Banner Iklan

Kesbangpol Kabupaten Pasuruan ke Salatiga, Kota dengan Penghargaan Toleransi Enam Kali Berturut-turut

Anis Hidayatie
22 Desember 2025 | 21.44 WIB Last Updated 2025-12-22T14:44:53Z


Kesbangpol Kabupaten Pasuruan  ke Salatiga, Kota dengan Penghargaan Toleransi Enam Kali Berturut-turut

SALATIGA | JATIMSATUNEWS.COM: Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten melakukan kunjungan pembelajaran ke Kota Salatiga untuk mendalami praktik nyata toleransi antarumat beragama yang telah mengantarkan kota tersebut meraih penghargaan toleransi nasional enam kali berturut-turut.

Kabid Wawasan Kebangsaan dan Ormas Kesbangpol Kabupaten, Mulyono menyampaikan bahwa Salatiga menjadi rujukan penting karena konsistensinya menjaga harmoni sosial di tengah keberagaman. 

“Kami ingin belajar bagaimana toleransi itu dibangun, dijaga, dan dipertahankan hingga mampu meraih penghargaan secara berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam pemaparan, Kaban Kesbangpol Kota Salatiga Suryana Adi Setyawan menjelaskan bahwa proses penilaian toleransi dilakukan melalui mekanisme riset mendalam oleh Setara Institute, mulai dari pengiriman surat ke Jakarta, pengisian kuesioner, hingga verifikasi lapangan. Kesbangpol menjadi leading sector dengan mengisi instrumen penilaian sebelum dilakukan riset dan investigasi langsung oleh tim pusat.

Selanjutnya sesi tanya jawab dimulai dari Ketua FPK Kabupaten Pasuruan Ahmad Bayhaqi atau Gus Bay, menanyakan bagaimana Kota Salatiga sukses terus memperoleh juara, siapapun pemimpin daerahnya.

Kaban didampingi Kabid Wasbang dan Ormas Sulistiowati menegaskan bahwa penilaian tersebut bukan ajang kontestasi, melainkan murni berbasis riset dan fakta lapangan. 

“Jakarta melakukan riset dan verifikasi, termasuk melihat kegiatan FKUB dan FPK, serta bagaimana pemerintah daerah memfasilitasi kehidupan beragama,” jelasnya.

Kota Salatiga dikenal memiliki praktik toleransi yang nyata, seperti keberadaan masjid dan gereja yang berdampingan di kawasan Alun-alun, penerimaan mahasiswa non-Muslim di UIN, serta keterbukaan pemerintah daerah terhadap berbagai organisasi kemasyarakatan.

Data demografis menunjukkan komposisi penduduk Salatiga terdiri dari sekitar mayoritas Muslim, berturut 5 agama lain  serta pemeluk kepercayaan sekitar 0,01 persen, dengan latar belakang etnis yang didominasi Jawa. 

Sejak 2015, kota ini konsisten masuk dalam penilaian kota toleran dan selalu meraih penghargaan. Toleransi tumbuh tidak melalui paksaan.

 “Penghargaan ini bukan lomba, tapi hasil riset. Toleransi itu membiarkan setiap agama menjalankan ibadah sesuai keyakinannya,” tegasnya.

 Ia juga menyebut embrio toleransi di Salatiga telah tumbuh sejak lama melalui tokoh-tokoh lintas iman.

Aspek regulasi  menjadi satu hal yang ditanyakan ketua FKUB Kabupaten Pasuruan H. Saiful Anam Chalim.

Dijawab oleh Kaban Kesbangpol Salatiga bahwa Penyelenggaraan ada regulasi khusus perwalikota.

"Toleransi Bermasyarakat dan Penanganan Konflik Sosial, yang disebut sebagai produk hukum progresif dari Wali Kota Robi dan tetap relevan siapa pun kepala daerahnya," ujarnya.

Menjawab pertanyaan dari tim Kemenag  Kabupaten Pasuruan, Muhammad Irji’, terkait konsep zero konflik, dijelaskan bahwa Salatiga pernah menghadapi isu intoleransi. Namun, respons cepat melalui mediasi hingga tingkat RT/RW, penggalangan di Warung NKRI, doa lintas iman, serta pendekatan dialogis berhasil meredam potensi konflik.

“Kami berupaya menjadikan Salatiga seperti Madinah, meneladani Piagam Madinah dalam kehidupan bermasyarakat,” ucap Kaban Suryana disampaikan dalam forum.

Kunjungan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi Kesbangpol Kabupaten dalam merumuskan kebijakan dan strategi penguatan toleransi, demi mewujudkan kehidupan berbangsa yang damai, adil, dan makmur dalam bingkai NKRI.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kesbangpol Kabupaten Pasuruan ke Salatiga, Kota dengan Penghargaan Toleransi Enam Kali Berturut-turut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now