Banner Iklan

Tingkatkan Kompetensi Mengajar dan Penguasaan Teknologi, FITK UIN Malang Bersama DPR RI Komisi VIII Gelar Kegiatan Bertajuk Guru Madrasah Profesional

M. Kholilur Rohman
10 Oktober 2025 | 11.01 WIB Last Updated 2025-10-10T04:31:00Z

 

Foto: Pemaparan oleh pihak FITK UIN Malang

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Islam di era digital, Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Kanjeng Sunan Kalijogo bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan menggelar kegiatan bertajuk Guru Madrasah Profesional: Peningkatan Kompetensi Mengajar dan Penguasaan Teknologi. Acara ini menghadirkan berbagai tokoh pendidikan dan anggota legislatif yang berkomitmen memperjuangkan pendidikan Islam di Indonesia.

Kyai Qosimmurridlo menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Ning Dini Rahmania dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang atas dedikasi dan dukungannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Indonesia. Dalam sambutannya, Kyai Qosimmurridlo mengucapkan terima kasih atas pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan yang dinilai berperan penting dalam memperkuat kualitas lembaga pendidikan Islam.

“Program ini menjadi langkah nyata untuk meminimalkan berbagai kendala dalam pelaksanaan pendidikan Islam agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi umat,” ujar beliau.

Ia juga menegaskan pentingnya perjuangan bersama untuk memajukan pendidikan Islam di tengah tantangan zaman. Sinergi antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan masyarakat, menurutnya, merupakan kunci dalam mewujudkan sistem pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing.

Pada kesempatan tersebut, Kyai Qosimmurridlo turut menyampaikan kabar gembira bahwa Ning Dini Rahmania menerima anugerah dari Presiden Republik Indonesia sebagai anggota DPR terbaik di Jawa Timur, berkat kiprahnya yang aktif turun langsung ke masyarakat. Penghargaan tersebut menjadi bukti nyata atas komitmen Ning Dini dalam mendukung kemajuan pendidikan dan pembangunan sosial.

“Kolaborasi antara dunia pendidikan dan dukungan legislatif harus terus diperkuat untuk mengatasi berbagai tantangan, terutama terkait fasilitas dan ruang belajar. Inilah bentuk nyata sinergi dalam menyiapkan generasi emas menuju Indonesia 2045,” pungkas Kyai Qosimmurridlo.

Anggota Komisi VIII DPR RI, Hj. Dini Rahmania, menegaskan pentingnya keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan spiritual dalam mendorong kualitas pendidikan Islam di tengah arus perubahan teknologi yang semakin pesat. Hal tersebut disampaikannya dalam Forum Peningkatan Kompetensi Mengajar dan Penguasaan Teknologi, yang digelar sebagai wadah kolaborasi strategis untuk memperkuat mutu pendidikan Islam di Indonesia.

Dalam pemaparannya, Ning Dini menekankan bahwa dunia pendidikan harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan teknologi. Ia menyebut bahwa pondok pesantren pun tidak boleh tertinggal dalam proses transformasi digital ini.

“Perubahan dalam dunia pendidikan adalah keniscayaan. Teknologi bukan untuk ditakuti, melainkan harus dikelola agar selaras dengan nilai-nilai spiritual dan karakter Islam,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ning Dini menilai forum semacam ini sangat penting sebagai ruang untuk menghimpun aspirasi masyarakat terkait pengembangan pendidikan pesantren dan peningkatan kompetensi tenaga pendidik. Ia berharap hasil dari forum tersebut dapat menjadi rekomendasi kebijakan konkret untuk memperkuat sistem pendidikan Islam nasional.

Sebagai anggota DPR RI peraih penghargaan Anggota DPR Terbaik di Jawa Timur, Ning Dini menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan aspirasi pendidikan Islam hingga ke tingkat nasional.

“Setiap aspirasi yang muncul dalam forum ini akan saya bawa dan perjuangkan di Senayan agar pendidikan Islam mendapat perhatian dan dukungan yang setara dengan pendidikan umum,” tegasnya.

