Anggota DPD RI Lia Istifhama: Penolakan Atlet Israel adalah Sikap Kemanusiaan dan Konsistensi Konstitusi Indonesia
JAKARTA| JATIMSATUNEWS.COM: Federasi Senam Internasional (FIG) resmi memastikan bahwa Israel tidak akan berpartisipasi dalam kejuaraan Dunia Senam Artistik yang diadakan pada 19–25 Oktober 2025 di Jakarta. Keputusan ini sejalan dengan sikap politik luar negeri Indonesia yang bebas-aktif namun berpihak kuat pada nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian dunia.
Menyanggapi hal tersebut, Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama , menegaskan bahwa penolakan terhadap kehadiran atlet Israel bukanlah tindakan diskriminatif, melainkan bentuk nyata dukungan terhadap kemanusiaan dan konsistensi Indonesia dalam menolak segala bentuk penjajahan.
"Ini bukan semata-mata keputusan politik, tapi panggilan kemanusiaan. Setiap manusia memiliki hak hidup dan hak untuk terbebas dari kekerasan dan pacaran. Maka, segala bentuk sanksi sosial terhadap rezim pelaku genosida adalah bentuk perlawanan moral terhadap ketidakadilan global," tegas Ning Lia , sapaan akrabnya.
Senator asal Jawa Timur itu menjelaskan bahwa lahirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berangkat dari semangat menegakkan perdamaian dunia dan menghentikan praktik genosida. Oleh karena itu, negara-negara anggota PBB, termasuk Indonesia, memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk tidak memberikan legitimasi kepada pihak yang secara nyata melakukan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia (HAM), seperti yang terus dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
Menurut Ning Lia , sikap Indonesia yang menolak kehadiran atlet Israel tidak dilandasi kebencian terhadap etnis atau agama, melainkan implementasi nyata dari Amanat Konstitusi Republik Indonesia .
“Konstitusi kita sangat jelas. Dalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa 'penjajahan di atas dunia harus dihapuskan'. Itu bukan kalimat simbolik, tetapi mandat moral yang menuntun arah kebijakan luar negeri Indonesia,” tutur perempuan yang juga dikenal sebagai Senator Cantik ini.
Semangat anti-penjajahan itu, selanjutnya, juga dijabarkan dalam berbagai regulasi nasional, termasuk Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian serta sejumlah Peraturan Menteri Luar Negeri yang memberikan dasar hukum bagi pemerintah untuk menolak kehadiran entitas dari negara pelaku kejahatan kemanusiaan.
Sebagai Wakil Rakyat Terpopuler dan Paling Disukai di Jatim versi ARCI , Ning Lia menilai sikap Indonesia sejalan dengan putusan sela Mahkamah Internasional (ICJ) yang pada awal tahun 2024 memerintahkan negara-negara anggota PBB untuk mengambil langkah nyata terhadap Israel atas dugaan genosida terhadap warga sipil Gaza.
"Penolakan terhadap atlet Israel adalah bagian dari sanksi moral global. Dunia olahraga seharusnya tidak netral terhadap kejahatan kemanusiaan. Kita sudah punya preseden, seperti FIFA dan IOC yang menjatuhkan sanksi terhadap Rusia akibat agresinya ke Ukraina. Maka, Israel seharusnya juga mendapat perlakuan yang sama," ujarnya.
Lebih lanjut, Ning Lia mengapresiasi konsistensi pemerintah Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina sejak era Presiden Soekarno . Ia menegaskan bahwa semangat anti-penjajahan telah menjadi identitas politik luar negeri Indonesia selama hampir delapan dekade.
“Sikap ini bukan hal baru. Indonesia sudah menunjukkan keberpihakan pada Palestina secara konsisten, termasuk saat menolak kehadiran tim Israel dalam Piala Dunia U-20 tahun 2023,” ucapnya.
Putri ulama karismatik KH. Maskur Hasyim ini juga memuji dukungan luas masyarakat Indonesia, termasuk dari organisasi keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) , Nahdlatul Ulama (NU) , dan Muhammadiyah , yang turut memperkuat posisi moral bangsa di forum internasional.
"Ini bukan penolakan pribadi. Ini adalah ekspresi solidaritas global terhadap bangsa yang tertindas. Ketika kejahatan perang masih terus terjadi di Gaza, maka memberikan ruang bagi Israel untuk berpartisipasi di ajang internasional justru mencederai hati nurani kemanusiaan," tegasnya.
Ia menambahkan, Israel hingga kini belum menghentikan serangan terhadap warga sipil Gaza, meskipun telah ada kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas. Kondisi ini, kata Ning Lia, menunjukkan bahwa komitmen perdamaian Israel masih jauh dari kenyataan.
“Dunia tidak boleh diam. Boikot, termasuk dalam bidang olahraga, adalah bentuk sanksi damai yang sah dan konsekuensinya. Inilah cara kita menegakkan kemanusiaan tanpa kekerasan,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?