Inovasi ini lahir dari program pengabdian masyarakat yang digagas tim dosen dan mahasiswa UM di Desa Amadanom, Kecamatan Dampit. Mereka memberdayakan 20 petani kopi melalui pelatihan pembuatan kue spikoe berbahan dasar kopi, lengkap dengan sentuhan motif batik yang aman dikonsumsi (food grade).
“Kami ingin membantu petani melihat kopi bukan sekadar komoditas mentah, tapi bahan bernilai tinggi yang bisa diolah menjadi produk kreatif dan berdaya jual tinggi,” ujar salah satu anggota tim pengabdian.
Program ini menggunakan pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD), di mana pelatihan difokuskan pada aset lokal yang sudah ada — kopi Dampit berkualitas premium dan keterampilan dasar memasak warga. Para peserta tak hanya belajar mengolah kopi menjadi kue, tapi juga diajari strategi branding, pengemasan modern, hingga pemasaran digital.
Hasilnya, semangat para peserta patut diacungi jempol. Sebanyak 90 persen peserta berhasil membuat spikoe kopi batik secara mandiri. Bahkan, pemahaman mereka tentang potensi ekonomi kopi meningkat tajam dari 30 persen menjadi 85 persen setelah pelatihan.
“Kegiatan ini membuka wawasan kami. Ternyata kopi bisa jadi makanan yang menarik dan bernilai jual tinggi,” kata salah satu peserta, ibu rumah tangga asal Amadanom.
Meski begitu, tim pengabdi menemukan satu kendala utama: belum tersedianya cold storage untuk penyimpanan bahan dan produk. Fasilitas ini sangat dibutuhkan agar produksi bisa meningkat ke skala UMKM.
Tim berharap, ke depan akan terbentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) sebagai wadah produksi dan pemasaran spikoe kopi batik secara berkelanjutan. Dengan dukungan pemerintah daerah dan pihak swasta, mereka optimistis produk ini bisa menjadi ikon baru kuliner khas Dampit.
“Integrasi antara kopi dan batik ini bukan hanya soal rasa dan estetika, tapi tentang identitas budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal,” tutup tim pelaksana.
Melalui inovasi ini, Desa Amadanom kini punya wajah baru — bukan hanya sebagai sentra kopi, tapi juga sebagai pelopor gastro-cultural branding yang memadukan kekayaan rasa dan budaya Indonesia.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?