Kejapanan-Gempol Jadi Desa ke-20 Dinilai Lomba Kampung Pancasila: Harmoni Warga, UMKM Unggulan, hingga Nol Stunting
PASURUAN| JATIMSATUNEWS.COM: Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, menjadi desa ke-20 yang dinilai dalam Lomba Kampung Pancasila Kabupaten Pasuruan. Penilaian berlangsung meriah dengan rangkaian acara yang sarat nuansa kebangsaan, diikuti partisipasi aktif masyarakat dari berbagai latar belakang agama dan organisasi.
Tari Saman mewarnai, acara diawali dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dikumandangkan paduan suara gereja. Dilanjutkan dengan Mars PKK oleh tim PKK, lalu lagu Garuda Pancasila dan tembang persatuan seperti Dari Sabang sampai Merauke dan Sajojo, yang juga dibawakan oleh kelompok paduan suara dari gereja.
Camat Gempol, Hadi Mulyono, menegaskan bahwa Desa Kejapanan adalah potret desa Pancasilais sejati.
“Kejapanan ini cerah, masyarakatnya sejuk, tenang, adem ayem. Dengan penduduk 25.000 jiwa—paling banyak di Kabupaten Pasuruan—tidak ada gesekan, semua saling menjaga. Inilah berkah untuk kita semua,” ungkapnya.
Kepala Desa Kejapanan, Rendy Saputra, memaparkan capaian dan keunggulan desanya. Ia menjelaskan bahwa Kejapanan memiliki 152 RT dan 27 RW, serta rutin menggelar Festival Kebangsaan Kampung Pancasila setiap Agustus. Desa ini juga telah dinobatkan sebagai Desa Ramah Anak sejak 23 Juli lalu, ditunjang dengan keberadaan perpustakaan desa, bimbingan belajar gratis oleh Karang Taruna, Forum Anak Desa, dan program peduli perempuan kepala keluarga (PEKA).
“Kami juga memberi insentif untuk guru-guru fakir miskin dan dhuafa. Selain itu, ada tiga unggulan UMKM yang menjadi kebanggaan Kejapanan,” ujar Rendy.
Tim juri lomba terdiri dari Kesbangpol Kabupaten Pasuruan Plt Kabid Poldagri Titin Sumartini, Ketua FPK Kabupaten sekaligus Kader JPM BPIP, Ahmad Bayhaqi Kadmi (Gus Bay), Staf Ahli TP PKK Kabupaten, Sekretaris TP PKK Kabupaten, Budi Rahayu (Bu Ayu), perwakilan Polres Kabupaten Pasuruan, Imron Rosyidi, serta perwakilan Kodim Pasuruan, Joko.
Dalam sambutannya, Gus Bay menyebut bahwa Lomba Kampung Pancasila bukan sekadar seremonial, melainkan bagian dari upaya menjaga ideologi bangsa.
“Ini adalah desa ke-20 dari 24 kecamatan di Kabupaten Pasuruan. Kegiatan ini tidak muncul tiba-tiba, tetapi berangkat dengan tujuan membumikan Pancasila di Kabupaten Pasuruan. Untuk pertama penilaian akan mengutamakan sisi dekoratif , memanfaatkan perayaan 17 Agustus, juga kearifan lokal baik kuliner maupun catatan sejarah yang bisa ditliskan ,” jelasnya.
Sulistianah dari Pokja 3 Kejapanan membeberkan bahwa Kejapanan memiliki kekayaan sejarah dan spiritual yang penting, di antaranya petilasan Ceng Rang dan sumber Tetek, serta kisah Ki Ageng Penanggungan, paman dari Sunan Ampel, yang sering menjadi tujuan ziarah.
"Sebelum ziarah wali biasanya mampir dulu ke makam Ki Ageng Penanggungan," ujarnya
Selain itu, Kejapanan juga unggul dalam sektor UMKM dengan sentra bebek dan telur asin yang sudah dipasarkan hingga ke luar daerah. Meski di jalur provinsi yang rawan polusi, warga menunjukkan kepedulian lingkungan dengan program pengolahan limbah rumah tangga, eco enzym, biopori, hingga kompos dari sampah rumah tangga.
Capaian lain yang membanggakan adalah keberhasilan Kejapanan meraih status zero stunting, serta memiliki jumlah Nomor Induk Berusaha (NIB) terbanyak bagi pelaku UMKM di Kabupaten Pasuruan.
Acara penilaian ditutup dengan penampilan paduan suara yang membawakan lagu “Rek Ayo Rek”, menambah semarak suasana.
Dengan jumlah penduduk terbesar, kerukunan lintas agama, inovasi UMKM, kepedulian lingkungan, hingga program sosial yang menyentuh masyarakat kecil, Desa Kejapanan menegaskan diri sebagai contoh nyata desa Pancasilais yang layak menjadi teladan di Kabupaten Pasuruan.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?