Thailand kini menegaskan posisinya sebagai salah satu emerging donors di kawasan Global South melalui pembentukan Thailand International Cooperation Agency (TICA) dan Neighboring Countries Economic Development Cooperation Agency (NEDA)
ARTIKEL|JATIMSATUNEWS.COM - Dalam program pembangunan internasional, negara yang tergabung di Global South menunjukkan keikutsertaannya yang lebih signifikan terutama pada kurun waktu dua dekade terakhir. Keikutsertaan ini lebih ditujukan pada pemberian bantuan asing yang menjadikan negara-negara Global South ini sebagai emerging donors (donor baru). Salah satu negara Global South yang menjadi emerging donors adalah Thailand. Pembahasan Thailand sebagai emerging donors ini menjadi menarik karena Thailand dapat menjadi contoh bagaimana negara yang sedang berkembang tetap mencoba untuk mengikuti gaya negara maju dalam menjalankan kerja sama pembangunannya.
Thailand telah memulai program bantuan luar negerinya sejak tahun 1963. Dalam kebijakan bantuan internasional yang dikembangkan, pemerintah Thailand menekankan bentuk kerja sama yang saling menguntungkan, baik bagi pihak penerima maupun bagi Thailand sendiri. Menurut United Nations Volunteers (UNV) Programme (2020), Thailand baru menyatakan secara resmi bahwa mereka bukan lagi negara penerima bantuan melainkan negara pemberi bantuan pada tahun 2002. Pernyataan resmi ini dapat dilihat dengan dibentuknya Thailand International Cooperation Agency (TICA). Thailand juga membentuk Neighboring Countries Economic Development Cooperation Agency (NEDA) sebagai upayanya menyokong kerja sama finansial. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa Thailand menggambarkan upaya Thailand sebagai negara berkembang dalam menjalankan kerja sama pembangunan dengan model negara maju, TICA dan NEDA adalah bentuk Thailand dalam meniru upaya Jepang dalam pengelolaan bantuan luar negeri dengan pembentukan Japan International Cooperation Agency (JIPA) dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
Pembentukan TICA dilatarbelakangi oleh beberapa alasan, di antaranya: upaya untuk memperkuat posisi Thailand di tingkat internasional seiring dengan terpilihnya Sekretaris Jenderal PBB yang berasal dari Thailand, dorongan untuk memperluas perdagangan dengan negara-negara tetangga, serta langkah dalam menanggulangi dampak negatif dari aktivitas lintas batas negara. Selain itu, pernyataan “no more aid” mencerminkan perubahan kebijakan Thailand, di mana bantuan internasional yang sebelumnya diterima dari traditional donors dialihkan untuk mendukung negara-negara di sekitar Thailand yang dinilai lebih membutuhkan. Dengan dibentuknya TICA ini menjadikan pemerintah Thailand memperkuat kerja sama internasional dengan membentuk program yang sejalan dengan tujuan strategi politik luar negeri dan pembangunan nasional. Pengembangan kerjasama ini dilakukan dalam berbagai bentuk di antaranya perdagangan, investasi, pemberian bantuan, pinjaman keuangan, pengentasan kemiskinan, pembangunan infrastruktur, persoalan lingkungan, bantuan darurat dan persoalan lingkungan.
Pemerintah Thailand menetapkan beberapa area yang menjadi fokus kerja sama yaitu wilayah Mekong, ASEAN, Asia Selatan, Afrika, dan Amerika Latin. Di wilayah Mekong, pemerintah Thailand fokus pada kerja sama dengan tujuan pengentasan kemiskinan. Di wilayah ASEAN, Thailand fokus pada upaya mengatasi permasalahan trans-border dengan memperkuat bantuan internasional. Sebagai emerging donors pemerintah Thailand menerapkan bentuk bantuan yang berbeda dengan traditional donors. Pemerintah Thailand lebih memberikan bantuan dalam bentuk teknologi yang sedang dibutuhkan sebagai sesama negara berkembang, barang dan sumber daya manusia. Dalam upayanya mengembangkan program bantuan internasional, Thailand lebih menggunakan istilah mitra dibandingkan dengan donor karena pemerintah Thailand menerapkan prinsip kesetaraan.
Penulis: Farra Fauziah Nurrahmah



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?