DLH Kota Malang Gelar Sosialisasi Lomba Kampung Bersinar

KOTA MALANG - JATIMSATUNEWS.COM -;

Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang melalui Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan melakukan sosialisasi yang mengusung tema 'Sinergitas Pemerintah dan Masyarakat dalam Membangun Lingkungan Berdasarkan Prinsip Kelestarian Lingkungan Melalui Kampung Bersinar Mbois Berkelas'. Kegiatan ini dilaksanakan di Mini Block Office (MBO), Jalan Mojopahit No 1 Kota Malang. Rabu (28/5/2025).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Noer Rahman Wijaya memberikan sambutan sekaligus membuka acara yang dihadiri oleh perwakilan RW masing-masing kelurahan, kader lingkungan tingkat kecamatan, ketua kader lingkungan tingkat kota, unsur kelurahan, unsur kecamatan serta unsur pegiat lingkungan.

Dalam sambutannya, Rahman menyampaikan bahwa tujuan dilakukan sosialisasi ini adalah untuk melaksanakan kampanye program kerja unggulan Pemerintah Kota Malang yaitu Ngalam Seger yang diaplikasikan dalam kegiatan Lomba Kampung Bersinar. 

"Disisi lain, untuk melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pemangku wilayah di tingkat kelurahan dan kecamatan dalam rangka mendukung Kampung Ikonik Pelestarian Lingkungan," beber Rahman.

Selanjutnya, dalam mewujudkan Kampung Ikonik Pelestarian Lingkungan, maka kampung tersebut harus memiliki kriteria dalam pengurangan sampah, kelestarian lingkungan, keberlanjutan dan berjiwa wirausaha kreatif yang menjadi kebiasaan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Dikatakannya, negara, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. 

"Namun, aktivitas pembangunan mengandung potensi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dapat menurunkan daya dukung dan daya tampung sehingga dapat menimbulkan dampak sosial, ekonomi dan masyarakat sekitar," tuturnya.

Untuk itu, lingkungan harus dikelola dengan baik berdasarkan asas tanggungjawab, keberlanjutan dan keadilan. 

"Selain itu, pengelolaan lingkungan hidup harus dapat memberikan kemanfaatan ekonomi, sosial dan budaya yang dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian dan demokrasi," jelas Rahman.

Di tempat yang sama, salah satu narasumber Oeliva Iswandi menuturkan bahwa indikator Kampung Bersinar meliputi beberapa kriteria yaitu pengelolaan sampah yang memiliki poin 35 persen. Lalu, pengelolaan Ruang Terbuka Hijau mempunyai bobot 25 persen. Disamping itu ada indikator konservasi air dan energi yang memiliki nilai 15 persen, pemberdayaan masyarakat memiliki bobot 15 persen serta inovasi pengelolaan lingkungan hidup mempunyai poin 10 persen.

Oeliva menjabarkan pengelolaan sampah meliputi adanya tempat sampah terpilah, presentase KK yang memiliki kompos terpilah, adanya resapan biopori, keberadaan Bank Sampah, adanya partisipasi masyarakat dalam mengurangi sampah, memiliki inovasi 3R dan ada drainase.

Selanjutnya, untuk konservasi air dan energi. Indikator yang menjadi penilaian yakni eco energi atau energi ramah lingkungan, pemanfaatan solar sel atau sel surya, penampungan atau peresapan atau pemanfaatan air hujan, adanya rumah hemat energi, memiliki instalasi panel surya dan adanya upaya pengolahan air limbah. 

Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat terdiri dari kebijakan atau peraturan terkait lingkungan, kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup tingkat RW, kegiatan pembinaan, adanya program kerja kader lingkungan, adanya upaya sanitasi berbasis masyarakat, kebijakan anggaran kelurahan untuk pengelolaan lingkungan hidup dan kader lingkungan berperan aktif mengajak masyarakat untuk mengelola lingkungan.

"Dan terakhir yang menjadi penilaian adalah inovasi pengelolaan lingkungan hidup. Dalam inovasi ini, yang dinilai yaitu pengelolaan persampahan, pengelolaan Ruang Terbuka Hijau, konservasi air, konservasi energi serta publikasi gerakan lingkungan hidup," tutup Oeliva. (Har).