DPD RI Cantik Lia Istifhama Soroti Lonjakan Kasus, Puluhan Ribu Perempuan Menjanda Tiap Tahun Jadi Alarm Sosial
SURABAYA | JATIMSATUNEWS.COM: Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, M.E.I., yang dikenal luas dengan tagline Cantik, Cerdas Kreatif dan Inovatif menyoroti serius meningkatnya angka perceraian di berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur. Fenomena ini dinilai bukan lagi persoalan privat rumah tangga, melainkan telah berubah menjadi alarm sosial yang mengancam ketahanan keluarga dan masa depan generasi.
Berdasarkan data dari sejumlah Pengadilan Agama (PA) di Jawa Timur, perkara perceraian setiap tahunnya mencapai puluhan ribu kasus. Bahkan, di beberapa daerah tercatat tren kenaikan signifikan dari tahun ke tahun, baik gugatan cerai yang diajukan pihak istri maupun talak dari pihak suami.
“Angka perceraian yang terus meningkat ini menunjukkan adanya persoalan mendasar dalam ketahanan keluarga. Ini bukan hanya soal putusnya hubungan suami-istri, tetapi juga menyangkut masa depan anak, kondisi ekonomi keluarga, serta stabilitas sosial,” ujar DPD RI Cantik Lia Istifhama, Selasa (23/12/2025).
Menurutnya, tingginya angka perceraian dipengaruhi oleh beragam faktor. Mulai dari tekanan ekonomi, minimnya kesiapan mental dalam membangun rumah tangga, konflik berkepanjangan, hingga pengaruh media sosial yang kerap memicu perbandingan hidup dan ketidakharmonisan dalam keluarga.
Di sisi lain, Lia Istifhama menyoroti kontras narasi yang berkembang di ruang publik. Di tengah lonjakan angka perceraian, media sosial justru ramai dengan konten ajakan menikah yang dikemas secara romantis dan instan.
“Imbauan menikah tentu baik, tetapi harus dibarengi dengan edukasi pra-nikah yang kuat dan realistis. Jangan sampai masyarakat hanya didorong untuk menikah, tetapi tidak dipersiapkan menghadapi dinamika dan tantangan rumah tangga,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa pernikahan bukan sekadar seremoni atau mengikuti tren sosial. Tanpa kesiapan mental, ekonomi, dan kemampuan mengelola konflik, banyak pasangan akhirnya runtuh di tahun-tahun awal pernikahan.
“Menikah itu ibadah, tapi juga amanah besar. Jangan hanya viral ajakan menikah, sementara data perceraian terus meningkat. Yang dibutuhkan adalah kesiapan mental, ekonomi, dan literasi konflik rumah tangga,” kata Lia Istifhama.
Lebih lanjut, DPD RI Cantik Lia Istifhama mendorong penguatan program bimbingan perkawinan, konseling keluarga, serta literasi ketahanan rumah tangga, khususnya bagi generasi muda. Ia juga menilai negara perlu hadir lebih jauh, tidak hanya dalam aspek legal pernikahan dan perceraian, tetapi juga dalam upaya pencegahan konflik keluarga sejak dini.
“Jika angka perceraian terus melonjak, maka yang perlu diperbaiki adalah sistem pembinaan keluarga dari hulu ke hilir,” pungkasnya.
Ia berharap tingginya angka perceraian di Jawa Timur menjadi perhatian bersama, baik pemerintah daerah, tokoh agama, lembaga pendidikan, hingga masyarakat luas, agar institusi keluarga tetap menjadi fondasi kuat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?