Banner Iklan

Tantangan dan Strategi Membangun Koperasi Desa di Era Digital

Muh. Rahmani Hafidzi
16 November 2025 | 07.46 WIB Last Updated 2025-11-16T00:46:05Z

 

Sumber : joSS.co.id

OlehKhilmi Arif* 

Koperasi tumbuh dari semangat kebersamaan dan gotong royong. Dalam lanskap pedesaankoperasi menjadi wahana penting memperkuat ekonomi wargamenumbuhkan kemandirianserta memangkas ketergantungan pada pihak luarNamunkenyataan di lapangan memperlihatkan bahwa banyakkoperasi desa mengalami kemandegan bahkan mati suri. Di tengah laju perubahan zaman dan arus digitalisasi yang begituderaskoperasi desa dituntut beradaptasi agar tetap relevan dankompetitif.

Tulisan ini berupaya mengurai berbagai hambatan yang dihadapi koperasi desa serta menawarkan strategi konkret untukmengembangkan koperasi di era digital menuju kebangkitanekonomi rakyat yang mandiri dan berkeadilan.

Menurut pengamatansetidaknya ada lima hambatan yang dihadapi dalam mendirikan dan mengembangkan koperasi desaHambatan pertama adalah pemahaman dan kesadaranmasyarakat yang masih minim. Masih banyak warga yang memandang koperasi sebatas lembaga simpan pinjam atautempat mencari bantuan modal. Padahalkoperasi sejatinyaadalah wadah usaha bersama yang berlandaskan asaskekeluargaan dan partisipasi aktif anggotanyaMinimnyapemahaman ini menyebabkan koperasi sering tidak berjalansesuai prinsip "dari anggotaoleh anggotauntuk anggota." Ketika koperasi tidak dimaknai sebagai lembaga ekonomibersamamaka semangat partisipatif yang menjadi jantunggerakan koperasi sulit tumbuhAnggota menjadi pasifhanyamenanti keuntungan tanpa terlibat dalam perencanaan danpengawasan.

Hambatan kedua adalah keterbatasan modal dan sumberdaya manusiaSebagian besar masyarakat desa memilikikemampuan ekonomi terbatassehingga penghimpunan modal awal untuk koperasi sering menjadi kendalaKeterbatasanmodal ini juga berimbas pada kemampuan koperasi untukmemperluas usaha atau mengembangkan unit produktif baruSelain itusumber daya manusia yang mengelola koperasiumumnya belum memiliki kompetensi manajerialakuntansimaupun pemasaran yang memadaiTidak jarang koperasidijalankan oleh pengurus yang belum memahami prinsip tatakelola yang baik. Hal ini menyebabkan banyak koperasi tidakmampu menyusun laporan keuangan secara transparansehinggakepercayaan anggota pun merosot.

Hambatan ketiga adalah lemahnya tata kelola danpartisipasi anggota. Salah satu persoalan klasik koperasi desaadalah rapuhnya sistem tata kelolaLaporan keuangan seringtidak disampaikan secara terbukarapat anggota tahunan tidakdilaksanakan secara rutindan keputusan sering diambil sepihakoleh pengurusKetika transparansi lenyapkepercayaan anggotapun terkikis. Di sisi lainpartisipasi anggota cenderungmenyusut setelah koperasi berjalan beberapa waktuBanyakanggota yang hanya aktif saat awal pembentukan atau ketika adapembagian SHU (Sisa Hasil Usaha). Padahal keberlanjutankoperasi sangat bergantung pada keterlibatan aktif seluruhanggota dalam setiap kegiatan ekonomi maupun pengambilankeputusan.

Hambatan keempat adalah persaingan dengan lembagakeuangan dan usaha modern. Kehadiran lembaga keuangan lain seperti BUMDes, bank mikrohingga aplikasi fintech memberitekanan tersendiri bagi koperasi desaLayanan keuangan digital yang gesit dan praktis seringkali lebih menarik bagi masyarakatdibandingkan sistem koperasi yang masih konvensionalJikakoperasi tidak mampu beradaptasi dengan teknologi dan trendigital, maka ia akan tersingkir dan kehilangan relevansi.

Hambatan kelima adalah kebijakan yang kurang konsistenTidak sedikit koperasi yang hidupnya sangat bergantung padabantuan atau program pemerintahKetika program berganti ataupejabat berubaharah pendampingan pun ikut bergeserAkibatnyakoperasi tidak memiliki strategi pengembanganjangka panjang yang mandiriKemandirian koperasi tidak bolehdibangun hanya dari hibah dan bantuantetapi dari kekuatanekonomi anggotanya sendiri.

