Ning Lia Istifhama: RI Berduka untuk Al-Khoziny Apresiasi Gubernur Khofifah dan Petugas yang Berjibaku di Lokasi Tragedi
SIDOARJO| JATIMSATUNEWS.COM: Duka mendalami Jawa Timur. Runtuhnya musala empat lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9/2025), menyisakan luka yang tak hanya dirasakan keluarga korban, tapi juga seluruh masyarakat Indonesia.
Suasana haru terus-menerus menyimpan lokasi, doa-doa tak henti-hentinya dipanjatkan agar para santri yang masih tertimbun penganutnya dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat. Hingga Rabu (1/10/2025), tercatat 91 santri diduga masih berada di bawah pemeliharaan bangunan.
Sebelum tragedi terjadi, sekitar 200 santri tengah menjalankan ibadah shalat Ashar. Namun, musala empat lantai itu tiba-tiba ambruk akibat pengecoran yang diduga tidak matang. Ratusan santri terjebak, 98 di antaranya mengalami luka-luka, dan sebagian besar kini dalam masa pemulihan. Trauma mendalam menjadi ujian tersendiri bagi anak-anak yang sejatinya tengah menuntut ilmu agama untuk masa depan mereka sebagai generasi penerus bangsa.
Anggota DPD RI dari Jawa Timur, Lia Istifhama, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas musibah ini. Senator yang akrab disapa Ning Lia itu juga merasakan duka yang mendalam bagi orang tua santri.
“Sebagai orang tua, saya bisa merasakan betapa pedihnya kehilangan anak yang selama ini kita titipkan di pondok untuk menuntut ilmu agama. Semoga para wali santri diberi ketabahan, dan para santri yang wafat mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Bagi mereka yang menunggu pertolongan, mari kita bersama-sama masih berdoa: iyyakana'budu wa iyyakanasta'in, semoga bantuan Allah segera datang,” ucapnya dengan suara.
Ning Lia juga mengutip hadis Rasulullah SAW tentang janji surga bagi orang tua yang kehilangan anak-anaknya sebelum dewasa, sebagai bentuk penguatan batin bagi keluarga korban.
Proses evakuasi yang sudah lebih dari 48 jam berlangsung bukan tanpa hambatan. Medan sulit membuat tim Basarnas dan BNPB harus menggali hingga gorong-gorong bawah tanah demi menjangkau titik di mana santri yang diperkirakan tertimbun.
Di tengah perjuangan itu, Lia Istifhama menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh petugas yang bekerja tanpa lelah. Mulai dari BNPB, Basarnas, BPBD, TNI, Polri, tenaga medis, hingga relawan masyarakat yang ikut menyiapkan dapur umum bagi keluarga korban.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Basarnas, BPBD, dan BNPB yang langsung dipimpin Gubernur Khofifah melakukan evakuasi cepat. Proses ini penuh tantangan, perlu kehati-hatian, tapi mereka terus berjuang dengan luar biasa,” ungkapnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sejak hari pertama turun langsung ke lokasi. Ia memastikan seluruh biaya pengobatan korban ditanggung penuh oleh Pemprov Jatim.
“Semua rumah sakit, termasuk non-pemerintah, harus siaga. Tidak ada satu pun korban yang bisa terlambat mendapatkan pertolongan medis,” tegas Khofifah dalam konferensi pers di Media Center Ponpes Al-Khoziny.
Khofifah juga menekankan agar media menyampaikan informasi yang menenangkan, bukan justru menambah ketakutan keluarga korban.
Hingga Rabu malam, dua unit crane terus beroperasi mengangkat puing-puing berat. Tim medis siaga penuh di lokasi, sementara doa masyarakat tak henti-hentinya dipanjatkan untuk keselamatan para santri.
Kepala BNPB Pusat, Letjen TNI Suharyanto, melaporkan bahwa dari 100 santri yang teridentifikasi menjadi korban, tiga dinyatakan meninggal dunia, sementara puluhan lainnya luka-luka.
“Kami mohon doa dari seluruh masyarakat agar proses evakuasi berjalan lancar. Kondisi medan sangat sulit, tetapi semangat tim tidak pernah surut,” ujarnya.
Tragedi Al-Khoziny menjadi duka bersama. Air mata para orang tua, doa seluruh bangsa, serta tenaga para petugas menjadi bukti bahwa di tengah musikbah, persaudaraan dan kepedulian tetap menyala. ANS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?