![]() |
Memperingati Hari Santri 2025,MWCNU Bugul Kidul Gelar pawai motor Ziarah, Bersama PRNU dan Banom NU Se-Bugul Kidul Untuk mengenang jasa para ulama dan Muasis lainnya |
PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM
Dalam rangka memperingati Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober 2025, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Bugul Kidul, Kota Pasuruan, menggelar pawai motor ziarah pada Minggu pagi, 19 Oktober 2025. Kegiatan ini dimulai dengan titik kumpul Tikum tanah wakaf,Kejobo,Jalan Majapahit, Kecamatan Bugul Kidul, dan diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat, khususnya warga Nahdliyin.
Acara ini dipelopori oleh panitia MWC NU yang dipimpin oleh Ketua M. Sa'dullah, SE, Rois M. Syaikhu, Katib Nur Ikhwan, dan Sekretaris Miftachul Amin. Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari seluruh organisasi di bawah naungan MWCNU, Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU), serta Badan Otonom (Banom) NU se-Kecamatan Bugul Kidul. Pawai ziarah ini menjadi wujud penghormatan kepada para ulama dan sesepuh NU yang telah berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam dan memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan.
Sebelum pawai dimulai, Ketua MWCNU, M. Sa'dullah, menyampaikan orasi yang menggugah semangat peserta untuk terus meneladani perjuangan para ulama. Dalam orasinya, beliau menekankan pentingnya menjaga warisan keilmuan dan akhlak mulia yang telah dicontohkan oleh para pendahulu. Acara pembukaan juga dihangatkan oleh sambutan penuh makna dari Ustadz Mudhofir, yang mengajak peserta untuk memaknai Hari Santri sebagai momentum memperkuat kebersamaan dan komitmen terhadap nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Rangkaian ziarah diawali dengan kunjungan ke makam KH. Basori di Kelurahan Kepel, Kecamatan Bugul Kidul. Doa ziarah di makam ini dipimpin oleh Ustadz Syaikhu, yang memohon keberkahan dan ampunan bagi almarhum serta seluruh umat Islam. Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju makam KH. Chumaidi Bin Abdul Majid, pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Ma'ruf Al-Hasaniyyah, Lecari. Tahlil di makam ini dipimpin langsung oleh Rois Syuriah PCNU Kota Pasuruan, KH. Abdul Halim Mas'ud, yang dengan khidmat memimpin doa bersama para peserta.
Pawai ziarah kloter ketiga mengunjungi makam KH. Sofyan Lutfi, pengasuh Pondok Pesantren Sabiluth Toyyib, Bugul Lor, Kecamatan Panggungrejo. Makam ini menjadi salah satu destinasi penting karena peran besar KH. Sofyan Lutfi dalam pendidikan dan pengembangan komunitas pesantren di wilayah tersebut.
Perjalanan dilanjutkan ke makam KH. Abdul Hamid, yang akrab disapa Mbah Hamid, di Alun-alun Pasuruan. Mbah Hamid, pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah, Kebonsari, Panggungrejo, dikenal sebagai tokoh ulama yang disegani di Kota Pasuruan.
Rombongan kemudian menuju makam Sayyid Hasan Sanusi, atau lebih dikenal sebagai Mbah Slagah, di Astana Pekuncen, Jalan Pahlawan, Kecamatan Panggungrejo. Kehadiran di makam ini menjadi momen refleksi atas kontribusi besar beliau dalam dakwah dan pendidikan Islam.
Ziarah berlanjut ke makam KH. M. Machfudh Chafidh, sesepuh sekaligus mantan Ketua PCNU Kota Pasuruan yang wafat pada 8 Agustus 2020. Makam beliau terletak di TPU Karangwingko, Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Purworejo. Kunjungan ini menjadi pengingat akan dedikasi KH. Machfudh dalam memimpin organisasi NU dan memperjuangkan nilai-nilai keumatan.
Rombongan juga mengunjungi makam KH. Alim Sya'roni di Jalan Mancilan Raya, Kelurahan Pohjentrek, Kecamatan Purworejo. Makam ini menjadi salah satu titik ziarah yang penuh makna karena peran besar beliau dalam menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut.
Ziarah ditutup dengan kunjungan ke makam KH. Abdurrokhman, salah satu pendiri NU di wilayah Bugul Kidul, yang dimakamkan di dekat putranya, Abdullah. KH. Abdurrokhman dikenal sebagai ulama kharismatik yang memiliki peran penting pada masa penjajahan Belanda.
Kehadiran di makam ini menjadi penutup yang penuh hikmah, mengingatkan peserta akan perjuangan para ulama dalam menjaga keimanan dan kebangsaan di tengah tantangan zaman.Kegiatan pawai motor ziarah ini tidak hanya menjadi ajang untuk mengenang jasa para ulama, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga NU dan masyarakat Bugul Kidul.
Dengan semangat Hari Santri 2025, peserta diajak untuk terus mengamalkan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pendahulu, baik dalam kehidupan beragama maupun bermasyarakat. Acara ini berlangsung dengan khidmat dan tertib, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta.(DM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?