Lima Pilar Penguatan Koperasi

Bercermin dari lima persoalan yang menjadi hambatandalam mendirikan dan mengembangkan koperasi desamakaperlu direnungkan solusi dan strategi yang tepat agar koperasidapat bertumbuh kembang dengan baik di lingkungan pedesaanGagasan menghidupkan kembali koperasi desa merupakangagasan ideal untuk menuju kesejahteraan masyarakatLantasbagaimana strategi yang tepat, yang perlu diperhatikan agar koperasi desa dapat berjalan dengan baikTiada lain adalahstrategi penguatan dan digitalisasi koperasi desa.

Meski banyak hambatankoperasi desa sejatinyamenyimpan potensi besar untuk tumbuh menjadi penggerakekonomi rakyat. Agar koperasi mampu bangkit dan beradaptasidi era digital, beberapa strategi berikut dapat dijalankan.

Strategi pertama adalah edukasi dan literasi koperasiberkelanjutanPemerintah daerahdinas koperasimaupunlembaga pendidikan perlu memperkuat program pelatihantentang manajemen koperasiakuntansihingga kewirausahaansosialLiterasi ini penting agar pengurus dan anggota benar-benar memahami filosofi dan praktik koperasi secaraprofesionalPelatihan digital marketing dan pencatatankeuangan berbasis aplikasi juga perlu diberikan agar koperasitidak tertinggal dalam pengelolaan modern.

Strategi kedua adalah digitalisasi layanan dan sistemkeuanganKoperasi perlu mulai bertransformasi menuju sistemdigital, baik dalam pencatatan transaksipengelolaan simpanpinjammaupun pemasaran produkPenggunaan aplikasikoperasi digital, sistem QRIS, dan platform e-commerce lokaldapat mempermudah pelayanan kepada anggota sertamemperluas pasar produk desaDigitalisasi juga membantumeningkatkan akuntabilitaskarena laporan keuangan bisadiakses secara real time dan transparan oleh anggota.

Strategi ketiga adalah kemitraan strategis dengan BUMDesdan UMKM. Koperasi desa dapat bersinergi dengan BUMDeskelompok tanimaupun pelaku UMKM untuk menciptakanekosistem ekonomi yang tangguhMisalnyakoperasi menjadipusat distribusi bahan bakulembaga pembiayaan mikroataupenyedia pelatihan usahaDengan kolaborasi inikoperasi tidakberjalan sendiri tetapi menjadi bagian dari sistem ekonomi desayang saling menguatkan.

Strategi keempat adalah penguatan etika dankepemimpinan koperasiKeberhasilan koperasi sangatbergantung pada integritas pengurusnyaDibutuhkankepemimpinan yang jujurtransparandan berpihak padaanggotaNilai-nilai etika koperasi seperti keadilantanggungjawabdan keterbukaan harus menjadi budaya organisasiRegenerasi pengurus juga penting untuk memastikan koperasiterus berinovasi dan tidak didominasi oleh elite desa semata.

Strategi kelima adalah diversifikasi dan inovasi usahaKoperasi tidak seharusnya hanya bergantung pada satu jenisusaha seperti simpan pinjamBanyak peluang lain yang bisadikembangkanseperti pengolahan hasil pertanianpenyediaanalat produksijasa logistiktoko daring produk desahinggapariwisata berbasis komunitasDengan diversifikasi usahakoperasi dapat memperluas sumber pendapatan sekaligusmemperkuat daya tahan ekonomi anggota.

Oleh karenanyatidak ada hal yang mustahil dilakukanmanakala sudah menjadi pemahaman bersamaTekad yang bulatserta semangat yang kuat untuk senantiasa berikhtiar danberjuang bersama membangun kemandirian ekonomi dansejahtera bersamaKoperasi desa adalah cerminan ekonomirakyat yang berlandaskan kebersamaan. Di tengah gempuranekonomi digital dan kapitalisme global, koperasi menjadipenyeimbang yang menekankan keadilan sosial dan partisipasiwargaNamununtuk mampu bertahan dan berkembangkoperasi harus berani berubah dari cara berpikir tradisionalmenuju tata kelola modern dan berbasis teknologi.

Membangun koperasi desa bukan sekadar proyek ekonomitetapi gerakan sosial untuk menumbuhkan kembali kepercayaan, gotong royong, dan kemandirian rakyatJika koperasi desamampu beradaptasi dengan teknologi digital, menguatkan etikapengurusdan menjaga transparansimaka koperasi akankembali menjadi lokomotif ekonomi rakyat sebagaimana pernahdicita-citakan oleh para pendiri bangsaInilah momentum membuktikan bahwa ekonomi kerakyatan bukan romantismeusangmelainkan jalan nyata menuju kesejahteraan yang adildan berkelanjutan.

*) Pemandu Koperasi Garudayaksa Nusantara


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tantangan dan Strategi Membangun Koperasi Desa di Era Digital

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now