PEREMPUAN KUNCI KEMANDIRIAN UMAT, KM-DMI MALANG GELAR FGD KOLABORATIF
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Korps Mubalighah Dewan Masjid Indonesia (KM-DMI) Kota Malang bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Universitas Brawijaya (ISNU UB) serta sejumlah organisasi perempuan di Kota Malang sukses menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Peningkatan Kapasitas Kemandirian Umat Berbasis Perempuan”. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja Departemen Ekonomi dan Pemberdayaan Umat KM-DMI Kota Malang, sekaligus meramaikan momentum Hari Ibu, 22 Desember.
FGD diselenggarakan di Lantai 3 Gedung Utama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), Kota Malang, dan diikuti oleh perwakilan organisasi perempuan, aktivis komunitas, pelaku UMKM Perempuan, serta akademisi. Forum ini secara khusus menitikberatkan pada penguatan peran perempuan dalam pembangunan ekonomi umat, dengan mendorong kemandirian, profesionalitas, serta kolaborasi lintas kelembagaan.
Ketua Departemen Ekonomi dan Pemberdayaan Umat KM-DMI Kota Malang sekaligus inisiator kegiatan, *Dr. Nurul Badriyah*, menegaskan bahwa FGD ini dirancang sebagai ruang dialog strategis bagi perempuan lintas organisasi.
“Ya, Semua yang hadir di sini memang perempuan, baik dari ormas perempuan maupun anggota perempuan dari lembaga dan organisasi masyarakat. Kami di Korps Mubalighah memiliki Departemen Ekonomi dan Pemberdayaan Umat, dan ini merupakan gawe kami; mengundang perempuan-perempuan dari organisasi terkait untuk duduk dan berdiskusi bersama, guna mencatat rekomendasi-rekomendasi bagi agenda penguatan umat,” ujar Wadek 3 FEB yang juga Ketua ISNU UB
Menurut doktor ilmu ekonomi tersebut, perempuan merupakan entitas sosial yang memiliki daya tahan dan daya cipta tinggi dalam menopang ekonomi keluarga dan komunitas. Dengan adanya kesadaran kolektif serta struktur sosial yang tidak represif, perempuan mampu menjadi penggerak utama kemandirian masyarakat sipil.
Dua pemantik diskusi dihadirkan dalam FGD ini. Pelaku UMKM Perempuan yang juga aktif di organisasi Fatayat dan FORHATI; *Ratnaning Firdausi, SE* juga Peneliti yang berhasil mencetak pundi-pundi karena hasil risetnya sukses dihilirisasi oleh produsen kosmetik terkenal; *Prof. Fatchiyah Novi* dari ISNU UB. Diskusi berlangsung secara interaktif dengan pembagian empat klaster; yakni *Klaster Masjid, Klaster RMI dan ISNU, Klaster Muslimat dan Aisyiyah, serta Klaster FORHATI, Korps Mubalighah, dan BKMM*. Dari diskusi tersebut, peserta FGD merumuskan sejumlah rekomendasi kebijakan strategis untuk penguatan ekonomi umat berbasis perempuan.
Salah satu rekomendasi utama adalah perlunya penguatan ekosistem ekonomi umat berbasis kelembagaan, dengan mendorong peran masjid, pesantren, koperasi, dan organisasi kemasyarakatan sebagai simpul penggerak ekonomi produktif yang berkelanjutan, tidak semata menjalankan fungsi sosial-keagamaan. Selain itu, forum juga menekankan pentingnya pengembangan skema kontribusi dan manfaat ekonomi yang saling menguatkan melalui mekanisme solidaritas, seperti sedekah produktif, ekonomi proteksi internal, serta sirkulasi usaha antaranggota komunitas.
FGD ini juga menyoroti kebutuhan peningkatan kapasitas dan profesionalitas UMKM perempuan melalui pelatihan kewirausahaan, peningkatan literasi keuangan, pengelolaan usaha yang lebih profesional, serta pengembangan produk agar mampu meningkatkan skala usaha dan daya saing. Di samping itu, penguatan akses legalitas usaha, sertifikasi halal, dan standardisasi produk dipandang krusial untuk membangun kepercayaan pasar dan memperluas jaringan usaha.
Rekomendasi lainnya mencakup perluasan akses pasar melalui penyediaan ruang promosi, penyelenggaraan bazar ekonomi umat, serta pengembangan kemitraan strategis dengan berbagai pihak. Seluruh upaya tersebut dinilai perlu ditopang oleh kolaborasi lintas pemangku kepentingan dan tata kelola yang transparan, akuntabel, serta berorientasi pada keberlanjutan.
Ketua Korps Mubalighah Kota Malang, *Bu Nyai Dr. Umi Machmudah* menyambut gembira kegiatan ini. “Melalui FGD ini, KM-DMI Kota Malang berharap terbangun jejaring kolaboratif antarorganisasi perempuan yang lebih solid dan terarah. Hasil diskusi diharapkan tidak berhenti sebagai wacana, tetapi ditindaklanjuti dalam bentuk program konkret yang menjadikan perempuan sebagai subjek utama dalam mewujudkan kemandirian ekonomi umat”, demikian diungkap Dosen yang berhome base di Bahasa Arab Pascasarjana UINMA.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?