PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM: Pagi menghangat penuh kebersamaan terasa di Balai Desa Ranuklindungan, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Senin (25/8/2025).
Anggota TP PKK, aparat desa, juga penampilan tari Jaipong dibawakan oleh 3 dara cantik, dan warga berpakaian adat dari berbagai suku di Indonesia menyambut kedatangan tim penilai Lomba Kampung Pancasila Kabupaten Pasuruan.
Hadir dalam penyambutan Camat Grati Nanang bersama jajaran forkopim, Kepala KUA, Kepala Puskesmas, Kepala Desa Yuslimu, Ketua TP PKK Desa, Candra Ketua BPD, serta berbagai tokoh masyarakat.
Sementara dari tim penilai turut serta Kepala Badan Kesbangpol Nurul Huda, perwakilan Kodim Muzakkir, Polres Pasuruan Imron Rosyid, Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Ahmad Bayhaqi Kadmi atau Gus Bay serta perwakilan PKK Pokja 3 Kabupaten Pasuruan biasa dipanggil Bu Ayu dan Bu Nurul
Memberikan sambutan, Ketua Tim Juri, Kaban Kesbangpol Kabupaten Pasuruan, Nurul Huda, menegaskan bahwa penilaian lomba ini bukan sekadar mencari juara.
“Kami ingin melihat secara langsung pelaksanaan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Intinya, Kabupaten Pasuruan ingin membumikan Pancasila karena sangat relevan. Pemkab bukan sekadar mencari juara, tetapi lebih pada menggali kembali nilai-nilai luhur ini. Mudah-mudahan bisa menjadi virus positif bagi desa-desa lain,” ujarnya.
Sementara itu, Ari Siswati, S.Pd, pemateri Kampung Pancasila, menyampaikan paparan inspiratif melalui layar LCD. Ia menekankan pentingnya gotong royong, ekologi, serta kearifan lokal. Diwujudkan dalam kehidupan 23 RT di Desa Ranuklindungan.
Desa Ranuklindungan menghadirkan beragam praktik nyata implementasi Pancasila. Mulai dari adanya gapura dengan simbol Pancasila, tradisi larungan di Danau Ranu sebagai wujud sila pertama, hingga tradisi silaturahmi warga yang menjadi bagian dari keseharian masyarakat.
Nilai sila kedua tercermin ketika warga bergotong royong membantu tetangga yang sakit, kegiatan bagi-bagi ancak, hingga pelayanan posyandu. Sila ketiga diwujudkan dalam kegiatan kerukunan, kerja bakti, dan ziarah haji.
Tak kalah menarik, desa ini juga memiliki produk batik khas Ranuklindungan sebagai bentuk cinta tanah air, tradisi makan bersama dengan daun pisang saat suroan, serta bank sampah di hampir setiap RW.
UMKM dengan produk khas olahan lempuk dan aneka minuman jamu, susu kedelai, bunga telan mewarnai penyajian untuk ikut dinilai.
Inovasi desa juga terlihat dari edukasi wisata lingkungan, peternakan kambing etawa, budidaya lele di RW 3, karamba, rumah maggot, hingga UMKM desa wisata yang dikelola warga.
Perwakilan juri dari Polres Pasuruan, Imron Rosyid, menekankan pentingnya representasi fisik dalam Kampung Pancasila, seperti gapura, poskamling, hingga simbol keberagaman tempat ibadah.
“Kami pernah menginisiasi Kampung Tangguh Semeru. Maka di Kampung Pancasila juga harus ada kehadiran nyata warga. Poskamling, kentongan, hingga keberagaman rumah ibadah menjadi ciri khas kerukunan,” ujarnya.
Perwakilan juri dari PKK, Ayu, menambahkan bahwa penilaian juga melihat keterpaduan program, terutama dalam bidang sandang dan papan melalui Pokja 3 PKK.
Sedangkan Gus Bay dari FPK sekaligus kader JPM BPIP menekankan pentingnya orisinalitas.
“Kampung Pancasila yang kita cari di Kabupaten Pasuruan haruslah otentik. Kearifan lokal menjadi catatan penting. Kita tidak hanya mencari siapa yang juara, tetapi mana yang benar-benar menghadirkan kehidupan Pancasila,” tegasnya.
Hingga menjelang azan Dzuhur, rangkaian penilaian berjalan lancar dengan penuh keakraban. Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama antara tim juri, perangkat desa, dan masyarakat sebagai simbol persatuan serta semangat membumikan Pancasila di Desa Ranuklindungan. Ans
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?