Banner Iklan

Nogosari, Desa ke-18 Dinilai Kampung Pancasila Kabupaten Pasuruan, Produsen Stagen dan Melon Premium

Anis Hidayatie
10 September 2025 | 03.32 WIB Last Updated 2025-09-09T21:33:32Z
Tim juri disambut tari di RW 02 Nogosari, Desa ke-18 Dinilai Kampung Pancasila Kabupaten Pasuruan

PASURUAN| JATIMSATUNEWS.COM: Desa Nogosari, Kecamatan Pandaan, menjadi desa ke-18 yang dikunjungi tim penilai Lomba Kampung Pancasila Kabupaten Pasuruan tahun 2025. Penilaian berlangsung di Balai Desa Nogosari dengan penyambutan hangat dari perangkat desa, tokoh masyarakat, serta para pelaku UMKM setempat.
Tim juri terdiri dari Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Pasuruan Nurul Huda, Ketua FPK Kabupaten sekaligus Kader JPM (Jejaring Panca Mandala) BPIP Ahmad Bayhaqi Kadmi (Gus Bay), Staf ahli TP PKK kabupaten Pasuruan Setyowati ( Bu Wati ) dan Sekretaris Budi Rahayu ( Bu Ayu ), perwakilan Polres Kabupaten Pasuruan Imron Rosyidi, serta perwakilan Kodim Pasuruan Joko. 


Mewakili tim juri, Gus Bay menegaskan bahwa Kampung Pancasila memang memberikan penilaian utama pada aspek dekoratif meski demikian berhenti pada hiasan semata, tetapi harus benar-benar hidup dalam praktik kehidupan masyarakat

 “Kekuatan Kampung Pancasila bukan hanya gapura atau atribut, tapi bagaimana nilai-nilai Pancasila tercermin dalam keseharian warga. Kolaborasi Pemerintah serta dukungan masyarakat menjadi kunci penguatan,” ujarnya.

 Ia juga mencontohkan inspirasi dari desa Patoman, Kampung Pancasila di Banyuwangi yang sejak zaman kolonial sudah mencerminkan kerukunan antarumat beragama melalui keberadaan gereja dan klenteng yang berdampingan.
Ketua FPK Gus Bay, kaban Kesbangpol Nurul Huda Camat Pandaan foto bersama warga etnis Tionghoa  dan pendeta.

Camat Pandaan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kunjungan tim juri. Ia menegaskan bahwa Desa Nogosari adalah desa dengan keragaman agama, budaya, dan etnis. 

“Di sini muslim dan non-muslim hidup berdampingan, begitu juga warga dari berbagai suku. Kerukunan inilah yang menjadi kekuatan Nogosari sebagai Kampung Pancasila,” ungkapnya. 

Kepala Desa Nogosari, Hj. Sunariyah, turut memaparkan profil desa serta berbagai potensi lokal yang menjadi unggulan, mulai dari kerajinan hingga sektor pertanian modern.
Nogosari dikenal memiliki kerajinan stagen yang masih dilestarikan oleh masyarakat, terutama di Dusun Nampes.
Hj. Sunariyah (tengah hijab coklat keki) diantara ibu PKK dan juri.

Selain itu, desa ini juga mengembangkan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dengan berbagai tanaman sayur seperti tomat, gambas, selada air, dan melon botol.

Satu kawasan di nogosari memiliki anak muda kreatif dengan usaha bertani. Melon menjadi komoditas yang menarik, menjadi destinasi edu wisata pula. Tim juri diajak RT setempat mengunjungi.
 
Tim juri di RT tempat budidaya melon, di depan gapura yang tak dibongkar usai 17-an.
Keunggulan lain yang ditampilkan adalah budidaya melon premium yang diinisiasi oleh anak muda desa melalui Kebun Edukasi Darul Ponik. Program ini digagas oleh Muhammad Idam Kholik bersama rekannya Esa, dengan tujuan memberi alternatif pekerjaan bagi pemuda desa.

 “Kami membuat kebun melon sebagai pilihan agar tidak lagi jadi buruh pabrik. Dengan sistem hidroponik, lahan terbatas bisa dimanfaatkan secara maksimal. Alhamdulillah, sudah 8 kali panen dan hasilnya memuaskan,” jelas Idam. 

Program ini mendapatkan dukungan melalui kerja sama dengan BUMDes untuk pengembangan budidaya melon. 


Selain menjaga kerukunan, desa ini juga terus mendorong kemandirian ekonomi melalui UMKM dan inovasi pertanian. Aneka produk UMKM dari makanan, minuman hingga kerajinan dipamerkan.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Nogosari, Desa ke-18 Dinilai Kampung Pancasila Kabupaten Pasuruan, Produsen Stagen dan Melon Premium

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now