![]() |
| Rehan, Ketua Tim PPK Ormawa UNHAS dan Husnul Mubarok, Dosen Pembimbing dan Ketua Kontingen UNHAS, Malang |
Pada Kamis, (4/12/25) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menjadi tuan rumah gelaran Abdidaya Ormawa 2025, ajang yang menampilkan karya pengabdian masyarakat oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Di antara peserta yang hadir, Universitas Hasanuddin (UNHAS) menjadi salah satu kontingen yang mencuri perhatian publik usai memenangkan PIMNAS 2025 sekaligus menjadi tuan rumah.
UNHAS mengirim tiga tim unggulan yang mengusung tema berbeda: Pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Sopeng, Sanggar Tani Muda di Maros, serta program Smart Farming yang berfokus pada peningkatan sektor peternakan. Ketiga program tersebut merupakan hasil riset kebutuhan masyarakat yang dilakukan mahasiswa UNHAS melalui skema PPK Ormawa.
Rehan, salah satu perwakilan tim Smart Farming, menyampaikan bahwa program mereka bermula dari dorongan untuk mewujudkan Tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian masyarakat.
“Banyak desa di Indonesia masih menghadapi masalah nyata. Kami turun langsung, melakukan survei, dan mengembangkan inovasi sesuai kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, setiap program yang dibawa UNHAS memiliki ciri khas masing-masing, karena berbasis pada kondisi desa yang berbeda. Meski demikian, semangat yang dibawa ketiga tim tetap sama: menuntaskan persoalan di masyarakat dan memberikan dampak jangka panjang.
Sementara itu, Husnul Mubarok, dosen pendamping UNHAS sekaligus menjadi Ketua Kontingen Abdidaya 2025, menjelaskan bahwa perjalanan menuju Abdidaya Ormawa 2025 bukan proses singkat.
Persiapan telah dimulai sejak Desember 2024, mencakup seleksi internal, pendampingan intensif hingga coaching video, poster, dan presentasi.
“kami selalu membimbing dan membersamai mereka, kami aktif melakukan monitoring dan evaluasi hingga persiapan abidaya pun, kami melaksanakan beberapa kegiatan termasuk coaching pembuatan poster coaching pembuatan video hingga tahap presentasi pun kami melakukan coaching” ungkapnya.
Lebih dari sekadar lomba, Abdidaya Ormawa menjadi panggung bagi mahasiswa untuk menunjukkan bahwa inovasi terbaik sering kali lahir bukan di ruang laboratorium, tetapi dari desa yang membutuhkan solusi. Kehadiran UNHAS di ajang ini memperkuat pesan bahwa pengabdian adalah bagian penting dari peran mahasiswa dalam memajukan masyarakat.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?