Rumah dan Kopi

Admin JSN
29 April 2024 | 06.41 WIB Last Updated 2024-04-28T23:41:21Z

PUISI | JATIMSATUNEWS:COM:
Kulihat dari cahaya bulan di pekarangan
Terpaan senja membelai kening
Membawa langkah pada sebuah bangunan renta
Menua dimakan waktu

Serambiku kelam dan berudara sepi
Kaca jernih dari luar segala nampak
Kulari dari lebar halaman
Tidak ada suara, tiada pula bayangan

Kecuali sahabatku, semuanya pergi
Terkadang terasa perlu ke rumah
Bercerita dan berkaca pada hari-hari yang kupunya

Di rumah besar sekali tercipta sebuah kisah
Bahagia dan air mata menyatu
Duduk di samping jendela menengadah secangkir kopi,
Pada senja hari aku bersantap ubi rebus bersama sahabat

Yang kupunya hanyalah rumah sederhana dan cerita orang-orang di dalamnya

Rumah sederhana terasa indah karena cinta
Tetamu tetap akan senantiasa menerima

Kenyamanan,
Ketenangan,
Kehangatan,
Itulah kuncinya

Akan jadi percuma sebuah istana
Jika kau enggan untuk menjaganya

Nuansa yang hangat di hari aku bersantap ubi rebus bersama kau sahabat

Merindumu,
Kalau aku terdengar suara berdetak tiba-tiba
Malu-malu hati sahabatku rupanya ikut bicara

Tanpa tekanan yang mendesak atau tinggi hati
Alangkah cintanya dia padaku

Terkadang sebelum masuk rumah
Aku melihat ke atap dan bertanya-tanya...
Apakah dia di dalam, masihkah dia cinta
Alangkah bahagia rasanya hidup, bila hatiku tak gelisah

Berkaca mata indah 
Berhias mutiara yang bersinar
Terasa hidup berbinar-binar
Dalam pelukan berkah

Terima kasih, Rumah Budaya dan orang-orang di dalamnya




Eni Wahyuni, S.Pd., M.Pd.
Guru Bahasa Indonesia 
MAN 2 Kota Malang
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Rumah dan Kopi

Trending Now