Kegiatan yang dilaksanakan pada 20 Oktober 2025 ini berfokus pada pengembangan produk olahan ikan berbasis potensi lokal yang dipadukan dengan inovasi keuangan digital atau financial technology (fintech) untuk mendukung pengelolaan usaha serta pemasaran produk UMKM pesisir secara daring. Melalui kegiatan ini, tim pengabdian berupaya menjawab tantangan tersebut dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada kelompok UMKM dan nelayan lokal. Peserta dilatih untuk mengolah hasil tangkapan ikan menjadi produk bernilai tambah seperti abon ikan, sambal ikan, dan kerupuk laut, sekaligus meningkatkan kemampuan branding dan pemasaran digital melalui pelatihan pembuatan konten promosi dan desain kemasan yang menarik.
Dalam kesempatan tersebut, para masyarakat diberi bekal terkait optimalisasi digital oleh Cahya Nova Kurniawan, A.Md., S.ST., M.AB., dan pengenalan teknologi oleh Firnanda Al-Islama Achyunda Putra, S.Kom., M.Kom. Selain itu, peserta juga diperkenalkan pada penggunaan aplikasi fintech lokal yang dapat membantu pencatatan keuangan, pengelolaan stok, dan transaksi digital secara mudah dan transparan. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan secara bertahap, mulai dari sosialisasi dan pemetaan kebutuhan UMKM pesisir, pelatihan produksi dan inovasi olahan ikan dengan konsep ramah lingkungan, pelatihan keuangan digital dan pemasaran online, hingga pendampingan langsung dalam implementasi penggunaan aplikasi keuangan di lapangan.
Ketua tim pengabdian, Durratun Nashihah, S.AP., M.AP., menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat pesisir agar tidak hanya bergantung pada hasil tangkapan ikan mentah, tetapi mampu mengolahnya menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
“Dengan dukungan teknologi digital, kami berharap UMKM pesisir dapat lebih mandiri dan kompetitif dalam menghadapi tantangan pasar modern,” ujarnya.
Program ini terselenggara atas kerja sama antara Universitas Merdeka Malang, Pemerintah Desa Tambakrejo, serta kelompok nelayan dan UMKM pesisir. Sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat ini menjadi langkah konkret dalam mewujudkan transformasi ekonomi pesisir yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.
Durratun Nashihah kembali menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi harus berlanjut pada pendampingan dan kolaborasi berkelanjutan.
“Kami percaya, ketika masyarakat pesisir memiliki pengetahuan, keterampilan, dan akses terhadap teknologi, mereka dapat menjadi pelaku utama dalam pembangunan ekonomi yang berdaya saing. Inilah wujud nyata kontribusi perguruan tinggi untuk negeri,” pungkasnya.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?