Manikrejo-Rejoso Desa Keempat Dinilai Lomba Kampung Pancasila, Konon Gajah Mada Pernah Singgah
PASURUAN – Semarak meriah mewarnai Desa Manikrejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan. Desa keempat yang dinilai dalam ajang Lomba Kampung Pancasila Kabupaten Pasuruan 2025, Selasa (26/8/2025).
Menampilkan Dusun Sendang sebagai prototipe Kampung Pancasila, dengan mengusung nilai sejarah dan kearifan lokal yang konon pernah disinggahi Mahapatih Gajah Mada.
Penyambutan tim juri berlangsung unik dan penuh kejutan. Laga pesilat dari warga setempat membuka acara dengan atraktif, bahkan sang Kepala Desa Manikrejo, Muhammad Nurcholis, ikut tampil bersilat tunggal di hadapan hadirin.
Memberi sambutan Camat Rejoso, Alfian Fachrudin, serta Kaban Kesbangpol Kabupaten Pasuruan, Nurul Huda, selaku Ketua Tim Juri.
Dalam pemaparannya, Kades Muhammad Nurcholis menegaskan bahwa seluruh sila Pancasila telah diamalkan masyarakat dan ditampilkan melalui dokumentasi audiovisual.
“Dusun Sendang dipilih karena menyimpan banyak nilai sejarah dan budaya yang selaras dengan Pancasila,” ungkapnya.
Camat Rejoso, Alfian Fachrudin, menambahkan bahwa Desa Manikrejo memiliki kekhasan yang tidak ditemui di desa lain.
“Pendopo desa masih otentik dengan ukiran burung garuda, gapura bercorak Majapahit, hingga Kampung Pancasila di Dusun Sendang. Ini warisan berharga yang layak diangkat,” ujarnya.
Ketua Tim Juri Kaban (Kepala Badan) Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik) Nurul Huda dalam sambutan menyampaikan bahwa tujuan utama lomba bukan sekadar mencari juara.
“Yang terpenting adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila benar-benar hidup di masyarakat. Sendang, UMKM, surau, hingga kisah Gajah Mada menjadi bukti bahwa Desa Manikrejo punya keotentikan yang luar biasa,” tegasnya
Seremoni ditandai dengan pemukulan gong oleh Kaban Kesbangpol Nurul Huda sebagai simbol peresmian Kampung Pancasila Desa Manikrejo.
Juri meninjau pameran UMKM lokal, mulai dari olahan lele yang sudah menembus pasar ekspor Jepang hingga kerajinan bordir manual khas desa.
Selanjutnya, rombongan diajak menuju Sendang Patirtaan, lokasi sejuk nan rindang dengan air jernih, yang dipercaya warga pernah menjadi tempat singgah Mahapatih Gajah Mada.
“Dahulu katanya Gajah Mada pernah mampir ke tempat ini,” tutur Kades Nurcholis sembari mengisahkan sejarah lokal yang menjadi kebanggaan warga.
Di lokasi sendang, tampil pula pembacaan puisi bertema Pancasila.
Perjalanan juri berlanjut ke Surau Pancasila, yang berdiri sejak 1952. Surau ini dijadikan simbol pengamalan lima sila Pancasila.
Menurut Khoirun Nasikhin, Modin sekaligus Kaur Kesra desa, surau ini menjadi pusat ibadah, pembinaan iman, pendidikan anak-anak, tempat musyawarah dusun, hingga pusat kegiatan sosial.
“Mulai dari salat berjamaah, pengajian, manaqiban, hingga berbagi makanan. Semua nilai sila Pancasila hidup di sini,” jelasnya.
Selain itu, tim juri PKK juga meninjau program KRPL, Hatinya PKK, dan Asman Toga yang menjadi bukti ketahanan pangan desa.
Ramah tamah ditutup dengan sajian khas desa, seperti rujak manis lima bahan yang disebut warga sebagai Rujak Pancasila, hingga kue tart Pancasila yang unik.
Salah satu juri, Ayu dari Pokja 3 PKK Kabupaten Pasuruan, mengapresiasi kekuatan pangan lokal desa.
“KRPL dan Asman Toga di sini nyata sudah dilakukan untuk mendukung ketahanan pangan keluarga,” ujarnya.
Sementara itu, Gus Bayhaqi Kadmi, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan, menilai kisah Gajah Mada menjadi nilai otentik yang harus terus digali.
“Kearifan lokal seperti sendang ini saya harapkan bukan hanya cerita, tapi bagian dari sejarah. Perwujudan Pancasila digali dari bumi Indonesia,” ungkapnya seraya menjelaskan beda dongeng, hikayat dan sejarah.
" Desa ini unik karena ada cerita Gajah Mada, salah satu sejarah mengusung filosofi gulo klopo yakni literasi menuju lahirnya merah putih sebagai bendera Indonesia. Sejarah, otentik itu hrs didatangkan ahli sejarah. Itu tugas kades kalau petirtaan ingin menjadi kearifan lokal," papar Gus Bay, yang juga merupakan kader JPM (Jejaring Pancamandala) BPIP )Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) sebuah lembaga di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia yang bertugas untuk membina ideologi Pancasila secara terencana, sistematis, dan terpadu di seluruh komponen bangsa, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, demi mewujudkan visi Indonesia yang berdaulat dan berkepribadian.
Kunjungan diakhiri dengan mampir ke Warung Pancasila, tempat warga berkumpul sambil meneguhkan persatuan dalam keseharian.
Tim PKK menyempatkan berdialog dan berbelanja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?