Raker dan Rakor, FPK Jawa Timur Harus Jadi Teladan Pembauran dan Perekat Kebangsaan di Era Digital
SURABAYA| JATIMSATUNEWS.COM: Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Jawa Timur, R.H. Mohammad Ali Zaini, menegaskan bahwa di tengah derasnya arus digitalisasi dan perubahan sosial yang begitu cepat, peran FPK harus semakin nyata dalam memperkuat semangat bela negara, cinta tanah air, dan menjaga persatuan dalam kebhinekaan.
Hal itu disampaikan Ali Zaini saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) dan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) FPK Jawa Timur, yang digelar di Hotel Capital, Surabaya, Rabu (5/11/2025).
Kegiatan dihadiri oleh pengurus FPK dari 21 kabupaten/kota, Kepala Bakesbangpol Jawa Timur Eddy Supriyanto, S.STP., M.PSDM, 2 narasumber serta pengurus FPK dan pejabat Kesbangpol dari seluruh Jawa Timur.
“Alhamdulillah, kegiatan Rakerda dan Rakorda FPK Provinsi Jawa Timur berjalan lancar. Dari data absensi, sekitar 21 kabupaten/kota hadir lengkap, termasuk unsur Bakesbangpol juga hadir. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran teman-teman pengurus FPK Jawa Timur maupun kabupaten/kota,” ujar Ali Zaini.
Dalam wawancara khusus Ali Zaini menekankan pentingnya menanamkan nilai bela negara dan cinta tanah air di tengah perubahan zaman. Ia mengungkapkan bahwa FPK Jawa Timur telah merancang sejumlah kegiatan strategis yang melibatkan seluruh jaringan FPK di 38 kabupaten/kota serta 63 pengurus di tingkat provinsi.
“Ke depan, kita akan melaksanakan kegiatan bela negara yang melibatkan seluruh FPK kabupaten/kota. Harapannya, kegiatan ini mampu menumbuhkan semangat cinta tanah air, memperkuat etika kebangsaan, dan mengokohkan kekompakan dalam menjaga Republik Indonesia,” tegasnya.
Ali Zaini menilai, sikap menghormati dan menghargai perbedaan menjadi fondasi utama dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Kita perlu meningkatkan cara menghormati dan menghargai sesama. Tanpa sadar, hal ini menjadi pilar penting bagi keutuhan NKRI. Sikap saling menghormati dan kompak adalah cermin serta suri teladan bagi generasi yang akan datang,” katanya.
Sebagai wadah yang menaungi beragam suku dan etnis, FPK Jawa Timur berperan penting sebagai ruang dialog dan pembauran antarwarga. Ali Zaini berharap, komunikasi aktif dan kegiatan bersama harus terus digalakkan agar FPK menjadi teladan , perekat dan tempat yang benar-benar mempersatukan.
“Saya sangat berharap, seluruh pengurus FPK terus menjalin komunikasi aktif, berinteraksi, dan hadir di tengah-tengah masyarakat. Kita memiliki banyak suku dan etnis yang tergabung di forum ini, maka kegiatan bersama menjadi jembatan pembauran yang sesungguhnya,” ungkapnya.
Ali Zaini juga menyoroti pentingnya melibatkan generasi muda dan mahasiswa dalam kegiatan FPK. Menurutnya, keberlanjutan semangat kebangsaan sangat bergantung pada bagaimana generasi muda memahami nilai-nilai pluralisme dan kebinekaan.
“Kami sudah banyak bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Asrama Mahasiswa Nusantara dan Universitas Telkom. Anak-anak muda ini harus diajak untuk memahami arti penting persatuan. FPK Jawa Timur harus menjadi contoh nyata bagi generasi muda bahwa keberagaman adalah kekuatan,” tuturnya.
Ali Zaini bersama Sri Handoko (bawa buku) yang berdiri di samping Kaban Eddy Supriyanto.Kegiatan Rakerda dan Rakorda juga diisi dengan materi kebangsaan dari Sri Handoko Taruna, S.STP., M.Si., Direktur Bina Ideologi, Karakter, dan Wawasan Kebangsaan Kemendagri, serta akademisi Dr. Suko Widodo dari Universitas Airlangga.
Dalam materinya, Handoko menekankan bahaya penyalahgunaan media sosial yang dapat mengancam persatuan bangsa. Ia menyebutkan bahwa hoaks, ujaran kebencian, dan konten provokatif kini menjadi tantangan serius bagi masyarakat digital.
“Informasi yang salah bisa dianggap benar jika diulang-ulang. Inilah tantangan besar bangsa kita di era digital,” ujarnya.
Dr. Suko Widodo (tengah) bersama Ketua FPK Kabupaten Pasuruan Gus Bay.Sementara itu, Dr. Suko Widodo menegaskan pentingnya harmoni sosial dan pluralisme sebagai kekuatan sejati bangsa Indonesia.
“Keberagaman adalah taman yang harus dirawat bersama. Harmoni tidak hanya tentang hidup berdampingan, tapi saling menghidupkan,” ujarnya.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?