 

Sebelum pengumuman pemenang lomba, terlebih dulu diselenggarakan seminar Nasional dengan pemateri Dr. Herma Retno Prabayanti, S.E., M.Med.Kom. Adapun tema yang diangkat ialah "Strategi Mengatasi Krisis Literasi dan Numerasi Terhadap Generasi Muda Demi Menyokong Indonesia Emas 2045". 

Dipandu Muhammad Fatwa Fadhila Faza dan Cindy Amalia Putri (mahasiswa prodi MPI) sebagai MC, acara berjalan meriah. 

Sebelum masuk pemaparan materi, dalam sesi sambutan, Ketua Prodi MPI UIN Malang, Ulfah Muhayani, M.PP, Ph.D menjelaskan sikap optimisnya terhadap eksistensi dan masa depan pendidikan Indonesia. 

"Pendidikan kita hari ini baik-baik saja. Dan akan terus seperti itu. Ada banyak adik-adik yang peduli terhadap pendidikan. Seperti halnya penyelenggaraan kegiatan Festival Bulan Pendidikan. 

"Memang, akhir-akhir ini banyak kasus yang tidak menyenangkan. Tapi, kita harus tetap berisik dalam membincangkan pendidikan. Salah satu caranya ialah melalui event FBP yang diselenggarakan oleh HMPS," tegasnya. 

Tidak hanya Kaprodi, Wakil Dekan III FITK UIN Malang, Prof. Dr. Marno,M.Ag juga menjelaskan bagaimana posisi Fakultas dalam memberikan layanan akademik pada seluruh mahasiswa. 

"Saya baru selesai dari penutupan kegiatan PGMI, sekarang saya hadir di penutupan kegiatan MPI. Memang, kami konsep agar mahasiswa tidak hanya menerima mata kuliah yang dipasarkan. Tapi kami sediakan banyak wadah bagi mahasiswa yang tentu juga relevan bidang keilmuan mereka," tuturnya. 

"Mendengarlah dari tempat-tempat yang bagus. Makanya, perlu sirkel yang sehat. Kalau saya ngisi materi public speaking, yang saya tekankan pertama kali adalah kemampuan mendengar. Karena literasi pertama kita adalah mendengar," ujarnya. 

"Setelah mendengar, membaca, dan memverifikasi, kita akan bisa menetukan konten media sosial untuk ditonton. Jadi tidak sembarangan," tambahnya. 

Di sesi akhir materi, dosen UNESA itu menjelaskan bahwa medsos itu bukan membunuh karakter. Jika medsos digunakan untuk hal-hal positif, maka medsos juga akan menjadi faktor pendukung tumbuh-kembang generasi muda. 

Sebagai penutup acara, mahasiswa MPI menampilkan drama berjudul "Guru Bukanlah Aib". Cerita tentang bagaimana peran guru kadang dianggap sebelah mata oleh publik. Padahal, guru adalah profesi mulia sekaligus bagian sentral dari upaya mencetak generasi emas di masa depan.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • MPI UIN Malang Gelar Seminar Nasional dan Penutupan Festival Bulan Pendidikan 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now