Kepala MTsN 3 Malang, Dra. Hj.Warsi, M.Pd dan siswa di kantin
Penghargaan bergengsi ini diserahkan langsung oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi, pada 22 Agustus 2025 lalu di Jakarta.
Inovasi unggulan MTsN 3 Malang: “Satu Kartu Bisa Bayar Banyak”, hasil kerja sama dengan Bank Negara Indonesia (BNI). Program ini tidak hanya mendorong budaya menabung di kalangan pelajar, tetapi juga mengintegrasikan konsep digitalisasi keuangan dan transparansi transaksi di lingkungan madrasah.
Kepala MTsN 3 Malang, Dra. Hj.Warsi, M.Pd, menjelaskan bahwa 1.029 siswa MTsN 3 Malang telah memiliki rekening BNI. Setiap siswa mendapatkan kartu ATM multifungsi yang juga berfungsi sebagai kartu pelajar, kartu perpustakaan, e-money, e-toll, dan alat pembayaran di kantin madrasah.
“Sekarang seluruh transaksi di kantin sudah non-tunai. Anak-anak bisa belajar mengatur keuangan sendiri, membelanjakan uang sakunya dengan bijak, dan memahami pentingnya transparansi sejak dini,” ujar Warsi.
Ia menambahkan, sistem ini sekaligus menjadi sarana pembelajaran literasi keuangan digital bagi siswa di era modern.
“Kami ingin menanamkan kesadaran menabung sejak kecil. Misalnya, ketika siswa menerima uang saku Rp100.000 per minggu, mereka belajar mengatur kebutuhan harian dengan kartu ini—apakah untuk membeli makanan di kantin, kebutuhan olahraga, atau kegiatan lainnya,” terang Warsi.
Tidak hanya siswa, seluruh pemangku kepentingan MTsN 3 Malang—termasuk guru dan tenaga kependidikan—juga menggunakan ID Card berbasis e-money. Setiap aktivitas pembayaran di lingkungan madrasah kini bisa dilakukan secara cepat dan transparan.
“Dengan sistem non-tunai, semua transaksi menjadi lebih efisien, aman, dan minimal. Ini sekaligus mendidik seluruh warga madrasah untuk berperilaku transparan dan bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan,” ujar Warsi.
OJK menilai MTsN 3 Malang sebagai contoh madrasah nyata berbasis agama yang sukses mengimplementasikan literasi dan inklusi keuangan digital.
Kolaborasi antara dunia pendidikan dengan lembaga keuangan ini dianggap mampu membentuk karakter siswa yang melek finansial, bijak bertransaksi, dan siap menghadapi tantangan era digital.
“Harapannya, inovasi ini dapat menginspirasi lembaga pendidikan lain di Indonesia untuk mengadopsi sistem serupa, demi mencetak generasi yang cerdas, jujur, dan mandiri dalam mengelola keuangannya,” pungkas Kepala Madrasah.
MTsN 3 Malang sekali lagi membuktikan bahwa madrasah tidak hanya unggul dalam nilai keagamaan, namun juga adaptif terhadap teknologi. Inovasi “Satu Kartu Bisa Bayar Banyak” bukan sekedar digitalisasi, melainkan langkah nyata menuju pendidikan keuangan yang transparan, inklusif, dan berkarakter.MH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?