Banner Iklan

DPD RI Lia Istifhama Dukung Kemen PPPA Hidupkan Permainan Tradisional Perkuat Karakter Anak di Era Gawai

Anis Hidayatie
17 November 2025 | 09.48 WIB Last Updated 2025-11-17T07:17:25Z

 


DPD RI Lia Istifhama Dukung Kemen PPPA Hidupkan Permainan Tradisional Perkuat Karakter Anak di Era Gawai

JAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM: Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama , menegaskan dukungan penuhnya terhadap langkah Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dalam menghidupkan kembali permainan tradisional sebagai strategi memperkuat karakter anak Indonesia di tengah derasnya budaya digital. Upaya ini dinilai sangat relevan untuk menanggapi meningkatnya kasus kekerasan dan kerentanan anak yang mempengaruhi perubahan gaya hidup berbasis gawai.

Menurut senator yang akrab disapa Ning Lia tersebut, permainan tradisional bukan sekadar aktivitas hiburan, tetapi “bahasa budaya” yang membentuk jati diri bangsa. Indonesia memiliki lebih dari 2.600 permainan tradisional , masing-masing mengandung filosofi luhur yang memperkuat kecakapan hidup anak.

“Congklak mengajarkan strategi dan kesabaran; gobak sodor menanamkan keberanian dan tim kerja; sedangkan tarik tambang dan egrang menumbuhkan kekompakan serta keseimbangan. Nilai-nilai ini bukan hanya filosofi permainan, tetapi juga falsafah kebangsaan. Kekuatan bangsa tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi juga keteguhan identitas budaya,” ujar Ning Lia, Gubernur Keponakan Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tersebut.

Ia juga menilai bahwa permainan tradisional adalah pilar penting pembangunan karakter bangsa, terutama ketika anak-anak semakin terpapar gawai dan kehilangan ruang interaksi sosial.

“Permainan tradisional adalah warisan budaya yang sarat nilai. Ketika anak-anak kembali mengenal permainan yang melatih motorik, kecerdasan sosial, ketangguhan, dan kerja sama, maka sesungguhnya kita tengah menanamkan fondasi karakter kebangsaan yang kuat. Saya sangat mendukung langkah Kemen PPPA dan KPOTI, termasuk rencana perluasan ruang permainan di berbagai daerah,” tegas Putri KH Maskur Hasyim tersebut.

Peraih DetikJatim Award 2025 itu berharap pemerintah daerah, sekolah, serta komunitas dapat terlibat aktif dalam menghidupkan permainan rakyat sebagai aktivitas harian. “Upaya ini bukan sekedar nostalgia, tapi tentang menyelamatkan generasi dari krisis karakter akibat ketergantungan digital,” lanjutnya.

Sebelumnya, Menteri PPPA Arifah Fauzi memaparkan bahwa tingginya angka kekerasan terhadap anak saat ini dipicu lima faktor utama: tekanan ekonomi, pola pengasuhan, lingkungan, pernikahan usia anak, serta paparan media sosial. Penggunaan gawai tanpa pendampingan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan sosial–akademik, bahkan memicu keterlibatan anak dalam kasus kekerasan.

"Dari kasus yang kami tangani langsung, 90 persen kekerasan yang melibatkan anak dipicu penggunaan media sosial yang tidak bijaksana dan minim pengawasan. Anak tidak bisa hanya dilarang bermain gawai. Kita butuh solusi yang menghadirkan interaksi nyata dan nilai kebersamaan. Permainan tradisional memiliki filosofi kuat—kejujuran, sportivitas, kedisiplinan, dan kerja sama," tegas Menteri Arifah.

Langkah konkretnya, Kemen PPPA menyiapkan ruang permainan tradisional berbasis kearifan lokal bekerja sama dengan Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI). Inisiatif ini akan mencakup seluruh provinsi sebagai ruang alternatif yang sehat dan edukatif bagi anak-anak.

“Kami juga tengah mengupayakan pembentukan Museum Permainan Tradisional sebagai bentuk pelestarian budaya nasional,” pungkas Menteri PPPA.

(Ans)


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • DPD RI Lia Istifhama Dukung Kemen PPPA Hidupkan Permainan Tradisional Perkuat Karakter Anak di Era Gawai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now