Banner Iklan

Tinggalkan Kampus, Dosen Akuakultur UMM Pimpin Posko Kemanusiaan di Agam

Muh. Rahmani Hafidzi
27 Desember 2025 | 19.28 WIB Last Updated 2025-12-27T12:28:03Z

Rindya Fery Indrawan, S.Pi., MP., dosen Akuakultur Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

AGAM, JATIMSATUNEWS.COM — Selama hampir satu bulan, aktivitas perkuliahan ditinggalkan demi tugas kemanusiaan. Rindya Fery Indrawan, S.Pi., MP., dosen Akuakultur Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), terjun langsung ke wilayah terdampak bencana di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sepanjang Desember 2025.

Ia menjadi bagian dari misi kemanusiaan UMM yang melibatkan dokter muda Fakultas Kedokteran, tenaga medis RS UMM, apoteker, perawat, serta Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana). Penugasan ini merupakan bentuk kolaborasi UMM dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dalam memperkuat peran perguruan tinggi pada respons kebencanaan.

Di lapangan, Indra Ferry dipercaya sebagai Ketua Pos Koordinasi. Perannya krusial dalam menghubungkan kerja lintas klaster, sekaligus memastikan kebutuhan logistik dapat terpenuhi sejak tahap perencanaan hingga distribusi bantuan kepada penyintas.

“Tugas utama saya memastikan koordinasi antar-klaster berjalan dan kebutuhan logistik, baik internal maupun eksternal, bisa terkelola dengan baik,” ungkapnya saat ditemui tim Humas UMM, 25 Desember lalu.

Wilayah kerja relawan difokuskan pada sejumlah titik terdampak di Kabupaten Agam, seperti Malalak, Maninjau, dan Palembayan. Medan berat menjadi tantangan utama. Di Malalak, relawan harus berhadapan dengan jembatan putus yang memaksa mereka menyeberangi sungai, dengan risiko meningkat saat debit air naik.

“Kalau air sungai sudah tinggi, kami tidak bisa menyeberang karena sangat berbahaya,” jelasnya.

Sementara di Maninjau, ancaman longsor susulan menjadi perhatian serius. Material batuan dari kawasan pegunungan berpotensi kembali bergerak saat hujan turun dalam waktu lama. Kondisi ini membuat relawan harus menghentikan aktivitas ketika hujan berlangsung lebih dari dua jam.

Untuk memaksimalkan penanganan, tim relawan dibagi ke dalam empat klaster utama. Klaster medis fokus pada pelayanan kesehatan di puskesmas serta kunjungan langsung ke rumah penyintas. Klaster psikososial memberikan pendampingan mental kepada anak-anak, lansia, ibu rumah tangga, hingga remaja guna membantu pemulihan trauma pascabencana.

Sementara itu, klaster logistik bertugas menyalurkan bantuan berupa obat-obatan, bahan pangan, perlengkapan dapur umum, hingga alat kesehatan seperti kursi roda. Klaster WASH memastikan ketersediaan air bersih melalui pemasangan unit filtrasi di fasilitas umum dan hunian sementara.

Kehadiran Indra Ferry dan tim relawan menjadi bagian dari komitmen UMM untuk hadir di tengah masyarakat saat krisis terjadi. Kampus tidak hanya berkontribusi melalui pendidikan dan penelitian, tetapi juga aksi nyata di lapangan.

Menutup pengabdiannya, Indra Ferry menyampaikan pesan penguatan kepada para penyintas agar tetap bertahan dan tidak kehilangan harapan. Ia juga mengapresiasi sinergi berbagai pihak yang terlibat dalam misi kemanusiaan tersebut.

“Jangan merasa sendirian. Banyak pihak yang peduli dan terus berupaya membantu pemulihan saudara-saudara di sini,” ujarnya.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tinggalkan Kampus, Dosen Akuakultur UMM Pimpin Posko Kemanusiaan di Agam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now