Terapi Shalat Bahagia di MAN 2 Kota Malang
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Lautan putih memenuhi aula MAN 2 Kota Malang, pagi Selasa 4/10/2020. Tajuk acara Terapi Shalat Bahagia , diikuti oleh guru-guru madrasah dari wilayah Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Agama melalui forum KKG dan MGMP Pendidikan Agama Islam.
Kepala MAN 2 Kota Malang, Syamsudin, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah penting dalam membentuk guru-guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik dan menjadi teladan bagi para siswa.
“Kami berharap kegiatan ini mampu menjadikan guru sebagai uswah hasanah—teladan yang baik—bagi anak-anak kita. Guru tidak hanya sekedar mengajar, tapi juga mendampingi dan membimbing mereka di tengah arus perkembangan teknologi yang begitu cepat,” ujarnya.
Syamsudin juga menegaskan bahwa kegiatan Terapi Shalat Bahagia ini bukan hanya untuk guru, tetapi juga ditujukan bagi seluruh sivitas akademika madrasah. Ia berharap pelatihan ini dapat diimplementasikan secara bertahap dan berkelanjutan di seluruh madrasah.
“Kami ingin menanamkan kesadaran salat bukan karena keterpaksaan, melainkan karena kecintaan. Kalau cinta itu bisa menunggu, bukan menunda,” tambahnya.
Kabid Pendidikan Madrasah (Penma) Kemenag Kota Malang, Mughni , menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan kegiatan Terapi Shalat Bahagia yang ditempatkan di Kota Malang.
“Untuk acara ini yang Ditempatkan di Kota Malang, pertama kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Kepala MAN 2 dan para guru yang telah menyiapkan kegiatan peningkatan kompetensi guru, terutama di bidang keagamaan,” ujar Mughni.
Ia berharap melalui kegiatan tersebut, para guru dapat benar-benar menjadi teladan bagi para siswa, sebagaimana yang diharapkan oleh pimpinan Kemenag.
“Mudah-mudah dengan kegiatan ini, guru-guru kita bisa menjadi uswah hasanah , tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik dan mendampingi anak-anak kita yang saat ini sudah sangat familiar dengan berbagai alat teknologi yang terus berkembang,” tambahnya.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jawa Timur Sugiyo menekankan bahwa salah satu tujuan utama kegiatan ini adalah membentuk karakter siswa melalui peningkatan kualitas guru.
“Anak-anak kita harus mampu membaca Al-Qur'an dengan baik, kemudian menunaikan shalat dengan baik. Dari situ karakter yang kuat akan tumbuh,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh Sugiyo Kabid Penma Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur yang hadir dalam kegiatan tersebut. Ia mengapresiasi upaya pemberdayaan guru melalui MGMP dan KKG yang dinilai mampu mengubah paradigma pembelajaran agama di madrasah.
“Sekarang banyak orang non-muslim justru tertarik memeluk Islam. Maka, kita yang sejak lahir sudah Islam, seharusnya mampu menunjukkan keteladanan melalui praktik ibadah yang benar dan penuh kesadaran,” ungkapnya.
Kegiatan Terapi Shalat Bahagia ini menghadirkan Prof. Ali Azis, pakar di bidang pendidikan dan spiritualitas yang telah diundang ke berbagai negara. Kehadiran beliau diharapkan mampu memberikan inspirasi kepada para guru agar menjadikan nilai-nilai agama sebagai perilaku nyata, bukan sekadar pengetahuan.
“Rasulullah datang untuk menyempurnakan akhlak. Maka, guru agama harus menjadi panutan akhlak, bukan hanya pengajar teori,” tutur Kabid Penma Sugiyo menirukan pesan Prof Ali Azis dalam kegiatan tersebut.
Lebih lanjut Sugiyo mengungkapkan bahwa program ini akan terus dikembangkan secara bertahap di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur melalui koordinasi dengan MGMP dan KKG.
“Guru yang sudah mendapat izin profesi wajib meningkatkan kapasitas dirinya. Salah satu memulainya adalah melalui kegiatan seperti ini,” tegasnya.
Kemenag Jawa Timur berkomitmen untuk memperluas kegiatan Shalat Bahagia ke 38 kabupaten/kota di provinsi ini. Harapannya, program tersebut dapat menjadi gerakan spiritual nasional dari Jawa Timur untuk Indonesia.
“Kami ingin Shalat Bahagia tidak berhenti di sini saja, tapi berkembang menjadi gerakan yang menumbuhkan kesadaran ibadah dan akhlak mulia di seluruh madrasah di Indonesia,” ucap Sugiyo.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?