Banner Iklan

DPD RI Lia Istifhama dan Yenny Wahid Hadiri Haul ke-16 dan Gelar Pahlawan Nasional Gus Dur di Taman Bungkul

Admin JSN
19 Desember 2025 | 13.13 WIB Last Updated 2025-12-19T06:18:16Z
Anggota DPD RI, Lia Istifhama (ketiga dari kiri) bersama Yenny Wahid dalam acara Haul ke-16 Gus Dur di Taman Bungkul, Surabaya (18/12)./dok. Lia Istifhama Center

SURABAYA | JATIMSATUNEWS.COM - Anggota DPD RI Lia Istifhama bersama putri Gus Dur, Yenny Wahid hadir langsung dalam Haul ke-16 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Taman Bungkul, Surabaya, Kamis (18/12) kemarin.

Selain Senator Lia Istifhama dan Yenny Wahid, juga hadir Plt Asisten Pemprov Jawa Timur Ahmad Djazuli, jajaran Forkopimda DPRD Surabaya, Kementerian Agama Kota Surabaya, serta tokoh lintas agama dari berbagai latar belakang.

Mereka menghadiri undangan dari Barikade Gus Dur (BGD) Jawa Timur untuk menggelar haul ke-16 presiden keempat RI, sekaligus menjadi momentum reflektif dan tasyakuran atas penetapan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional.

Haul tahun ini juga mengusung tema 'Meneladani Budaya Etika Demokrasi Gus Dur' dengan relevansi terhadap situasi masa kini dan momen untuk bersyukur atas dinobatkannya Gus Dur sebagai pahlawan nasional.

Pada momen ini, Lia Istifhama menyampaikan refleksi mendalam tentang keteladanan Gus Dur sebagai tokoh bangsa yang mengajarkan kecerdasan, kemanusiaan, dan kebhinnekaan dalam balutan sikap humoris dan humanis.

"Haul ke-16 ini menjadi ruang refleksi bersama atas ajaran Gus Dur tentang pentingnya menjaga kebhinnekaan demi keberlangsungan bangsa," tutur senator yang dikenal dengan tagline Cerdas Inovatif dan Kreatif (Cantik) ini.

Menurut Ning Lia--sapaannya, Gus Dur juga memberikan teladan tentang pentingnya pemikiran dan tulisan dalam membangun peradaban bangsa. Melalui karya-karyanya, Gus Dur menegaskan bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin yang menjunjung tinggi persatuan dan perlindungan terhadap hak-hak minoritas.

"Gus Dur mengajarkan kita bagaimana senyuman, komunikasi yang humanis, dan hubungan interpersonal menjadi kunci terciptanya masyarakat yang berkeadaban," jelasnya.

Ia berharap nilai-nilai keteladanan Gus Dur terus dihidupkan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga terwujud khairunnas anfa’uhum linnas, yakni masyarakat kebajikan yang tiap langkah dan tutur katanya membawa kemaslahatan bagi bangsa dan negara.

"Nilai-nilai humanis yang ditanamkan Gus Dur menjadi inti dalam terwujudnya kebermanfaatan untuk orang lain," tegas keponakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. 

Di tempat yang sama, Yenny Wahid menyampaikan orasi kebangsaan. Ia menegaskan nilai utama yang selalu diajarkan Gus Dur adalah hidup yang bermanfaat bagi sesama.

"Yang terpenting dalam kehidupan adalah migunani, bermanfaat. Itu yang selalu diajarkan bapak dan ibu saya," ungkap Yenny Wahid.

Kemudian, Ketua Barikade Gus Dur Jawa Timur, Ahmad Arizal, mengungkapkan haul tahun ini dihadiri lebih dari seribu peserta yang merupakan pecinta Gus Dur dari berbagai daerah di Jawa Timur dan lintas komunitas.

"Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional dan ikon pluralisme masih menjadi magnet kuat bagi masyarakat lintas agama dan golongan," tegas Ahmad Rizal.

Sebagai informasi, KH. Abdurrahman Wahid atau yang populer disapa Gus Dur telah dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2025, bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional.

Penobatan ini melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025, yang diserahkan oleh Presiden Prabowo Subianto kepada keluarga almarhum di Istana Negara. Penetapan ini juga sebagai pengakuan atas jasa besarnya dalam perjuangan politik, pendidikan Islam, kemanusiaan, pluralisme, dan demokrasi di Indonesia.  ***

Editor: YAN


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • DPD RI Lia Istifhama dan Yenny Wahid Hadiri Haul ke-16 dan Gelar Pahlawan Nasional Gus Dur di Taman Bungkul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now