PASURUAN| JATIMSATUNEWS.COM: Desa Nogosari, Kecamatan Pandaan, menjadi
desa ke-18 yang dikunjungi tim penilai Lomba Kampung Pancasila Kabupaten
Pasuruan tahun 2025. Penilaian berlangsung di Balai Desa Nogosari dengan
penyambutan hangat dari perangkat desa, tokoh masyarakat, serta para pelaku UMKM
setempat.
Tim juri terdiri dari Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Pasuruan Nurul Huda,
Ketua FPK Kabupaten sekaligus Kader JPM (Jejaring Panca Mandala) BPIP Ahmad
Bayhaqi Kadmi (Gus Bay), Staf ahli TP PKK kabupaten Pasuruan Setyowati ( Bu Wati ) dan
Sekretaris Budi Rahayu ( Bu Ayu ), perwakilan Polres Kabupaten Pasuruan Imron
Rosyidi, serta perwakilan Kodim Pasuruan Joko.
Mewakili tim juri, Gus Bay menegaskan bahwa Kampung Pancasila memang memberikan penilaian utama pada aspek dekoratif meski demikian berhenti pada hiasan semata, tetapi harus benar-benar hidup dalam praktik kehidupan masyarakat
“Kekuatan Kampung Pancasila bukan
hanya gapura atau atribut, tapi bagaimana nilai-nilai Pancasila tercermin dalam
keseharian warga. Kolaborasi Pemerintah serta dukungan masyarakat menjadi kunci
penguatan,” ujarnya.
Ia juga mencontohkan inspirasi dari desa Patoman, Kampung Pancasila di
Banyuwangi yang sejak zaman kolonial sudah mencerminkan kerukunan antarumat
beragama melalui keberadaan gereja dan klenteng yang berdampingan.
Camat Pandaan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kunjungan tim juri.
Ia menegaskan bahwa Desa Nogosari adalah desa dengan keragaman agama, budaya,
dan etnis.
Ketua FPK Gus Bay, kaban Kesbangpol Nurul Huda Camat Pandaan foto bersama warga etnis Tionghoa dan pendeta.
“Di sini muslim dan non-muslim hidup berdampingan, begitu juga warga
dari berbagai suku. Kerukunan inilah yang menjadi kekuatan Nogosari sebagai
Kampung Pancasila,” ungkapnya.
Kepala Desa Nogosari, Hj. Sunariyah, turut
memaparkan profil desa serta berbagai potensi lokal yang menjadi unggulan, mulai
dari kerajinan hingga sektor pertanian modern.
Nogosari dikenal memiliki kerajinan stagen yang masih dilestarikan oleh
masyarakat, terutama di Dusun Nampes.
Selain itu, desa ini juga mengembangkan program Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) dengan berbagai tanaman sayur seperti tomat, gambas, selada air, dan
melon botol.
Hj. Sunariyah (tengah hijab coklat keki) diantara ibu PKK dan juri.
Satu kawasan di nogosari memiliki anak muda kreatif dengan usaha bertani. Melon menjadi komoditas yang menarik, menjadi destinasi edu wisata pula. Tim juri diajak RT setempat mengunjungi.
Keunggulan lain yang ditampilkan adalah budidaya melon premium yang diinisiasi oleh anak muda desa melalui Kebun Edukasi Darul Ponik. Program ini digagas oleh Muhammad Idam Kholik bersama rekannya Esa, dengan tujuan memberi alternatif pekerjaan bagi pemuda desa.
Keunggulan lain yang ditampilkan adalah budidaya melon premium yang diinisiasi oleh anak muda desa melalui Kebun Edukasi Darul Ponik. Program ini digagas oleh Muhammad Idam Kholik bersama rekannya Esa, dengan tujuan memberi alternatif pekerjaan bagi pemuda desa.
“Kami membuat kebun melon sebagai pilihan agar tidak
lagi jadi buruh pabrik. Dengan sistem hidroponik, lahan terbatas bisa
dimanfaatkan secara maksimal. Alhamdulillah, sudah 8 kali panen dan hasilnya
memuaskan,” jelas Idam.
Program ini mendapatkan dukungan melalui kerja sama
dengan BUMDes untuk pengembangan budidaya melon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?