Terkait isu digitalisasi pesantren yang menjadi tantangan besar di era modern, Ning Dini mengakui bahwa persoalan ini membutuhkan solusi sistematis dan berkelanjutan. Ia berkomitmen untuk terus mendorong tersedianya sarana dan prasarana teknologi yang memadai di lembaga pendidikan Islam.

“Digitalisasi bukan hanya untuk modernisasi pembelajaran, tetapi juga mendukung implementasi Asesmen Madrasah Berbasis Komputer (AMBK) yang kini menjadi kebijakan nasional,” ungkapnya.

Melalui kerja sama lintas lembaga dan dukungan legislatif, Ning Dini optimistis kesenjangan teknologi antara pesantren dan lembaga pendidikan umum dapat segera diperkecil.

“Kita ingin memastikan bahwa pendidikan Islam siap menyongsong era digital dengan tetap berpegang pada nilai-nilai keislaman dan kebangsaan,” pungkasnya.

Narasumber pendidikan Islam, Muhammad Miftahusyai’an, memberikan apresiasi yang tinggi kepada para guru, khususnya guru di lembaga pendidikan Islam dan pesantren, atas dedikasi dan keikhlasan mereka dalam mendidik generasi muda di tengah tantangan zaman yang terus berubah.

Dalam pemaparannya, Miftahusyai’an menegaskan bahwa para guru merupakan ujung tombak dalam menjaga nilai-nilai agama dari dampak negatif perkembangan teknologi yang begitu pesat.

“Guru, terutama guru swasta, memiliki keikhlasan yang luar biasa. Mereka tidak hanya mendidik dengan ilmu, tetapi juga dengan hati. Karena itu, peran guru menjadi sangat vital dalam membentuk karakter dan moral generasi bangsa,” ujarnya.

Ia menyoroti peran penting pesantren sebagai lembaga yang mampu menetralisir pengaruh negatif teknologi terhadap anak-anak dan remaja. Namun, Miftahusyai’an juga menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru pesantren yang dinilai masih belum optimal.

“Guru di pesantren harus mendapatkan kesejahteraan yang layak. Sertifikasi guru adalah salah satu langkah penting untuk meningkatkan kompetensi sekaligus kesejahteraan mereka,” tegasnya.

Dalam sesi tanya jawab, Miftahusyai’an menanggapi berbagai tantangan pendidikan masa kini, terutama kebutuhan untuk memperkuat kolaborasi antara sekolah, guru, dan orang tua. Ia menekankan bahwa pendampingan belajar anak bukan hanya tanggung jawab ibu, tetapi juga ayah.

“Kehadiran kedua orang tua memberikan rasa aman dan dukungan emosional yang penting bagi perkembangan anak,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mendorong adanya inovasi pembelajaran berbasis teknologi dan ekonomi kreatif di lingkungan pesantren. Pemanfaatan media sosial secara positif, menurutnya, dapat menjadi sarana efektif dalam pembelajaran dan pengembangan diri santri.

“Santri harus dibekali keterampilan agar setelah lulus mereka bisa berkiprah di masyarakat dengan kemampuan yang relevan,” tambahnya.

Menutup materinya, Muhammad Miftahusyai’an menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan peningkatan kesejahteraan guru pendidikan Islam dan memperkuat kapasitas mereka melalui pelatihan, khususnya terkait pemanfaatan teknologi dan kecerdasan buatan (AI).

“Guru perlu mendapatkan pembekalan agar mampu memilih dan memilah teknologi secara bijak. Pelatihan dan workshop tentang teknologi pembelajaran sangat dibutuhkan agar guru siap menghadapi tantangan dunia pendidikan modern,” pungkasnya.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tingkatkan Kompetensi Mengajar dan Penguasaan Teknologi, FITK UIN Malang Bersama DPR RI Komisi VIII Gelar Kegiatan Bertajuk Guru Madrasah Profesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now