![]() |
Anggota DPD RI Jatim, Lia Istifhama dukung kerja sama Baznas dan Muslimat NU guna memperkuat ekonomi perempuan akar rumput dan menghindari jebakan bank titil./dok. Lia Istifhama Center |
JAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM - Anggota DPD RI Provinsi Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, memberikan apresiasi terhadap inisiatif strategis Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI yang menggandeng Pimpinan Pusat Muslimat NU dalam mengembangkan program Women Entrepreneurship berbasis zakat produktif dan skema microfinance syariah.
Program ini menurut Lia sebagai bentuk nyata dari upaya menciptakan kemandirian ekonomi perempuan sekaligus mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap praktik pembiayaan mudarat seperti bank titil atau rentenir.
Melalui Program Baznas Microfinance Majelis Taklim (BMMT), ribuan kader perempuan dari Muslimat NU di berbagai daerah akan mendapatkan akses pembiayaan mikro, pelatihan kewirausahaan, hingga pendampingan usaha secara komunitas.
Program ini juga diproyeksikan untuk menyasar lebih dari 1.000 majelis taklim dengan alokasi awal Rp 2 miliar yang tersebar di 20 wilayah provinsi.
Sebagai informasi, skema pembiayaan dalam program ini bersifat syariah tanpa bunga dan berbasis komunitas.
Para penerima manfaat tidak hanya mendapatkan dana usaha, tetapi juga pelatihan manajerial, kewirausahaan, serta pendampingan bisnis sesuai potensi lokal seperti kuliner, kerajinan, warung sembako, hingga jasa berbasis digital.
Senator Lia Istifhama mengatakan, perempuan selama ini sering kali menjadi garda terdepan dalam menjaga stabilitas ekonomi keluarga, namun belum memiliki akses memadai terhadap permodalan yang sehat dan bebas jerat riba.
Skema yang ditawarkan Baznas dan Muslimat NU menjadi alternatif penting dari praktik bank titil yang banyak menjebak perempuan, khususnya ibu rumah tangga dan pelaku UMKM skala kecil. Mereka kemudian masuk ke dalam lingkaran utang berbunga tinggi.
"Ini upaya revolusioner dan terukur. Baznas dan Muslimat NU menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan tidak cukup dengan ceramah motivasi, tapi harus dilengkapi ekosistem pendanaan yang amanah dan pendampingan yang konsisten," ucap Lia dalam rilis yang diterima JSN Jumat (8/8).
Senator yang identik dengan tagline Cerdas Inovatif dan Kreatif (Cantik) ini mendorong adanya sinergi kuat antara pemerintah pusat, Baznas provinsi/kabupaten, dan jaringan Muslimat NU di daerah.
Sinergi ini akan merealisasi program yang tidak hanya pada penyaluran dana, tetapi juga menyentuh aspek pengawasan, pelatihan, dan evaluasi secara berkala.
"Kami dari DPD RI siap mengawal, terutama dalam memastikan agar setiap skema bantuan berbasis zakat ini benar-benar menyasar perempuan yang berhak dan siap berkembang," ujar Ning Lia--sapaannya.
Ia juga menyinggung potensi pengembangan program ini untuk menjawab tantangan ketimpangan ekonomi yang semakin melebar di tengah era digital dan inflasi global.
Menurutnya, pendekatan berbasis kader komunitas seperti Muslimat NU bisa menjadi model pemberdayaan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
"Kader Muslimat NU ini sudah terbukti kuat dalam sosial keagamaan. Kini saatnya mereka naik kelas menjadi pilar ekonomi umat yang produktif dan berdaya saing. Saya optimistis program ini diyakini dapat menjadi tonggak perubahan dalam penguatan ekonomi perempuan akar rumput dan pengentasan kemiskinan berbasis komunitas," bebernya.
Kemudian, Kepala Divisi Bank Zakat Mikro BAZNAS RI, yakni Noor Aziz mengatakan sinergi dengan Muslimat NU adalah bagian dari langkah strategis untuk membentuk ekonomi berkeadilan dan berkelanjutan.
Selain Muslimat NU, Baznas juga memperluas kerja sama serupa dengan organisasi perempuan lainnya seperti Aisyiyah dan Fatayat NU.
"Program ini bukan sekadar pencairan dana zakat produktif, tapi merupakan terobosan konkret dalam memperkuat akar ekonomi bangsa, yaitu perempuan pelaku usaha mikro di level komunitas. Nantinya, majelis taklim bisa berkolaborasi perbenkan syariah dan menggerakkan akar rumput untuk meningkatkan perekonomiannya," jelasnya. ***
Editor: YAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?