Rektor UIN Malang Prof. Ilfi Nur Diana bersama Menteri Agama Nasaruddin telah menyampaikan dukungan moral kepada Korban Tragedi Al Khoziny
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, S.Ag., M.Pd., menyatakan komitmen kampusnya untuk memberikan golden ticket bagi para korban tragedi Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Sebuah langkah empati dan dukungan UIN Malang terhadap dunia pesantren yang tengah berduka, Senin 6/10/2025.
“Untuk Al Khoziny, kami sudah datang memberikan bantuan moral bersama Pak Menteri Agama pada Selasa lalu. Ke depan, kami juga akan turun langsung memberikan trauma healing bagi para santri,” ungkap Prof. Ilfi dalam keterangan pers di ruang Rektor UIN Malang, Senin (6/10/2025).
Menurutnya tragedi di Al Khoziny menjadi keprihatinan, tidak hanya bagi masyarakat Sidoarjo, tetapi juga bagi dunia pendidikan Islam, pesantren khususnya.
“Sebagai bentuk dukungan jangka panjang, kami akan menambah kuota golden ticket khusus untuk para korban tragedi Al-Khoziny di Buduran agar bisa melanjutkan studi di UIN Malang pada tahun 2029 mendatang,” tegasnya.
Kunjungannya ke Pondok Pesantren Al Khoziny selasa lalu dilakukan bersama Menteri Agama RI Dr. Nasaruddin bersama jajaran Kanwil Kemenag Jawa Timur dan jajaran pimpinan UIN Malang. Rombongan diterima langsung oleh pengasuh pondok, yang menyampaikan kondisi terkini pasca tragedi.
Rektor Ilfi menuturkan, tragedi tersebut menjadi momentum refleksi bagi perguruan tinggi Islam untuk lebih hadir di tengah pesantren.
“Selama ini kita banyak berbicara tentang sinergi pesantren dan perguruan tinggi. Maka, saat seperti inilah UIN Malang harus benar-benar hadir. Kami tidak hanya memberi bantuan, tetapi juga solusi,” ko jelasnya.
UIN Malang, kata Ning Ilfi, telah menyiapkan tiga langkah strategis dalam pendampingan pesantren ke depan.
Pertama, pendampingan manajemen konstruksi agar pembangunan pesantren lebih aman dan ramah lingkungan.
Kedua, trauma healing dan konseling psikologis bagi para santri dan pengasuh untuk memulihkan kesehatan mental mereka.
Ketiga, penguatan konsep eco-pesantren, yaitu upaya mewujudkan pesantren yang hijau, sehat, dan berkelanjutan.
“Kami punya Fakultas Teknik, dengan program studi teknik sipil, arsitektur, dan lingkungan. Mahasiswa kami yang sudah masuk tahap kerja lapangan bisa diterjunkan langsung ke pesantren untuk membantu perencanaan dan pembangunan fasilitas yang aman. Dosen pun akan ikut mendampingi,” jelasnya.
Rektor perempuan pertama UIN Malang itu juga menegaskan bahwa kampusnya siap bersinergi dengan pesantren secara berkelanjutan.
“Pesantren adalah lembaga pendidikan yang sangat mandiri, yang hidup dari keikhlasan para kiai dan santrinya. Maka kami merasa perlu hadir, memberi dukungan akademik, teknis, dan moral,” tutur Prof. Ilfi.
Menurutnya, program golden ticket ini bukan sekadar penghargaan, tetapi wujud nyata keberpihakan UIN Malang terhadap pendidikan Islam berbasis pesantren.
“Kami ingin memastikan bahwa para santri yang kehilangan kesempatan belajar karena tragedi tidak kehilangan harapan untuk masa depan mereka,” ucap Ning Ilfi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?