| Dila (24) pemilik Hoki Dimsun bersama dengan salah satu karyawannya |
SAPA TOKOH | JATIMSATUNEWS.COM - Kukusan dimsum yang mengepul setiap hari di gerai Hoki Dimsum menjadi bagian dari perjalanan panjang seorang pengusaha muda bernama Dila Ayu Ramanda Kuska (24). Asap hangat yang keluar dari kukusan itu bukan hanya pertanda dimsum matang, tetapi juga simbol langkah-langkah kecil yang perlahan membentuk mimpi besar. Di tempat itulah, Dila menyaksikan bagaimana impiannya yang tumbuh sejak remaja kini perlahan mulai tercipta. Setiap hari, aroma gurih yang memenuhi ruang usaha itu mengingatkannya pada proses panjang yang ia jalani sejak awal merintis bisnis.
Dila tumbuh dengan minat yang kuat di dunia perdagangan. Sejak duduk di bangku SMP, ia sudah terbiasa menjual berbagai produk pada teman-temannya. Ketika melanjutkan studi di jurusan Ekonomi Manajemen Bisnis Digital Universitas Muhammadiyah Ponorogo, ketertarikannya pada bisnis semakin menguat. Ia melihat bagaimana kuliner menjadi salah satu sektor yang paling berkembang, terutama di daerahnya. Kesadaran inilah yang mendorongnya memilih jalur usaha makanan. “Bidang kuliner itu dinamis dan banyak peluangnya,” tuturnya sambil mengenang awal mula ketertarikannya.
Namun, merintis Hoki Dimsum bukan hal yang mulus. Dila menghadapi tantangan besar, terutama dalam menjaga konsistensi rasa dan pelayanan di tengah persaingan yang semakin ketat. Banyaknya pesaing baru sering membuatnya harus berpikir lebih keras untuk mempertahankan pelanggan. Di sisi lain, omzet yang tidak stabil sempat menjadi tekanan tersendiri. Meski begitu, dukungan keluarga menjadi penguat terbesar baginya. “Keluarga selalu mendukung apa pun keputusan saya,” ucapnya, menegaskan betapa pentingnya kehadiran orang terdekat dalam proses.
Seiring waktu, usaha yang ia rintis mulai menunjukkan perkembangan yang nyata. Manajemen produksi semakin teratur, layanan lebih rapi, dan kepercayaan konsumen pun meningkat. Dengan ritme kerja yang lebih tertata, Dila kini dapat mengelola usaha secara lebih profesional, mempekerjakan karyawan, serta memperkuat identitas usaha yang ia bangun. Di tengah keseharian mengurus produksi dan melayani pelanggan, ada momen kecil yang sangat berarti yakni seorang pelanggan datang kembali hanya untuk memberikan apresiasi terhadap rasa dan pelayanan. “Komentar positif seperti itu sangat berarti,” singkatnya. Baginya, dukungan seperti itu cukup untuk menghapus rasa lelah dan menjadi pengingat bahwa kerja kerasnya dihargai.
| Suasana salah satu gerai dengan natrean pelanggan memadati depan gerai Hoki Dimsum di Kecamatan Balong |
Kini, perjalanan usaha Hoki Dimsum terus bergerak maju. Bagi Dila pengalaman sebelumnya menjadi pembelajaran bahwa kesulitan dapat dijadikan fondasi untuk memperbaiki dan mengembangkan usahanya. Baginya, modal terbesar dalam berbisnis bukan hanya uang, melainkan ketekunan dan kemampuan menjaga ritme kerja. Dengan konsistensi yang ia pegang teguh, gerai kecil itu akan terus menjadi saksi tumbuhnya mimpi yang ia bangun sejak bertahun-tahun yang lalu.
---Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?