Haul Gus Dur ke-16 di Pendopo Agung Malang, Ratusan Jamaah Kirim Doa untuk Presiden RI dan Korban Bencana Aceh–Sumatera
MALANG – Usai sholat Maghrib di Pendopo Agung Kabupaten Malang Jl. Merdeka kota Malang Jumat malam (26/12/2025). Ratusan jamaah memadati lokasi untuk mengikuti Haul KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke-16.
Kegiatan yang mendapat support penuh dari BKMM Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid, sebuah organisasi otonom di bawah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Malang ini menjadi wadah indah doa bersama, refleksi kebangsaan, sekaligus kepedulian kemanusiaan.
Sekitar 700-an anggota BKMM bersama jamaah lintas elemen hadir sejak sore, mengawali dengan istighosah dan tahlil. Selain mendoakan almarhum Gus Dur, doa juga dipanjatkan untuk 3 presiden. Presiden pertama RI Ir. Soekarno, Presiden kedua H.M. Soeharto, Presiden ketiga B.J. Habibie, serta korban bencana di Aceh dan Sumatera.
Rangkaian acara dikemas religius dan kultural, diisi pembacaan tahlil, sholawat, Java Music Tradisional, serta menyanyikan Indonesia Raya dan Yalal Wathon yang membangkitkan semangat kebangsaan.
Wakil ketua, Amni, Sekretaris 3 Isnaeni, Ketua Hj. Siti Aminah (tengah), Sekretaris 1 Hj. Siti Fatimah, dan istri DPRD InsiyahKetua BKMM Kabupaten Malang, Hj. Aminah, menyampaikan bahwa haul ini menjadi ajakan moral untuk mengisi pergantian tahun dengan doa dan empati sosial.
“Tahun baru tidak usah dirayakan dengan hura-hura, tapi mari kita isi dengan doa, terutama mendoakan saudara-saudara kita yang terkena bencana,” ujarnya.
Ia juga memaparkan perkembangan BKMM Kabupaten Malang yang berdiri sejak 2023 dan fokus pada penguatan peran masjid serta majelis taklim perempuan.
“Alhamdulillah tahun 2024 ini sudah terbentuk 33 BKMM tingkat kecamatan. Tinggal 8 kecamatan yang belum, dan itu akan terus kami dorong,” tambahnya.
Sekretaris I BKMM, Hj. Siti Fatimah, menjelaskan bahwa setiap kecamatan telah memiliki program keagamaan yang berjalan mandiri dan kreatif.
Di antaranya Dhuha Keliling dan Burdah di Pakis, Gemaling (Gerakan Majelis Masjid Keliling), Ngaji Kitab di Gunung Ronggo, Risalatul Masjid untuk Perempuan di Gondanglegi, hingga ngaji bareng rutin setiap Jumat di Turen.
Sementara itu, Sekretaris 3 BKMM Isnaini menyebut BKMM juga memiliki program unggulan Family Corner, serta 10 masjid percontohan bekerja sama dengan DP3A dan UIN Malang.
“Harapannya masjid semakin makmur dan ramah keluarga. Semoga dengan adanya BKMM, masjid-masjid di Kabupaten Malang semakin hidup,” ujarnya.
Wakil Ketua BKMM Amni Hukmiati menyampaikan antusiasme jamaah yang datang berduyun-duyun dengan penuh semangat, bukan hanya untuk haul Gus Dur, tetapi juga untuk mendoakan korban bencana alam.
Hal senada disampaikan dalam sambutan yang dibacakan panitia, yang menegaskan keterbatasan bantuan materi namun meneguhkan kekuatan doa untuk saudara-saudara di Aceh dan Sumatera.
Acara ini turut dihadiri Bupati Malang HM. Sanusi, jajaran Forkopimda, H. Sholeh ketua FKUB serta Kementerian Agama yang diwakili Kasubbag TU Son Haji.
Bupati Sanusi mengapresiasi peran BKMM yang aktif memakmurkan masjid.
“ Saya mengapresiasi kegiatan ini, termasuk BKMM yang terus mendukung program memakmurkan masjid. Ada 135 masjid telah yang ikut program Suling, Subuh Keliling. Ini luar biasa dan patut diapresiasi,” tegasnya.
Suasana semakin hangat saat H. Sulaiman, yang pernah mendampingi Gus Dur selama lebih dari 12 tahun, membagikan refleksi pengalamannya.
“Gus Dur itu kalau ada tamu pasti diberi. Saya belajar banyak tentang keikhlasan dan kemanusiaan dari beliau,” kenangnya.
Puncak acara diisi dengan tausiyah kebangsaan oleh KH. Lukman Hakim, yang menekankan nilai Islam rahmatan lil alamin, toleransi, dan cinta tanah air—nilai-nilai yang selama ini diwariskan Gus Dur.
Haul Gus Dur ke-16 ini juga mendapatkan dukungan dari pengusaha restoran Ocean Garden yang owner-nya H. Makhrus Sholeh termasuk pengurus DMI Kabupaten Malang.
Gus Yusuf (tengah) pembaca doa di acara haul Gus Dur diantara pengurus BanserDisupport pula oleh Banser yang ikut menjaga ketertiban dan keamanan yang membuat suasana haul menjadi nyaman
Membludaknya peserta menjadi bukti bahwa warisan pemikiran dan keteladanan Gus Dur terus hidup di tengah masyarakat, menyatukan doa, budaya, dan kepedulian sosial dalam satu ruang kebangsaan.







Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?