Banner Iklan

Akuntan Bukan Lagi Tukang Catat: CoE Akuntansi UMM Siapkan Mahasiswa Hadapi Realitas Industri

Muh. Rahmani Hafidzi
27 Desember 2025 | 19.37 WIB Last Updated 2025-12-27T12:37:51Z

Kuliah Tamu Center of Excellence (CoE)

MALANG, JATIMSATUNEWS.COM — Profesi akuntan terus mengalami pergeseran peran. Tidak lagi sebatas pencatat angka dan penyusun laporan keuangan, akuntan kini dituntut menjadi mitra strategis dalam pengambilan keputusan bisnis. Menyikapi perubahan tersebut, Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar Kuliah Tamu Center of Excellence (CoE), Kamis (18/12).

Kegiatan ini membahas dua kelas profesional unggulan, yakni School of Sustainability Accounting (SSAC) dan School of Accounting for SME’s (SAFS). Keduanya dirancang untuk menjawab kebutuhan dunia usaha, mulai dari korporasi berskala global hingga penguatan sektor UMKM.

Melalui CoE SSAC, mahasiswa dipersiapkan menjadi penyusun laporan keberlanjutan perusahaan sesuai standar internasional, termasuk memperoleh sertifikasi dari National Center for Sustainability Reporting (NCSR). Kompetensi ini dinilai penting seiring meningkatnya tuntutan transparansi dan akuntabilitas perusahaan.

Sementara itu, CoE SAFS memfokuskan pembelajaran pada penguatan UMKM melalui pemahaman manajemen bisnis dan keuangan berbasis praktik. Mahasiswa didorong mampu membaca kondisi usaha secara komprehensif serta merumuskan strategi bisnis jangka panjang yang berkelanjutan.

Dalam paparannya, Arief Satrio Wibowo dari PT Petrokimia Gresik menegaskan bahwa perusahaan modern wajib mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam operasionalnya. Menurutnya, kerangka Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi acuan penting agar pertumbuhan industri tidak mengorbankan keseimbangan alam dan keadilan sosial.

“Perusahaan harus mampu menjaga keseimbangan antara pilar ekonomi dan sosial agar kesejahteraan masyarakat serta ketahanan pangan dapat tercapai,” jelasnya.

Pandangan tersebut diperkuat oleh Alan W. Hafludin dari Narasumber.id yang menyoroti transformasi profesi akuntan menjadi strategic business partner. Ia menekankan pentingnya business acumen, yakni kemampuan memahami alur bisnis, membaca risiko, serta mengubah data keuangan menjadi dasar strategi usaha.

Alan mengungkapkan, banyak UMKM gagal bukan karena produknya tidak laku, melainkan akibat kesalahan dalam pengelolaan keuangan. Karena itu, mahasiswa SAFS diarahkan untuk tidak berhenti pada pencatatan transaksi, tetapi mampu menafsirkan angka menjadi strategi pertumbuhan.

“Banyak bisnis tumbang karena salah kelola keuangan. Di sinilah akuntan dibutuhkan sebagai mitra yang memahami bisnis secara utuh,” ujarnya.

Menutup sesi, Alan mendorong mahasiswa Akuntansi UMM memperkuat penguasaan dasar akuntansi sekaligus memperluas pengalaman industri, khususnya di sektor UMKM dan startup. Ia menilai dunia kerja membutuhkan akuntan yang mampu mengombinasikan pemahaman bisnis, kreativitas, dan teknologi.

“Akuntansi hari ini bukan sekadar laporan, tapi tentang bagaimana angka memberi dampak nyata,” pungkasnya.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Akuntan Bukan Lagi Tukang Catat: CoE Akuntansi UMM Siapkan Mahasiswa Hadapi Realitas Industri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now